Indonesia menghadapi masalah yang semakin meresahkan dengan perjudian online. Meskipun ilegal, praktik ini terus tumbuh dengan ribuan transaksi setiap hari. Berdasarkan data terbaru dari Kominfo, jumlah pemain judi online terus meningkat. Berapa besar transaksi yang terjadi? Berapa usia rata-rata pelaku? Dan apa upaya pemerintah untuk mengatasi masalah ini? Simak videonya sampai habis!
Kota pertama dalam daftar adalah Makassar, yang mencatat sekitar 100.000 transaksi judi online setiap bulannya. Rata-rata usia pelaku di sini adalah sekitar 25 hingga 35 tahun, mayoritas adalah kaum milenial. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah telah menutup ribuan situs judi online, namun tantangannya adalah kemunculan situs-situs baru dengan cepat. Sosialisasi tentang bahaya judi online juga mulai digencarkan di kota ini.
Medan berada di posisi kesembilan, dengan lebih dari 150.000 transaksi setiap bulan. Data menunjukkan bahwa rata-rata usia pelaku di kota ini juga berada di kisaran 20 hingga 30 tahun, dengan banyaknya pemain berasal dari kalangan muda yang tertarik oleh keuntungan cepat. Selain menutup situs, pemerintah juga berfokus pada pendekatan hukum yang lebih keras terhadap penyelenggara judi online di Medan, serta meningkatkan edukasi masyarakat tentang risiko keuangan dan hukum.
Selanjutnya, ada Palembang, di mana ada sekitar 200.000 transaksi judi online setiap bulan. Rata-rata usia pelaku adalah 25 hingga 40 tahun, dan banyak yang menganggap judi online sebagai cara cepat untuk menghasilkan uang di tengah tekanan ekonomi. Pemerintah telah menggandeng lembaga keuangan untuk memblokir transaksi yang dicurigai terkait dengan judi online. Selain itu, kampanye pencegahan bahaya judi online juga mulai menyasar kalangan pekerja muda.
Di kota besar seperti Surabaya, lebih dari 250.000 transaksi judi online terpantau setiap bulan. Rata-rata usia pemain adalah 20 hingga 35 tahun, di mana akses internet yang mudah dan tawaran bonus besar dari situs judi menjadi pemicu utama. Untuk melawan ini, pihak berwenang di Surabaya telah bekerja sama dengan provider internet untuk memblokir akses ke situs-situs tersebut. Mereka juga aktif melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah dan kampus tentang bahaya judi online.
Bandung mencatatkan lebih dari 300.000 transaksi judi online setiap bulan. Usia pelaku di sini sedikit lebih muda, berkisar antara 18 hingga 30 tahun, dengan kebanyakan pemain adalah mahasiswa dan pekerja muda. Di Bandung, upaya pemerintah fokus pada edukasi digital dan literasi keuangan untuk mengurangi ketergantungan pada judi online. Penyuluhan di sekolah-sekolah juga diperkuat untuk mencegah remaja terjerat sejak dini.
Sebagai kota wisata, Denpasar mencatat 350.000 transaksi per bulan. Usia rata-rata pemain adalah 25 hingga 40 tahun, dan banyak dari mereka adalah penduduk lokal maupun pekerja di sektor pariwisata yang terjerat iming-iming judi online. Pemerintah daerah Bali terus bekerja keras dalam memblokir akses ke situs judi online, terutama yang menyasar wisatawan asing dan penduduk lokal. Selain itu, patroli cyber juga dilakukan secara intensif.
Bekasi, kota penyangga Jakarta, mencatat lebih dari 400.000 transaksi judi online setiap bulannya. Pelaku utamanya berusia 20 hingga 35 tahun, dan akses mudah ke internet di kawasan industri menjadi salah satu alasan lonjakan judi online di kota ini.
Tangerang, salah satu kota dengan perkembangan teknologi yang pesat, mencatat 500.000 transaksi per bulan. Usia rata-rata pemain adalah 18 hingga 30 tahun, di mana kebanyakan pemain berasal dari kalangan pekerja muda. Pemerintah di Tangerang bekerja sama dengan provider internet untuk memblokir situs-situs judi. Selain itu, kampanye pencegahan terus digalakkan, terutama di kalangan pekerja kantoran.
Sebagai ibukota, Jakarta mencatat transaksi judi online terbesar kedua dengan lebih dari 700.000 transaksi per bulan. Usia pelaku di sini cukup bervariasi antara 20 hingga 40 tahun dari berbagai latar belakang, mulai dari pelajar hingga profesional. Untuk memerangi judi online, Jakarta telah meluncurkan cyber patrol yang bekerja 24/7 untuk menutup situs judi dan mengawasi transaksi mencurigakan. Selain itu, kampanye literasi keuangan juga terus diperkuat di berbagai level masyarakat.
Yang mengejutkan, Yogyakarta menduduki posisi puncak dengan transaksi judi online terbanyak, lebih dari 1 juta per bulan. Pelaku judi online di kota ini rata-rata berusia 20 hingga 35 tahun, mayoritas adalah mahasiswa dan pelajar yang tergoda oleh iklan-iklan judi online. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah bersama universitas di Yogyakarta telah menggalakkan program literasi digital dan pencegahan bagi mahasiswa terkait bahaya judi online.
Itulah 10 kota di Indonesia dengan transaksi judi online terbanyak menurut data dari Kominfo. Judi online bukan hanya merusak keuangan, tapi juga berdampak buruk pada masa depan generasi muda. Pemerintah terus berupaya memberantasnya, tapi kita juga harus bijak dalam menggunakan internet. Jangan mudah tergoda oleh iming-iming keuntungan cepat yang pada akhirnya bisa menghancurkan hidup kita.
Video menarik lainnya
Kapolri Siap Mundur Jika Terlibat Judi Online. Jenderal Listyo Sigit Prabowo tegaskan komitmennya dan instruksikan…
Polisi menangkap buron judi online di Komdigi. Tersangka berperan mengelola dana dan melindungi situs judi.…
Kapolri bongkar jaringan judi online internasional dengan modus baru. Perputaran dana mencapai Rp283 triliun dan…
Kisah nyata mantan penjudi online yang terjerat utang Rp300 juta hingga kehilangan calon istri, namun…
Polisi berhasil menggulung sindikat judi online, apresiasi diberikan kepada Komjen Fadil Imran atas aksi nyata…
https://www.youtube.com/watch?v=aVSvJ8NCRfo Gunawan Satbor ditangkap karena diduga mempromosikan judi online Konten TikTok viral mengundang kritik masyarakat…