- 16 pegawai Komdigi terlibat dalam skandal perlindungan situs judi online.
- Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik menyebut kasus ini sebagai momentum pembersihan internal.
- Prabu Revolusi mengapresiasi Satgas Judi Online dan aparat kepolisian atas tindakan cepat dalam mengungkap skandal ini.
- Setelah Satgas dibentuk pada Juni 2024, potensi transaksi judi online turun signifikan, dari 900 triliun menjadi 160 triliun.
- Komdigi telah men-take down lebih dari 5,4 juta konten terkait situs judi online.
Cerita Lengkap
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Digital, Prabu Revolusi, menyatakan bahwa kasus 16 pegawai di kementeriannya yang menjadi tersangka dalam skandal perlindungan situs judi online menjadi momentum bagi kementeriannya untuk melakukan pembersihan internal. Prabu juga mengapresiasi Satgas Judi Online yang telah mengungkap kasus ini.
“Oknum di Komdigi yang pada akhirnya tertangkap dan terkuak ke publik ini sebagai sebuah momentum untuk bersih-bersih dari dalam. Kita tahu bahwa modus melakukan kejahatan seperti ini bisa terjadi di mana saja, di luar ataupun di dalam kementerian. Kami mengapresiasi Satgas, dalam hal ini juga aparat kepolisian, yang langsung melakukan tindakan penangkapan dan penegakan hukum kepada oknum yang ada di kementerian. Walaupun itu berada di dalam kementerian, kami sangat mendukung, dan instruksi dari Bu Menteri sejauh ini sangat tegas dan solid, tidak pandang bulu. Jika ada oknum-oknum lain di Komdigi ataupun di lembaga lain, untuk segera disikat saja. Kita ingin perang terhadap judi online ini efektif.
Walaupun terjadi penurunan yang sangat signifikan, perlu diakui bahwa setelah Satgas dibentuk sejak Juni 2024, potensi transaksi judi online ini turun signifikan, dari 900 triliun menjadi sekitar 160-an triliun sekarang ini. Sisa-sisanya ini barangkali adalah tikus-tikusnya yang harus segera dibasmi dengan cara-cara yang luar biasa dan tidak hanya prosedural, langsung mengambil tindakan yang memang masuk ke sarangnya,” ujar Prabu.
Ketika ditanya apakah sebelumnya Satgas Judi Online yang dibentuk tidak mendeteksi kasus ini sedari awal, Prabu menjelaskan bahwa Satgas dibentuk pada bulan Juni 2024.
“Kami bekerja dengan mempelajari dan menganalisa modus-modus yang muncul terkait judi online ini. Selama beberapa bulan terakhir, kita melakukan segala upaya untuk bisa menurunkan potensi terjadinya transaksi judi online, apakah itu lewat penegakan ataupun juga pencegahan. Di pencegahan, Komdigi merupakan Satgas di pilar pencegahan. Salah satu tugas kami adalah melakukan patroli siber dan juga take down terhadap konten, situs, aplikasi yang berhubungan dengan judi online. Dari sekian juta alamat situs konten terkait judi online, sudah lebih dari 5,4 juta konten yang kita take down atau situs yang kita take down terkait judi online. Sisa-sisanya ini yang terus kita coba untuk telusuri di mana sangkarnya. Prosesnya butuh waktu. Pada saat kita melihat bahwa ada anomali, ada hal-hal yang tidak beres, kita bahas di Satgas bahwa ini ada masalah dalam hal penegakan atau pemutusan akses ini. Kemudian aparat bergerak, ternyata masuk ke sarangnya,” jelas Prabu.
Video menarik lainnya
-
(in) Ironi Skandal Judi Online yang Melibatkan Oknum Pegawai Komdigi
-
(in) 6 Pegawai Komdigi Terlibat dalam Skandal Perlindungan Situs Judi Online
-
(in) Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid Terkejut: Anak Buahnya Terlibat Skandal Judi Online
-
(in) Skandal 1.000 Situs Judi Online Tidak Diblokir oleh Pegawai Komdigi, Imbalan Rp 8,5 Miliar per Bulan
-
(in) 1.000 Situs Judi Online Tidak Diblokir, Imbalan Rp 8,5 Miliar per Bulan