Seorang selebgram asal Kabupaten Lombok Barat ditangkap oleh kepolisian dari Polres Mataram karena diduga membuat arisan fiktif di media sosial. Belakangan diketahui, hasil dari arisan fiktif ini digunakan pelaku untuk bermain judi online. Lagi-lagi, judi online membuat orang nekat melakukan apa saja. Di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, seorang selebgram membuat arisan fiktif yang memakan sekitar 17 korban.
Awalnya, pelaku yang merupakan selebgram Instagram ini membuat dua grup arisan dengan nama “Get Arisan 18 Juta Ayik” dan “Get Arisan 8 Juta”. Para korban diiming-imingi bisa mendapat uang arisan hingga mencapai Rp25 juta. Setelah dana arisan berputar, pelaku pun kabur. Namun, polisi berhasil menangkapnya. Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa pelaku melakukan aksi penipuan dengan berkedok arisan fiktif yang digunakan untuk bermain judi online.
Dalam setiap arisan tersebut, tersangka memasukkan tiga nama fiktif. Misalnya, satu arisan dengan hasil Rp18 juta, dia masukkan tiga nama fiktif dari 17 korban. Tersangka menyampaikan giliran siapa yang mendapat uang arisan, namun sebenarnya nama-nama tersebut adalah fiktif yang dimunculkan oleh tersangka. Setelah tiga bulan dana tersebut bergulir, pelaku kabur dengan uang tersebut. Ternyata, uang itu digunakan untuk berjudi. Nilai kerugian para korban mencapai hampir Rp100 juta. Polisi menegaskan tak menutup kemungkinan jumlah korban dan kerugian akan bertambah.
Video menarik lainnya
Bareskrim ungkap jaringan judi online H55.hiwin-ker yang gunakan merchant aggregator untuk transaksi, sita Rp14,6 miliar…
Bareskrim Polri ringkus WNA China dan tiga lainnya dalam kasus penggerebekan jaringan judi online, dengan…
Bareskrim Polri bongkar situs judi online dengan transaksi Rp14,6 miliar dan menetapkan empat tersangka
Dinas Pendidikan Tanjab Barat aktifkan imbauan cegah judi online di sekolah, dorong peran guru dan…
Jambi darurat judi online, puluhan ribu pelaku mayoritas anak usia sekolah. Perputaran uang capai Rp43…
Wagub Jambi tegaskan sanksi judi online di sekolah akan berat bagi kepala sekolah, guru, dan…