- Ratusan warung pecel lele dan warung makan Indonesia lainnya menjamur di Kamboja.
- Keberadaan warung-warung ini diduga untuk mendukung tenaga kerja Indonesia di industri judi online.
- Sekitar 100.000 warga negara Indonesia bekerja di Kamboja, banyak di antaranya di sektor judi online.
- Menjamurnya warung makan Indonesia mencerminkan adanya suplai dan permintaan dari komunitas Indonesia di Kamboja.
- Pemerintah khawatir dengan meningkatnya jumlah warga Indonesia yang bekerja di industri judi online di Kamboja.
- Industri judi online di Kamboja legal, namun melibatkan warga Indonesia dapat menjadi ilegal.
- Korban dari industri ini umumnya berasal dari kelas menengah ke bawah di Indonesia
Cerita Lengkap
Fenomena menjamurnya warung pecel lele di Kamboja menarik perhatian publik. Keberadaan ratusan warung makan ini diduga untuk mendukung tenaga kerja Indonesia yang bekerja di sektor judi online. Korban dari industri ini umumnya berasal dari kelas menengah ke bawah di Indonesia, sementara pekerjanya pun banyak berasal dari Tanah Air.
Warung pecel lele, soto Lamongan, angkringan, bakso, mie ayam, hingga nasi padang ditemukan di berbagai sudut Kamboja melalui aplikasi Google Maps. Keberadaan warung Indonesia ini tentu baik untuk mempromosikan kuliner Nusantara. Namun, menjamurnya warung makan Indonesia di Kamboja disorot karena lokasinya yang tak jauh dari markas judi online di sana.
Menjamurnya warung makan Indonesia di Kamboja dikaitkan dengan banyaknya warga negara Indonesia yang bekerja di sektor judi online di sana. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Menko Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar. Menurutnya, sekitar 100.000 warga Indonesia bekerja di Kamboja, banyak di antaranya di industri judi online.
Menurut sosiolog, keberadaan warung makan Indonesia seperti pecel lele menjamur di Kamboja karena adanya suplai dan permintaan. Semakin banyak orang Indonesia yang berada di suatu negara, maka kebutuhan akan makanan khas daerah asalnya pun meningkat. Namun, di kasus Kamboja, latar belakang pendidikan dan ekonomi para pekerja migran ini umumnya menengah ke bawah.
Pemerintah semakin khawatir dengan meningkatnya jumlah warga negara Indonesia yang tertarik bekerja di industri judi online di Kamboja. Meskipun industri ini legal di Kamboja, namun ketika mereka mengajak orang dari Indonesia untuk terlibat, hal itu menjadi ilegal. Selain motif ekonomi, ada juga kemungkinan terkait dengan tindak pidana perdagangan orang dan penipuan.
Selain pekerjanya dari Indonesia, korban dari industri judi online ini pun menyasar kelas menengah ke bawah di Tanah Air. Mengutip pernyataan Muhaimin Iskandar, jangan sampai uang ratusan triliun rupiah yang bersumber dari masyarakat menengah ke bawah mengalir ke negara lain. Fenomena warung pecel lele Kamboja ini menjadi cerminan kompleksitas permasalahan yang harus segera ditangani.
Video menarik lainnya
-
Guru SMP di Pangandaran Curi Komputer Sekolah untuk Judi Online
-
Judi Online Picu Perceraian di Cianjur, Suami Ceraikan Istri yang Habiskan Rp1 Miliar
-
Fenomena Warung Pecel Lele di Kamboja dan Kaitan dengan Industri Judi Online
-
Polisi Gerebek Markas Judi Domino di Mamasa Lima Pelaku Ditangka
-
Rocky Gerung Klarifikasi Pertemuan dengan Sufmi Dasco dan Isu Kompromi Politik