Data terbaru dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan bahwa mayoritas pemain judi online di Indonesia berasal dari kalangan berpenghasilan rendah. Sepanjang kuartal pertama tahun 2025, tercatat sebanyak 1.066.000 pemain judi online, dan 71% di antaranya memiliki penghasilan di bawah Rp5 juta per bulan.
Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana, menyatakan bahwa sebagian besar dari mereka sebenarnya membutuhkan penghasilan tersebut untuk keperluan lain yang lebih penting. Namun, mereka justru mengalokasikan sebagian besar pendapatannya untuk berjudi online. Hal ini menunjukkan bahwa praktik judi online telah menyasar kelompok masyarakat yang rentan secara ekonomi.
Lebih lanjut, Ivan menjelaskan bahwa banyak dari pemain judi online ini yang terpaksa berhutang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, karena sebagian besar penghasilannya telah habis untuk berjudi. Mereka bahkan meminjam uang dari layanan pinjaman online untuk menutupi kebutuhan dasar seperti makanan, pendidikan, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Fenomena ini menunjukkan betapa besar dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan oleh praktik judi online, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mengatasi permasalahan ini dan melindungi kelompok masyarakat yang rentan dari dampak negatif judi online.
Video menarik lainnya
Pembunuhan akibat kecanduan judi online terjadi di Pangkal Pinang, pelaku bunuh wartawan untuk menjual mobil…
Sindikat penjualan data pribadi untuk judi online di Jawa Timur terungkap, data dijual ke jaringan…
Kisah tragis pembunuhan pegawai BPS Halmahera Timur oleh rekannya yang pernah jadi pegawai terbaik Januari…
Pegawai minimarket di Pangkalpinang bobol brankas curi uang Rp52 juta untuk judi slot online dan…
Pegawai minimarket di Pangkalpinang nekat membobol brankas lalu pakai uang Rp52 juta untuk judi online…
Polisi ungkap motif pembunuhan wartawan di Pangkalpinang yang dilakukan karena kecanduan judi online. Pelaku mengincar…