Cerita Judi Online

(in) Counter Gambling: Strategi Efektif Meredam Judi Online di Indonesia

Shares
  • Kritik terhadap pemerintah tidak efektif, fokus pada solusi
  • Dampak judi online sangat destruktif, kerugian mencapai 665 triliun rupiah
  • Judi online merusak ekonomi negara dan masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah
  • Peran influencer dan marketing dalam penyebaran judi online
  • Pemberantasan situs judi online tidak efektif karena mudah bermunculan kembali
  • Solusi: Counter gambling – fokus pada edukasi masyarakat
  • Tiga langkah utama: penindakan, penyebaran informasi, dan pemulihan
  • Penindakan: sanksi tegas untuk influencer dan platform media sosial
  • Penyebaran: kampanye edukasi masif seperti program KB dan anti-narkoba
  • Pemulihan: fasilitas konseling untuk pecandu judi online

Cerita Lengkap

Halo warga sipil sekalian. Selamat datang kembali di channel Feri Irwandi dan bertemu kembali dengan gua Feri Irwandi. Dan di konten kali ini kita masih akan membicarakan seputar ruang digital kominfo dan judi online.

Oke, belakangan seperti yang teman-teman lihat dan tonton gitu, gua banyak sekali membuat konten yang mana isi kontennya itu berisi kritikan, masukan dan pertanyaan kepada regulator kita dan membahas soal bagaimana tindak lanjut yang dilakukan oleh pemerintah kita dan bagaimana kelambatan yang dilakukan oleh pemerintah kita. Di konten kali ini walaupun masih membicarakan tema yang sama, ini agak sedikit berbeda teman-teman, agak lebih kalem gitu.

Berbeda gimana ya? Perbedaannya adalah kalau di konten-konten sebelumnya lebih kayak kritik, masukan dan pertanyaan, tapi di konten kali ini gua akan fokus membahas solusi yang bisa diambil oleh pemerintah kita dalam menangani masalah judi online ini ya. Kenapa demikian? Karena kalau mau ngekritik ataupun marah ataupun kesal itu kayaknya enggak ada habis-habisnya deh. Selalu akan ada hal-hal gaib yang menakjubkan yang dilakukan oleh regulator kita.

Terakhir gua lihat Projo, kelompok relawan yang dibentuk oleh menkominfo kita pak Budi, itu baru ngetweet dan dia bilang kalau orang-orang yang minta Pak Budi mundur adalah buzer-buzer yang di-hire oleh Bandar judi online. Saya cuma bilang Pak, saya mungkin adalah salah satu orang yang paling keras menuntut Bapak mundur dan dan saya juga mungkin adalah salah satu orang paling keras dalam melawan judi online. Saya melakukannya udah lebih dari setahun. Kenapa saya lakukan? Karena ya fungsi Bapak tidak jalan gitu. Tapi ya sudah, jangan kita bahas.

Kalau mau marah ya kita bakal marah terus, kalau mau kesal kita bakal kesal terus gitu. Jadi balik lagi, mari kita fokus pada solusinya. Gua harap apa yang gua buat di konten ini bisa memberikan sumbangsih yang positif dan dampak yang baik kepada masyarakat ataupun pemerintah dalam menindak lanjuti atau menangani masalah judi online ini. Jadi tunggu apa lagi, mari kita lakukan.

Kayaknya gua enggak perlu panjang lebar ngomongin soal dampak judi online di masyarakat Indonesia. Kita semua sudah sama-sama tahu betapa buruknya, betapa destruktifnya, betapa merusaknya. Ya destruktif sama merusak sama sebenarnya. Kalau kita lihat by number, ya udah lebih dari 665 triliun uang masyarakat Indonesia itu menguap di judi online ya. Tidak berputar di masyarakat tapi terbang ke luar negeri, hilang, gone.

Jumlah 665 triliun itu sudah bisa dipakai untuk membangun 1,5 IKN atau mau menggantikan 20% dari alokasi APBN terhadap dana pendidikan. Jadi ini jumlah yang sangat-sangat besar dan jika ini terus dibiarkan seperti yang pernah gua bilang sebelum-sebelumnya ya, bukan hal mustahil atau bukan dagelan lagi kalau Indonesia bisa aja jatuh tuh dalam resesi atau bahkan krisis karena judi online ini. Jadi ya perlu penanganan yang sangat serius.

Lebih buruk lagi kalau kita lihat, kita bedah datanya, kita lihat angkanya, ternyata dampak paling besar atau dampak paling buruk itu dirasakan oleh golongan masyarakat berpenghasilan rendah atau menengah ke bawah ya. Dan ketika kita telusuri lagi ternyata ditemukan fakta bahwa judi online ini tidak cuma merusak masyarakat dewasa atau orang yang sudah cukup umur tapi juga anak kecil. Jadi mulai banyak anak kecil yang main judi online.

Itulah kenapa beberapa waktu yang lalu gua melakukan perang habis-habisan. Gua expose, gua lawan para streamer atau para gamer yang mempromosikan judi online kepada para penontonnya. Mereka tahu penonton mereka anak-anak, mereka tahu sebagian besar dari yang melihat mereka live itu anak-anak, tapi mereka masih melakukan hal sehina itu gitu ya. Bersekongkol dengan Bandar judi terus mempromosikan judi online dengan bungkus saweran streamer ya. Kalau ditelusuri lebih dalam sebenarnya gampang kok nge-track-nya gitu, tapi ya sudahlah.

Nah mengingat beberapa hal yang tadi gua sudah jelasin, kayaknya kita sudah sama-sama sepakat bahwa diperlukan tindakan yang akurat dan efektif dalam menangani masalah judi online ini. Dan yang jadi persoalannya adalah apa yang gua pantau, apa yang gua observasi, apa yang gua lihat dan apa yang gua amati dari tindak lanjut yang dilakukan pemerintah dalam memberantas judi online ini, gua rasa belum cukup tepat.

Untuk menemukan solusi atas suatu masalah kita perlu dulu mengidentifikasi masalah itu dengan tepat gitu loh. Kita perlu mendiagnosis masalah itu dengan tepat supaya kita bisa menyusun penyelesaian yang tepat ya. Dan masyarakat sudah kehilangan banyak karena judi online ya, dari mulai harta benda, pekerjaan, hidup atau bahkan nyawa. Dan itu tidak cuma menyangkut nyawa mereka sendiri tapi juga menyangkut nyawa orang-orang yang mereka cintai.

Dari apa yang gua simpulkan selama mempelajari masalah ini dan mencari solusinya, gua sampai pada kesimpulan ternyata pemerintah kita dan mungkin kita sendiri sudah salah dalam melakukan identifikasi masalah sehingga tindakan yang dilakukan dalam menanggulangi judi online ini tidak pernah benar-benar efektif.

Oke gua jelaskan dengan sederhana ya teman-teman. Kalau kita membicarakan soal judi berarti kita membicarakan sejarah panjang peradaban umat manusia. Kenapa demikian? Karena umurnya sama tuanya dengan peradaban manusia tadi. Judi itu ada selama ribuan tahun dan sampai sekarang enggak pernah benar-benar bisa lenyap ya. Ini adalah behavior yang sama tuanya dengan peradaban manusia. Selama manusia masih ada maka selama itu pula akan selalu ada orang-orang yang mempertaruhkan hidupnya.

Nah lebih spesifik lagi kalau kita bicara judi online. Supaya teman-teman ketahui dan sadari, judi online itu bukan barang baru yang ada di Indonesia, bukan baru ada tiga atau 4 tahun belakangan. Enggak, judi online itu udah ada dari sejak gua remaja gitu. Bahkan mungkin dari sejak gua kecil. Dari tahun 2000-an, 2007, 2008, 2009 orang sudah main judi online. Biasanya di warnet-warnet bentuknya bisa poker, rolet, kasino dan lain sebagainya. Cuma para pelakunya, para pemainnya dulu orang yang sangat-sangat terbatas atau sangat-sangat sedikit karena ya wadahnya berubah, gadgetnya berubah, zamannya pun juga berubah.

Terus apa yang membedakan judi online waktu itu sama sekarang? Yang paling signifikan membedakan kedua hal ini adalah marketingnya. Nah dari sini kita bisa lihat kalau di judi online zaman dulu itu enggak ada tuh namanya iklan judi online di platform media sosial, enggak ada yang namanya akun dengan watermark judi atau enggak ada influencer yang mempromosikan judi online. Tapi sekarang itu semua dilakukan.

Salah satu hal yang paling besar pengaruhnya dalam penyebaran judi online di Indonesia adalah marketing. Ini ada dua spektrum yang paling gede. Pertama, ads di media sosial yang misalnya kalau lu buka Facebook atau lu buka YouTube ada iklan judi yang nongol sebelum lu nonton videonya dan mungkin akan muncul di video ini, I don’t know karena gua enggak bisa ngatur itu. Kedua dari para influencer atau public figure dari mulai artis macam Nikita Mirzani, Boy William, dari youtuber kayak Ericko Lim yang bahkan sempat ya dia melakukan rutinitas live streaming judi online slot tanpa tedeng aling-aling gitu, langsung direct.

Terus juga ada streamer-streamer Mobile Legends yang waktu itu gua buatin kontennya khusus gitu loh, yang mana mereka berkolusi dengan bandar judi untuk mempromosikan judi online tapi mereka bungkus dengan saweran di streaming gitu ya. Gua tahu, I know it. Dan mereka-mereka ini juga pihak yang paling berdosa ya karena ya anak-anak kecil yang gua riset, yang gua wawancarai itu hampir semuanya mengenal judi online dari para gamer dan streamer favorit mereka. Walaupun mereka bilang udah tobat, menyesal dan lain sebagainya, dampak kerusakannya masih ada sampai sekarang.

Sekarang sebagian besar dari orang-orang ini memang tidak melakukan promosi judi online lagi tapi ya nasi sudah jadi bubur kan. Perusakannya sudah menjalar dan sulit diperbaiki. Sudah sampai di tahap promosi sudah tidak dibutuhkan lagi dan sudah sangat terlambat untuk dicegah.

Nah kalau kita bicarakan ini lebih lanjut, udahlah judi ini enggak akan pernah mati. Jumlah situsnya di luar itu ada puluhan juta, servernya ada di luar negeri dan ketika mati satu itu akan tumbuh 1000 atau 100.000 atau sejuta. Memburu sumbernya, memburu bandarnya, menutup situsnya jelas hal yang baik untuk dilakukan tapi enggak akan mengurangi apapun. Ini kayak kita memukul angin ya.

Jadi kayak Kominfo yang selalu membanggakan ada 3 juta situs judi online yang mereka take down. Ya gua enggak bilang itu hal yang buruk dan itu memang harus dilakukan tapi itu enggak menyelesaikan masalahnya sedikit pun karena Kominfo pun sadar kalau itu adalah hal yang sia-sia. Hanya dengan satu VPN gratisan semua selesai gitu loh. Dan mau mereka take down sebanyak apapun, misalnya satu hari mereka take down 1000 situs maka di hari yang sama akan muncul 100.000 situs ya. Kayak mukul angin lah.

Merasa hilang harapan? Tahan dulu. Semua memang kelihatan sangat suram teman-teman tapi gini loh, bukan berarti tidak ada yang bisa dilakukan pemerintah. Bukan berarti pemerintah harus pasrah. Bukan berarti regulator kita kehilangan harapan untuk meredam penyebaran judi. Sebenarnya masih ada yang bisa dilakukan oleh pemerintah kita jika mereka memang punya niatan yang benar untuk memberantas judi online.

Yang harus dilakukan pemerintah kita adalah melihat bigger picture-nya, melihat masalah ini secara holistik dan sedikit memindahkan perspektifnya. Coba bayangin di kepala teman-teman, mau ratusan atau miliaran situs judi online tersebar di internet, mau ribuan influencer yang promosi, mau ratusan ribu Bandar yang berkeliaran di Republik ini, tapi kalau masyarakatnya sudah teredukasi dengan baik, sudah paham kalau judi online tidak lebih dari sistem penipuan yang akan memberikan kerugian yang besar kepada mereka, akan menghancurkan hidup mereka, akan mengambil hal-hal berharga dari diri mereka. Maka mau sebanyak apapun situs yang ada di luar sana, mau sebanyak apapun influencer yang terlibat, mau sebanyak apapun Bandar yang berkeliaran, semua itu tidak ada artinya.

Jadi kunci sebenarnya dalam meredam penyebaran judi online ini tak lain tak bukan adalah sosialisasi dan edukasi. Lalu bagaimana cara melakukannya? Jawabannya adalah counter gambling. Kenapa namanya counter gambling? Ya karena gua belum dapat nama yang lain aja. Jadi gua nyusun semacam strategi dan taktik yang mana strategi dan taktik ini isinya adalah PR move dalam menangani penyebaran dan meredam dampak buruk judi online di masyarakat.

Jadi fokus pemberantasan yang awalnya berpusat pada situs, Bandar ataupun pelaku, kita shifting kepada korban, masyarakat yang lebih luas baik yang sudah ataupun belum terdampak. Karena logikanya kayak tadi, mau judi online sebanyak apapun kalau masyarakatnya lebih paham bahwa judi online adalah sistem penipuan yang enggak mungkin mereka menangkan, maka gua optimis penyebaran judi online ini dapat kita redam karena mereka akan mati sendiri gitu.

Nah di dalam counter gambling ini ada ada tiga part yang paling signifikan. Yang pertama penindakan, kedua penyebaran, ketiga pemulihan. Kita mulai dari yang pertama yaitu penindakan. Di sini pemerintah bisa langsung tegas untuk melakukan tindakan-tindakan yang akan membuat mereka didukung oleh masyarakat.

Salah satunya adalah memberikan sanksi atau konsekuensi kepada para influencer, public figure, artis, apapun namanya yang pernah terafiliasi atau sedang terafiliasi dalam mempromosikan judi-judi online ini. Dan sebenarnya kan buktinya berseliweran di internet ya. Mereka ini harus dikasih sanksi dan dikasih tindakan. Mereka ini harus dikasih sanksi dan tindakannya, tindakannya berupa konsekuensi hukum misalnya ataupun hal-hal lain yang memberikan efek jera yang luar biasa. Contohnya take down akun.

Nah ini sebenarnya kan bisa dilakukan oleh Kominfo dan beberapa kali sudah dilakukan kepada akun-akun yang dianggap memprovokasi atau melakukan hate speech kepada pemerintah. Beberapa kan di-takedown gitu. Nah kenapa ini enggak digunakan untuk menekan para influencer yang terafiliasi judi online ini? Karena bagi seorang influencer, sosial media mereka itu kan alat mereka cari makan. Sementara ataupun permanen ya, itu pemerintahlah yang urus. Tapi jadi ketika akun mereka ditangguhkan walaupun sementara, itu sudah memberikan efek jera yang luar biasa. Dan kalau mereka bisa melakukan lagi ya tinggal di-takedown secara permanen gitu. Dan pemerintah punya kuasa dan power untuk melakukan ini. Yang jadi pertanyaan, kenapa enggak pernah dilakukan?

Nah karena faktanya ini tidak pernah dilakukan, maka jangan marah ataupun jangan kesal ketika masyarakat sangat skeptis atas tindakan yang dilakukan oleh pemerintah, terlebih untuk oleh Kominfo itu sendiri. Nah selain akun-akun yang terafiliasi di-takedown, pemerintah juga harus berkoordinasi dan memberi arahan yang clear serta tegas kepada platform media sosial yang masih mengizinkan iklan judi berseliweran kayak di Facebook, YouTube ataupun Instagram. Dan sampai detik ini masih kita lihat dan pemerintah juga punya power soal ini kan karena mereka mau enggak mau harus tunduk pada regulasi dan kasih sanksi yang nyata ketika mereka melanggar ini gitu.

Nah ketiga, tetap lakukan takedown content, tetap lakukan pemburuan pada para Bandar, tapi setelah semuanya ini dilakukan, publikasikan hal-hal ini secara rutin gitu. Dan berkala kepada masyarakat. Jadi balik lagi political will-nya akan terlihat.

Nah setelah penindakan, kedua adalah penyebaran. Gua mau tanya ke teman-teman, seberapa sering kalian melihat materi publikasi, baliho, iklan TV, iklan media sosial yang mengedukasi orang-orang tentang betapa berbahayanya judi online? Kalau gua enggak pernah dan ini benar-benar tidak pernah dilakukan oleh pemerintah kita. Padahal kalau kita berkaca pada zaman dulu, Kominfo itu seharusnya punya tugas untuk menjadi corong suara pemerintah dan institusi yang bertanggung jawab dalam mengedukasi masyarakat gitu loh.

Success story-nya juga ada. Kita balik lah tahun 90-an awal gitu, gimana pemerintah mengedukasi masyarakat tentang pentingnya program Keluarga Berencana yang awalnya ditanggapi dengan skeptis tapi ternyata itu berdampak positif buat seluruh masyarakat. Dan itu juga menjadi salah satu faktor kenapa kita bisa masuk ke bonus demografi seperti hari ini. Terus juga awareness soal virus HIV AIDS yang mana dulu orang sangat tabu membicarakan ini atau sangat tabu ketika mendengar hal ini. Tapi dengan edukasi yang tepat, dengan publikasi yang masif, orang-orang mulai sadar, “Oh ternyata gini toh HIV AIDS yang sebenarnya.” Dan itu benar-benar dilakukan oleh pemerintah di tahun 2000-an.

Atau yang paling mudah diingat, apalagi kalau bukan perang narkoba. Ketika masalah narkoba itu jadi sesuatu yang besar banget di Indonesia, di setiap baliho, di setiap TV kita melihat dan mendengar ajakan orang-orang untuk menjauhi narkoba. Betapa berbahayanya narkoba dengan berbagai bentuk dan kemasan serta kreativitas. Harusnya ini juga dilakukan untuk judi online gitu. Kasih success story orang-orang yang keluar dari judi online, kasih ilustrasi betapa hancurnya hidup lu karena judi online, bikin sarana edukasi tentang penipuan dalam judi online.

Nah ketika materi-materi ini siap, sebarkan dengan cara yang masif dari baliho, iklan TV, iklan medsos sampai SMS blast. Jadi ya seperti yang sering dicibir masyarakat ya, Kominfo mengatasi judi online dengan SMS blast yang isinya pantun. Ya gua enggak mempermasalahkan SMS blast-nya karena itu masih efektif apalagi untuk menjangkau masyarakat-masyarakat yang tinggal di daerah terpencil ya. Tapi isinya, kalau misalnya materi publikasi yang bagus ini udah lu siapin dari awal, SMS blast itu bisa digunakan untuk mengantarkan materi ini. Misalnya link videonya, link iklannya, link website-nya, atau link modulnya sehingga masyarakat bisa mengakses dan awareness-nya tentang bahaya judi online ini semakin meningkat.

Ketiga, dilakukan pemulihan kepada para pelaku judi online yang sudah kecanduan. Dikasih fasilitas, dikasih konseling. Karena yang namanya kecanduan judi itu masalahnya bukan lagi soal kebiasaan tapi sudah medis. Itu gua temukan dalam beberapa riset, dalam beberapa buku yang gua baca ataupun video yang gua tonton ya. Untuk pelaku judi online, chemical di otaknya itu sudah berubah gitu loh. Dan mereka merasakan sensasi kemenangan dan mereka merasakan sensasi kebahagiaan itu bukan lagi soal menang atau kalah. Dalam proses menuju itu pun mereka sudah merasakan hal itu sehingga mereka makin kecanduan lagi, kecanduan lagi dan kecanduan lagi.

Tiga hal ini aja dijalankan secara berbarengan dan benar-benar gitu, maka gua yakin ini akan memberikan dampak positif dan menyelamatkan banyak sekali nyawa. Gua sangat terbuka dengan segala masukan dan gua sangat-sangat kooperatif bila ada yang bisa gua lakukan untuk membantu masalah ini.

That’s it. Semoga apa yang gua bicarakan ini jadi sesuatu yang bermanfaat. Semoga ada orang pemerintah yang nonton dan mengambil inti sarinya atau mengambil hal-hal baik yang bisa dilakukan. Gua enggak berharap kredit ataupun fee ataupun bayaran ataupun jabatan dan lain sebagainya. Tapi ketika memang ada yang bisa gua lakukan untuk hal ini ya, maka gua akan lakukan dengan sepenuh hati gitu.

Jadi itu aja dari gua. Semoga konten ini bermanfaat. Sampai jumpa di konten selanjutnya. Siap!

Video menarik lainnya