Cerita Judi Online

Budi Arie Tanggapi Isu Pegawai Komdigi Terlibat Judi Online

Shares
  • Pegawai Komdigi terlibat dalam menjaga 1.000 situs judi online tetap aktif dengan keuntungan mencapai Rp8,5 miliar per bulan.
  • Salah satu tersangka utama, HE, ditangkap sebagai bandar sekaligus agen yang menjaga situs tetap tidak diblokir.
  • Pemerintah telah memblokir 10.000 rekening dan ratusan ribu konten judi online.
  • Menteri Komunikasi dan Digital telah menonaktifkan pegawai yang terlibat dan menegaskan komitmen untuk mendukung penyidikan.
  • Budi Arie menegaskan tidak terlibat dalam kasus ini dan siap memberikan keterangan.
  • Pasien kecanduan judi online meningkat drastis, menjadi ancaman serius bagi masyarakat.

Cerita Lengkap

Ini adalah pil pahit yang harus diterima. Di dalam situasi ini, suasana memang mencekam. Jumlah personel kepolisian yang datang cukup banyak. Untuk itu, saya langsung memberikan tiga ukuran sebagai tanggapan. Pertama, apakah ada kesepakatan atau “deal”? Kedua, apakah ada perintah langsung dari saya? Ketiga, apakah ada aliran dana?

Pegawai Komdigi berhasil mengamankan 1.000 situs judi online dan meraup keuntungan hingga Rp8,5 miliar per bulan. Tidak heran jika judi online tumbuh subur. Saat ini, sudah ada 22 orang yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Tersangka terdiri dari 10 pegawai Komdigi, staf sipil, dan bandar judi online.

10 oknum pegawai Komdigi terlibat judi online diduga menyalahgunakan jabatan mereka dengan tidak memblokir operator judi online tertentu yang sudah mereka kenal. Dari 5.000 situs yang dikelola, sebanyak 1.000 situs tetap dijaga agar aktif. Dari aktivitas ini, salah satu pegawai mendapatkan keuntungan hingga Rp8,5 juta per situs, dengan total Rp8,5 miliar per bulan.

Komitmen kami, bersama dengan Kapolri, adalah untuk mendukung penyidikan. Kami membuka pintu selebar-lebarnya untuk proses pengembangan dan pertanggungjawaban. Hingga kini, identitas lengkap para tersangka masih dalam proses penyelidikan.

Demi kelancaran bisnis kotornya, para bandar judi online membayar pegawai Komdigi secara tunai dan melalui money changer. Salah satu DPO berinisial HE, yang juga pemilik situs judi online Keris 123, ditangkap di sebuah hotel di Jakarta Selatan. HE tidak hanya menjadi bandar, tetapi juga bertindak sebagai agen yang mencari pemilik situs judi lain yang ingin situsnya tetap aktif tanpa diblokir.

Polisi mengungkapkan bahwa pemilik situs judi harus membayar Rp23 juta hingga Rp24 juta agar situs mereka tidak diblokir. Berbagai barang bukti, aset, dan rekening tersangka telah disita dengan total nilai mencapai miliaran rupiah.

Menteri Komunikasi dan Digital, Mutia Hafid, mengungkapkan bahwa 11 pegawai yang terlibat judi online ini telah dinonaktifkan. Jika surat penahanan resmi telah keluar, mereka akan diberhentikan sementara dari status PNS.

Kasus ini terbongkar setelah penyelidikan situs bernama Sultan Menang. Dari dua tersangka awal, ditemukan keterlibatan pegawai Komdigi yang menyalahgunakan tugasnya. Budi Arie, mantan Menkominfo, menyatakan bahwa ia telah melakukan pencegahan dengan merotasi tim setiap tiga bulan. Ia juga menegaskan tidak terlibat dalam kasus ini dan siap memberikan keterangan kepada kepolisian.

Budi Arie menjawab tuduhan dengan memberikan tiga poin: tidak ada kesepakatan, tidak ada perintah, dan tidak ada aliran dana. Ia menyesalkan tindakan para pegawai yang mengkhianati kepercayaan institusi.

Judi online menjadi ancaman besar. Kepala Departemen Psikiatri RSCM, Dr. Christiana Sistie, mengungkapkan bahwa pasien kecanduan judi online meningkat drastis. Pada 2024, RSCM menerima hampir 100 pasien rawat inap, sementara pasien rawat jalan mencapai dua kali lipat dari jumlah tersebut.

Pemerintah melalui Kementerian Komdigi telah memblokir 10.000 rekening terkait judi online dan 283.230 konten judi di internet. Langkah ini didukung oleh OJK dan instansi terkait lainnya.

Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, meminta penegakan hukum yang tegas untuk memberantas judi online, narkoba, dan korupsi. Kasus ini menjadi momentum penting untuk membersihkan instansi pemerintahan dari oknum yang menyalahgunakan wewenang.

Namun, pertanyaannya tetap, kapan masalah ini benar-benar selesai? Dengan oknum yang masih melindungi praktik ini, apakah kita bisa melihat akhir dari permainan kotor ini, atau tetap terjebak dalam jerat judi online yang terus berulang?

Video menarik lainnya