Judi online telah menjadi salah satu akar dari banyak masalah kriminal dan perilaku negatif di Indonesia. Diperkirakan lebih dari 400.000 anak-anak tanpa sadar terjerumus dalam praktik ini, sering kali bermula dari bermain game. Di Surabaya, sebuah kampus telah mengembangkan aplikasi yang bisa lakukan edukasi judi online agar anak-anak agar terhindar dari bahayanya, dengan fokus pada para pelajar dan santri.
Tahun ini saja, berbagai berita kriminal terkait judi online muncul, mulai dari kasus bunuh diri, pembunuhan, hingga dugaan pembakaran yang melibatkan polisi wanita dari Mojokerto yang diduga membakar suaminya, sesama anggota polisi. Judi online bukan hanya berdampak pada ekonomi tetapi juga mengganggu ketenteraman masyarakat.
Data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menunjukkan bahwa pada tahun 2023, transaksi judi online mencapai angka fantastis yaitu Rp327 triliun. Lebih mengkhawatirkan lagi, data demografi menunjukkan bahwa banyak pelaku judi online adalah anak-anak, dengan sekitar 400.000 anak-anak Indonesia terpapar judi online.
Indonesia memang salah satu negara dengan pengguna internet tertinggi di dunia. Berdasarkan survei Google, jumlah ponsel di Indonesia mencapai 354 juta, melebihi populasi negara yang berjumlah 278 juta jiwa. Penggunaan internet oleh generasi muda, termasuk anak-anak, didominasi oleh permainan online. Sayangnya, game ini sering kali membuka jalan menuju judi online, baik melalui link yang mencurigakan atau pencurian data.
Melihat masalah ini, dosen dan mahasiswa Teknik Informatika Institut Teknologi 10 November Surabaya ikut berupaya memerangi bahaya cyber seperti judi online dengan membuat game edukasi bernama Cyber NewUB. Game ini membantu pemain mengenali tanda-tanda phishing, salah satu bentuk pencurian data yang kerap dikaitkan dengan judi online.
Dalam game ini, pengguna berperan dalam situasi di mana mereka harus mengidentifikasi situs yang aman dan yang berpotensi mencuri data. Visual yang menarik dan simulasi interaktif membuat game ini mudah dipahami oleh pengguna, bahkan oleh generasi muda seperti Gen Z.
Game ini juga sudah diunduh oleh ribuan pengguna, baik dalam negeri maupun luar negeri, serta digunakan oleh institusi pendidikan dan pesantren, seperti di Pesantren Alhidayah Krian, Sidoarjo. Dengan pendekatan teknologi, anak-anak lebih mudah menerima dan memahami bahaya judi online.
Sinergi untuk memerangi judi online tidak berhenti di situ. Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Timur juga berperan aktif dalam memantau dan memblokir portal judi online. Mereka menggunakan sistem yang memungkinkan pemantauan dan pengambilan tindakan tegas terhadap situs yang terindikasi judi online dalam waktu kurang dari 12 jam. Hingga tahun 2024, Diskominfo Jawa Timur telah menangani 138 indikasi judi online hanya dalam hitungan jam.
Pemberantasan judi online memang tidak hanya menjadi tugas pemerintah. Diperlukan sinergi dari berbagai pihak, mulai dari perguruan tinggi, tokoh masyarakat, hingga institusi pendidikan, untuk melindungi anak-anak Indonesia dari bahaya ini.
Video menarik lainnya
Kapolri Siap Mundur Jika Terlibat Judi Online. Jenderal Listyo Sigit Prabowo tegaskan komitmennya dan instruksikan…
Polisi menangkap buron judi online di Komdigi. Tersangka berperan mengelola dana dan melindungi situs judi.…
Kapolri bongkar jaringan judi online internasional dengan modus baru. Perputaran dana mencapai Rp283 triliun dan…
Kisah nyata mantan penjudi online yang terjerat utang Rp300 juta hingga kehilangan calon istri, namun…
Polisi berhasil menggulung sindikat judi online, apresiasi diberikan kepada Komjen Fadil Imran atas aksi nyata…
https://www.youtube.com/watch?v=aVSvJ8NCRfo Gunawan Satbor ditangkap karena diduga mempromosikan judi online Konten TikTok viral mengundang kritik masyarakat…