- Seorang WNI tertipu tawaran kerja sebagai editor video di Kamboja.
- Sesampainya di sana, malah dijadikan marketing judi online.
- Bekerja di lingkungan yang penuh dengan komputer dan CCTV.
- Harus menghubungi banyak orang Indonesia untuk menawarkan judi online.
- Target harian: 100 transaksi dan 10 orang baru untuk deposit.
- Mengalami tekanan mental jika target tidak tercapai.
- Ada kasus penyiksaan terhadap pekerja yang melanggar aturan.
- Bekerja 12 jam sehari tanpa lembur.
- Harus membayar Rp23 juta untuk bisa pulang ke Indonesia.
- Akhirnya berhasil kembali ke tanah air setelah tujuh bulan
Cerita Lengkap
Awalnya, saya ditawari pekerjaan sebagai editor video untuk promosi hotel di Kamboja. Namun, sesampainya di sana, saya malah dijadikan marketing judi online. Tempat kerjanya seperti hotel biasa, tapi di dalamnya penuh dengan komputer dan CCTV. Saya harus menghubungi banyak orang Indonesia melalui WhatsApp, menawarkan mereka untuk bergabung dalam judi online.
Setiap hari, target saya adalah mendapatkan minimal 100 transaksi dan membawa 10 orang baru untuk deposit. Jika target tidak tercapai, saya mendapat tekanan mental, seperti dihina dengan kata-kata kasar. Bahkan, ada teman saya yang disiksa karena ketahuan mencuri uang perusahaan.
Saya bekerja selama 12 jam sehari, tanpa lembur. Untuk bisa pulang ke Indonesia, saya harus membayar tebusan sebesar Rp23 juta, yang katanya untuk biaya transportasi dan administrasi. Setelah tujuh bulan bekerja keras dan menabung, akhirnya saya bisa kembali ke tanah air.
Video menarik lainnya
-
Kisah Eks Admin Judi Online Kamboja Temannya Tewas Disetrum di Ruang Penyiksaan
-
Kisah WNI Terlantar di Kamboja – Disiksa dan Terjebak Kerja Ilegal
-
Perputaran Uang Judi Online Sentuh Rp 47 Triliun di Awal 2025
-
Mayoritas Pemain Judi Online Berpenghasilan di Bawah Rp5 Juta
-
5 Provinsi Teratas Transaksi Judi Online di Indonesia, Jakarta Bukan Nomor Satu