Polda Metro Jaya berhasil mengungkap sindikat judi online yang melibatkan satu keluarga: ayah, ibu, dan tiga anak mereka. Keluarga bandar judi online ini mengoperasikan aplikasi Royal Domino dan memperkerjakan 18 orang sebagai admin. Para admin ini sebagian besar adalah teman dari anak-anak keluarga tersebut, dan mereka telah menjalankan operasi ini sejak tahun 2022.
Dalam kurun waktu tersebut, sindikat ini berhasil meraup omset sebesar 80 miliar rupiah dari penjualan chip untuk taruhan judi online. Uang hasil kejahatan tersebut digunakan untuk berbagai keperluan pribadi dan memperluas operasi judi mereka.
Selain menangkap keluarga tersebut, polisi juga menahan belasan tersangka yang terlibat sebagai admin. Penangkapan ini merupakan bagian dari upaya besar-besaran Polda Metro Jaya untuk memberantas praktik judi online yang semakin merajalela.
Menurut keterangan polisi, sindikat ini sangat terorganisir dan menggunakan berbagai cara untuk menghindari deteksi. Namun, dengan kerja keras dan dedikasi, pihak berwenang akhirnya berhasil membongkar jaringan ini dan menahan semua pelaku yang terlibat.
Kasus ini menunjukkan betapa luas dan kompleksnya operasi judi online, dan betapa pentingnya kerja sama antara pihak berwenang dan masyarakat untuk memberantasnya. Polisi mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan melaporkan setiap aktivitas mencurigakan terkait judi online
Video menarik lainnya
Polisi berhasil menggulung sindikat judi online, apresiasi diberikan kepada Komjen Fadil Imran atas aksi nyata…
https://www.youtube.com/watch?v=aVSvJ8NCRfo Gunawan Satbor ditangkap karena diduga mempromosikan judi online Konten TikTok viral mengundang kritik masyarakat…
Kominfo terapkan strategi memberantas judi online secara masif, menutup 187.000 situs dalam 20 hari, dan…
Tiktoker Gunawan Satbor promosi judi online. Ditangkap Satreskrim Polres Sukabumi atas dugaan ini, meski ia…
Dugaan oknum pegawai Komdigi membina situs judi online untuk meraup keuntungan besar hingga mencapai Rp8,5…
Ironisnya, skandal judi online semakin menguak dengan melibatkan belasan oknum pegawai Komdigi yang seharusnya memberantasnya.