- Transaksi judi online di Indonesia pada 2025 mencapai Rp1.200 triliun, meningkat 22,32% dari tahun sebelumnya.
- Nilai transaksi judi online melampaui transaksi saham domestik yang mencapai Rp1.100 triliun hingga April 2025.
- Jumlah investor pasar modal meningkat dari 10,3 juta (2022) menjadi 15,7 juta (Maret 2025), namun transaksinya masih kalah dibandingkan judi online.
- IHSG menunjukkan kinerja positif pada Maret (naik 3,83%) dan April (naik 3,93%), namun minat masyarakat terhadap saham masih rendah.
- Beberapa emiten mencatatkan kenaikan signifikan, seperti WII (434,15%) dan DCI (281,95%).
- Masyarakat cenderung memilih judi online karena dianggap sebagai cara cepat untuk mendapatkan keuntungan, meskipun risikonya tinggi.
- Investasi saham yang resmi dan tercatat di OJK menawarkan peluang keuntungan yang lebih aman dan berkelanjutan
Cerita Lengkap
Sore hari ini, kita akan membahas salah satu emiten yang ada di Bursa Efek Indonesia. Namun, tidak hanya satu emiten saja yang akan kita bahas, melainkan juga fenomena judi online yang sedang hits saat ini.
Jika teman-teman investor memperhatikan, pada periode Februari hingga Maret kemarin, IHSG sempat mengalami perlambatan. Ternyata, transaksinya mulai beralih ke judi online. Seharusnya, mungkin orang-orang yang bertransaksi di judi online bisa pindah ke saham. IHSG sudah ke level 6 lebih dulu.
Berdasarkan data terbaru dari PPATK, mari kita lihat grafiknya. Berdasarkan data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan di tahun 2025, datanya memang mencengangkan. Pada tahun 2025 ini, transaksi judi online sudah mencapai Rp1.200 triliun. Angka ini naik sekitar 22,32% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp981 triliun.
Jika teman-teman perhatikan, angka transaksi judi online setelah COVID naiknya cukup pesat. Dari tahun 2020 sebesar Rp15,8 triliun, naik menjadi Rp104 triliun, lalu Rp327 triliun, dan di tahun 2025 sudah mencapai Rp1.200 triliun. Coba bayangkan, jika Rp1.200 triliun ini masuk ke pasar saham, seharusnya kita sudah pesta sejak bulan Februari atau Maret.
Kemudian, jika kita bandingkan transaksi judi online dengan saham domestik, kita bicara tentang investor lokal dulu karena otomatis judol ini tentu saja transaksinya juga dari dalam negeri saja. Jika kita lihat data sepanjang 2025, judi online mencapai Rp1.200 triliun, sementara untuk transaksi saham domestik hingga April 2025 mencapai Rp1.100 triliun.
Jika kita lihat perbandingannya, ini lebih tinggi judi online. Padahal, jika kita lihat transaksinya ini lumayan besar. Di judi online saja sudah mencapai Rp1.200 triliun, tapi saham hanya mencapai Rp1.100 triliun pada periode April 2025.
Kemudian, jika kita berkaca terhadap jumlah investor, kita bisa cek di slide selanjutnya. Jumlah investor di pasar modal setiap tahunnya mengalami kenaikan. Tapi, kok transaksinya masih kalah ya sama judi online?
Jika kita lihat, jumlah investor di pasar modal dari 2022 ke Maret 2025 mengalami peningkatan. Di tahun 2022 sebanyak 10,3 juta investor, 2023 sebanyak 12,16 juta investor, 2024 sebanyak 14,87 juta investor, dan hingga Maret 2025 mencapai 15,7 juta investor. Tapi sayangnya, meskipun ada kenaikan yang signifikan dari 2022, transaksinya ternyata belum mampu mengungguli judi online.
Kemudian, jika kita perhatikan, judi online tentu saja diisi oleh retail-retail atau transaksinya yang memang mulai dari kecil tapi dikumpulkan akhirnya menjadi banyak. Jika kita bandingkan dengan investor ritel di pasar modal, yaitu individual, di sini memang sekitar 99,71% porsi investor di pasar modal diisi oleh retail domestik, yaitu individual.
Jika kita lihat angkanya, mencapai 15,7 juta investor. Sisanya terdiri dari korporasi sebanyak 26.000, reksa dana 9.000-an, lainnya 5.500, dana pensiun 1.650, institusi keuangan 1.500, yayasan 12.200, asuransi 559, dan perusahaan sekuritas hanya 495. Jadi, memang didominasi oleh investor retail, tapi sayangnya transaksi judi online justru masih mengungguli transaksi saham.
Padahal, jika kita perhatikan, Bursa Efek Indonesia atau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di periode kemarin, yaitu Maret dan April, mencatatkan kinerja yang cukup baik. Yuk, kita lihat dari seasonality IHSG kita.
Jika teman-teman perhatikan, memang kita sempat mengalami koreksi yang cukup dalam di bulan Februari, yaitu di mana IHSG minus hingga 11,8%. Anggap saja kemarin kurang lebih Rp1.000 triliun saja masuk ke pasar saham, seharusnya mungkin Februari ini bisa ditutup di level yang lebih baik. Tapi sayangnya, ternyata sebagian masyarakat Indonesia masih lebih suka mencari cara kaya instan dengan cara judi online.
Kemudian, di bulan Maret sudah mulai membaik, IHSG naik 3,83%, di April juga naik 3,93%, dan di Mei ini seharusnya sudah mencapai 2% lebih hingga perdagangan hari ini di tanggal 6 Mei 2025. Tapi sayangnya, meskipun IHSG kita sudah menunjukkan level positif, sebagian masyarakat Indonesia sepertinya memang masih belum aware terhadap investasi saham.
Padahal, jika kita lihat, mungkin ada beberapa investasi saham yang mencatatkan kenaikan yang seharusnya tidak kalah jauh lebih baik dibandingkan transaksi judi online. Yuk, kita cek di slide selanjutnya.
Di sini, SBIS Indonesia Research telah merangkum 10 emiten yang kemarin memang mencatatkan kinerja yang cukup baik sepanjang 2025. Yang pertama ada emiten Hasyim, yaitu WII, di mana kenaikan sepanjang tahun 2025 mencapai 434,15%. Harga terakhir di tanggal 2 Mei 2025, market cap-nya sudah mencapai Rp5,16 triliun.
Kemudian ada DCI, ini saham termahal di Indonesia, mencapai harganya sekitar Rp160.000-an, di mana pergerakan secara year to date hingga 2 Mei 2025 mencapai 281,95%, atau market cap-nya sekitar Rp380,3 triliun. Ini cukup tinggi market cap-nya.
Kemudian ada PACK, di mana naiknya 272,3%, market cap-nya sudah mencapai Rp3,5 triliun. Kemudian ada INET, naiknya 231%, NICL 200%, DO terbaru 110%, emiten emas HARTA 86,4%, NAIC 84,8%, MINA 83%, dan DATA 81,29%.
Jadi, jika kita lihat, memang ternyata masyarakat Indonesia ini lebih senang berjudi online dibandingkan transaksi saham karena memang gap-nya cukup tipis. Harapannya, para teman-teman yang masih berjudi online sudah mulai aware karena transaksi saham ini, jika kita lihat, sebenarnya bisa jauh lebih menguntungkan asal kita paham dan tentu saja sudah resmi tercatat di OJK.
Video menarik lainnya
-
Fenomena Judi Online 2025 Lebih Diminati Dibanding Saham, Transaksi Capai Rp1.200 Triliun
-
Skandal Ribuan Prajurit TNI Terlibat Judi Online dan Penyalahgunaan Dana Kesatuan
-
Terungkap Modus Judi Online: Perusahaan Cangkang Jadi Alat Pencucian Uang
-
Bandar Judol Gelap Masih Bebas Berkeliaran
-
Tumpukan Uang Rp530 Miliar dan Mobil Mewah Sitaan Kasus Judi Online