Budi Arie Bantah Tuduhan Terima Uang Judi Online dan Singgung Partai Mitra Judol

Shares
  • Budi Arie membantah tegas tuduhan terima uang judi online.
  • Ia menantang pembuktian lewat PPATK atau audit forensik keuangan.
  • Menyebut ada framing politik yang menjadikannya kambing hitam.
  • Menyindir keberadaan istilah “Partai Mitra Judol” yang dinilainya absurd.
  • Tegaskan bahwa dirinya hanya menjalankan tugas Presiden untuk memberantas judi online.
  • Masyarakat disebut sudah tidak percaya pada tuduhan yang diarahkan padanya.
  • Sebut keberhasilannya menutup situs judi online terbanyak sepanjang sejarah.
  • Menyinggung adanya oknum yang menyembunyikan situs judi untuk laporan palsu.

Cerita Lengkap

Publik sedang digiring opininya, diframing, seolah-olah saya, Budi Arie, adalah gembong judi online. Padahal, saya adalah orang yang paling serius dalam memberantas judi online, loh.

Kalau dibandingkan dengan ketua umum partai, mereka bahkan tidak pernah bicara soal judi online. Saya sangat serius menindak tegas praktik ilegal ini. Soal aliran dana, kita bisa uji kok. Gimana caranya tahu saya tidak menerima aliran dana itu? Ya dicek saja, bisa pakai PPATK. Tanya langsung ke PPATK atau instrumen hukum lainnya, seperti Bareskrim. Silakan dicek, saya tidak masalah.

Buat saya, aliran dana itu bisa diperiksa dengan audit forensik keuangan atau mekanisme apapun. Tapi kan tetap harus ada bukti bahwa saya diuntungkan. Padahal, mereka sendiri sudah mengakui tidak ada satu pun yang pernah kasih duit ke saya. Baik langsung maupun tidak langsung, tidak ada aliran dana ke saya.

Jadi, kalau tidak ada yang ngasih dana, kenapa tuduhan ini tiba-tiba muncul? Ini artinya apa? Menurut saya, ini semua adalah bagian dari political game. Ada dua kata kunci di sini: “orang-orang” dan “political game”. Artinya ada pihak-pihak yang mengorkestrasi semua ini.

Apa yang mau diorkestrasi? Yaitu, framing bahwa saya adalah gembong judi online. Padahal saya paling serius memberantasnya. Tapi sekarang justru saya yang diframing seolah-olah pelindungnya. Ini semua kebalik-balik.

Mereka menyebut ada “Partai Mitra Judol”. Lah, PMJ itu partai apa? Nggak ada kan? Jadi jangan dibolak-balik seolah-olah saya yang di balik semua ini.

Saya merasa dijadikan kambing hitam. Padahal yang kena masalah itu bawahan saya. Saya ibaratkan begini: kalau ada Kapolsek bermasalah, apakah Kapolri langsung disalahkan? Belum tentu, kan? Sama halnya dengan menteri, di bawah saya masih ada direktur dan dirjen. Apakah saya langsung memerintah mereka? Tentu tidak. Ada sistem kerja dan struktur yang jelas.

Jadi, jangan dipelintir. Kami yang sedang serius memberantas judi online, malah dituduh jadi backing atau gembongnya. Tapi saya sekarang sudah banyak mendapat dukungan dari masyarakat. Mereka tahu saya tidak melindungi praktik judi online. Masyarakat juga percaya bahwa saya hanya jadi korban fitnah dari orang-orang yang punya kepentingan, untuk menutupi kebiasaan buruk mereka sendiri dalam berjudi online.

Apa dosa saya? Saya hanya menjalankan tugas Presiden untuk memberantas judi online. Itu misi utama saya. Saya setuju bahwa rakyat susah, dan banyak yang ditipu lewat praktik judi online. Judi online itu penipuan, titik.

Soal pencapaian, ketika saya menjabat di Kominfo, jumlah situs judi online yang kami berantas adalah yang terbanyak sepanjang sejarah. Silakan dicek datanya. Meskipun kemudian dirusak oleh ulah oknum yang menyembunyikan ribuan situs dalam laporan ke saya. Mereka lapor tutup 100 ribu situs, tapi ternyata ribuan situs lainnya malah dilindungi. Itu yang mencoreng upaya serius kita.

Video menarik lainnya