Video Bahasa Indonesia

Dampak Judi Online Rusak Finansial hingga Kejiwaan

Shares
  • Dampak judi online sebabkan kerugian finansial, gangguan kejiwaan setara pecandu narkoba, perceraian, kriminalitas, hingga bunuh diri.
  • RSCM rawat 100 pasien adiksi judi online (rawat inap) dan 200 (rawat jalan); tanda kecanduan: taruhan besar, gelisah, tak produktif. Dr. Waskitarwan: pecandu judi online alami gambling disorder, butuh obat dan psikoterapi seumur hidup; desain game picu kecanduan.
  • Hanifah Hasna: anak-anak terpapar via games, jadi agresif, bullying, hingga antisosial; peer pressure perparah penyebaran.
  • Pemerintah dinilai telat antisipasi; edukasi ke sekolah, regulasi ketat, dan penegakan hukum terhadap penyedia judi online diperlukan.
  • Pelaku judi online dianggap korban karena kurang regulasi; pencegahan dini via pendekatan keluarga dan sekolah sangat penting.

Cerita Lengkap

Dampak judi online tidak hanya merugikan finansial, tetapi juga mengancam kesehatan mental dan keharmonisan sosial masyarakat. Bahaya judi online tidak main-main. Setelah menghancurkan finansial pelakunya, dampak selanjutnya adalah merusak kejiwaan pelaku judi online. Hal ini terbukti dengan meningkatnya kasus gangguan kejiwaan akibat kecanduan judi online. Hanya efek judi online mengakibatkan kerusakan otak bagi pecandunya, bahkan kerusakan yang setara dengan pecandu narkoba. Pecandu judi hanya akan mengingat momen kemenangan, sementara momen saat dan menghabiskan banyak kerugian tidak diingatnya.

Jika judi sudah menjadi candu, maka kehidupan keseharian pelakunya akan terganggu. Tanda-tanda seseorang mengalami gangguan jiwa akibat judi dapat dilihat dari perubahan sikap, seperti bertaruh dengan uang yang jumlahnya makin besar, gelisah atau marah saat tidak berjudi, mulai tak produktif bekerja, mulai berutang, bahkan melakukan tindak kriminal. Bahkan, banyak di antaranya penyebab masalah ekonomi yang berujung pada perceraian. Saat ini, Indonesia darurat judi online. Pemerintah pun diminta tidak tinggal diam. Tim TV One mengabarkan.

Ya, jadi judi online ini enggak main-main karena juga, selain menyebabkan dampak negatif terhadap finansial keluarga, kemudian juga ternyata di salah satu rumah sakit, sebut saja RSCM, ternyata yang adiksi pasien adiksi judi online ini yang dirawat jalan ini 100 orang dan dirawat inap ini 100 orang dan dirawat jalan ini dua kali lipatnya. Jadi, bisa dibayangkan dalam satu rumah sakit seperti itu. Bagaimana dengan rumah sakit-rumah sakit lainnya? Dan bagaimana kondisinya, apa yang bisa di-treatment oleh mungkin para ahli kepak, ada para, apa ya, adiksi judi? Betul.

Kita akan bahas mengenai hal ini dengan narasumber yang sudah hadir di studio, sudah ada Dr. Waskitarwan, psikiater, dan juga Ibu Hanifah Hasna selaku kriminolog. Selamat pagi, Asalamualaikum, Bapak, Ibu. Pagi hari ini kita menyoti mengenai judi online. Jadi, memang selain juga dampaknya ternyata cukup banyak begitu, ya, finansial keluarga, perceraian, bunuh diri, kriminal. Ternyata juga banyak yang harus rawat jalan, rawat inap juga terkait adiksi ini. Dari Dokter Was, kita sendiri sejauh ini sudah pernahkah menangani pasien-pasien judi online dan indikasinya seperti apa sih, Dok? Sebenarnya terlihat enggak sih, memang ini sudah termasuk yang akut? Treatmentnya seperti apa dan lain sebagainya?

Oke, jadi pasien-pasien adiksi atau gangguan judi online ini biasanya mereka sudah mulai datang ke kita kalau kondisinya sudah lebih parah, parah lah, ya. Jadi, mereka biasanya kan awalnya memang di judi online kan biasanya mulai dengan hal-hal yang mudah, permainannya. Terus, biasanya si desainer judi online juga pintar, dibikin menang dulu nih, biasanya algoritmanya menang dulu beberapa kali menang, nanti setelah itu baru dia terjerat tuh, mulai kalah. Dan orang kalau kalah kan menjadi makin penasaran, ah, pasti satu saat saya akan menang. Nah, ini yang kadang-kadang obsesi ini yang muncul di orang. Dan kebetulan dia mempunyai satu, apa ya, satu gangguan obsesi untuk melakukan itu. Walaupun tidak semua orang seperti itu, tapi ada yang bisa memilih kapan saya harus berhenti dan tidak melanjutkan lagi. Tapi, ada orang-orang tertentu yang enggak bisa, ini harus dilakukan terus. Jadi, lama-lama menjadi gangguan, mereka itu dikatakan gambling disorder dan pathological gambling, begitu. Itu apa maknanya dan perbedaannya seperti apa mereka bisa dikatakan seperti itu?

Oke, biasanya yang kita sebut sebagai sudah patologis, ya, sebagai judi patologis itu bahwa orang itu, pertama, dia sekali main, tapi terus berkelanjutan, terus tidak bisa menghentikan. Dan dia akan terus main, lama-lama itu menjadi patologis. Kedua, tidak bisa mengakui dirinya kalau dirinya sakit, nih, mulai kecanduan, kan. Dia enggak tahu, merasanya dia merasakan kayaknya asik terus nih, saya bisa menang, ya. Dan itu yang jadi problem di kita semua. Dan biasanya mereka jarang mau berobat, kebanyakan keluarga yang sudah mulai, karena merasa tidak ada masalah dalam dirinya, gitu, ya.

Betul. Biasanya keluarga yang mulai membawa ke, entah ke rumah sakit pemerintah atau ke rumah sakit swasta, ya. Tapi, awal mulanya apakah karena memang didesain judi online yang bisa membuat orang adiksi atau seperti apa sih akhirnya bisa mempengaruhi kejiwaan dan mental dan lain sebagainya?

Oh, iya, jadi memang didesain oleh si desainer gamenya atau judi online-nya memang dia dibikin menarik, kan, atraktif, ya. Jadi, orang atraktif, jadi dia terus mau main lagi, main lagi, gitu, ya. Tapi, pada dasarnya si manusianya, manusianya juga udah sakit. Jadi, dia sudah punya obsesi tertentu yang kadang-kadang menjadi keluarnya negatif. Memang, memang sudah ada bakat patologisnya. Iya.

Jadi, kalau Mbak Iva sejauh ini pernah tidak menangani hal-hal seperti ini juga dan seperti apa sih pola tingkah laku mereka dan juga bagaimana mereka, kan, kalau tadi dari dokter bilang ada juga yang tidak menyadari kalau itu merupakan suatu kesalahan atau suatu disorder, gitu, kan?

Iya, banyak sekali, dan justru sekarang itu yang mengkhawatirkan sudah menjangkau ke anak-anak, gitu, ya. Jadi, anak-anak itu kan biasanya masuknya dari games, gamesnya itu hanya membuka box yang dapat hadiah, gitu, ya. Awalnya kan mereka dapat hadiah, nanti ketika dia kepengin hadiah itu lebih banyak lagi, dia harus bayar. Nah, ketika harus membayar, kan, mereka tidak punya uang. Awalnya dia mungkin menggunakan uang jajannya, tapi lama-lama kan dia mencuri, gitu, ya. Ini yang semakin berbahaya, gitu, ya.

Lalu, yang menjadi tidak baik lagi adalah kondisi mental yang tidak baik tadi itu membuat anak-anak itu menjadi agresif, gitu. Yang satu agresif, ketika agresif, dia ketika di sekolah, dia bisa melakukan bullying ke teman-temannya, atau dia justru menyerang orang tuanya karena dikasih tahu aja sudah susah, gitu, ya. Gangguan tidur, terus, secara, apa, prestasi sekolah menurun, dan dia menjadi pribadi yang sangat-sangat antisosial karena teman-temannya juga sudah menjauhi dia.

Menjadi lebih bahaya lagi ketika ada salah satu anak yang sudah mengalami kesenangan dengan cara berjudi, belum pernah merasakan jatuh, dia menyampaikan ke teman-temannya, peer pressure. Ini membuat sekelompok anak itu menjadi semakin rusak karena semuanya juga ikut-ikutan main, gitu. Ketika satu anak punya agresivitas yang tinggi dan melakukan penyerangan, terus dia bergabung dengan teman-teman yang lain, berarti, kan, ada sekelompok anak yang melakukan perbuatan menyimpang dan kemungkinan melakukan agresivitas yang sangat-sangat tinggi, dan ini sangat berbahaya sekali.

Biasanya faktor-faktor apa saja yang juga memicu para pelaku judi online ini akhirnya berujung ke kriminal, baik mencuri, kemudian bahkan ujung-ujung ada yang bunuh diri dan lain sebagainya?

Ketika mereka sudah tidak bisa menyelesaikan permasalahan ini, karena, kan, ketika dia sudah terjebak judi online, kebutuhan akan kepemilikan uang untuk di, apa namanya, dipakai itu, kan, besar sekali. Awalnya mungkin dia menggunakan uang yang ada di rumah, uang buat keluarga. Ketika dia menggunakan uang habis aja, terus ada konflik dengan istri, kan, jadi KDRT, gitu, ya. Ketika sudah KDRT, tapi dia masih kecanduan, dia harus menjual aset di rumah sampai habis, apa namanya, tapi mereka sadar enggak sih kalau itu destruktif, gitu, sampai akhirnya mereka harus kehilangan ekonomi keluarga?

Mereka sadar enggak? Itu sepertinya tidak sadar, seperti yang tadi dokter sampaikan, karena itu kebutuhan, karena dopamin. Ketika dia itu menang, itu sangat menyenangkan, gitu. Jadi, dia sampai melalaikan orang-orang di sekitar, gitu. Ini, kan, bahaya, bahayanya, ya. Jadi, keluarga terbengkalai, anak tidak terdidik dengan baik, akhirnya kondisi keluarga juga tidak baik, melakukan pencurian, perampokan, dan lain-lain untuk menghasilkan uang yang akan digunakan sebagai judi.

Dokter Waskita, biasanya kalau untuk para pelaku judi online ini yang sudah berobat ini, apakah memang treatmentnya semuanya sama atau memang dikategorikan ada yang masih cukup ringan, sedang, akut, atau bagaimana?

Begini, jadi penanganan untuk gangguan-gangguan adiktif memang kita melihat derajatnya juga, ya. Kalau mereka belum terlalu parah, kita kasih dengan dosis yang mungkin minimal dulu, kita berikan dosis itu termasuk obat, ya, obat, ya. Obat, kita berikan dosis minimal. Nah, sambil psikoterapi juga masuk kalau bisa, ya. Jadi, kalau orangnya masih bisa kita koreksi, kita, biasanya psikoterapi masuk, bisa gabungan antara psikiater dengan psikolog, kita sama-sama menterapi dia, ya. Karena biasanya memang orang-orang ini mempunyai masalah dengan kepribadiannya, dan itu memang harus diobati, dan pengobatannya tidak bisa sebentar.

Supaya masyarakat tahu bahwa pengobatannya adalah seumur hidup, harus diobati, tapi bisa sembuh, sembuh dengan artian makan obat atau psikoterapinya jalan terus, sembuh dengan ketergantungan medis, begitu, ya. Penanganan itu harus terus-terusan dilakukan seumur hidup, gitu, ya. Tidak ada celah, mereka tidak bisa tidak minum obat, gitu, tidak bisa, ya. Jadi, kalau memang dia punya kesadaran diri yang tinggi, dia bisa menahannya dengan baik, kadang-kadang ada beberapa yang bisa, tapi kecil. Lingkungan, kan, juga mempengaruhi, ya, Dok.

Nanti kita bahas, ya, nanti usai jedah, kami segera kembali, ya. Nanti kita dalami lagi, pemirsa, jangan ke mana-mana, kami segera kembali.

Terima kasih, Anda masih bersama kami, kita lanjutkan dialog. Dok, tapi kalau misalnya berbicara mengenai penanganan, kalau Dokter bilang harus minum obat seumur hidup, artinya mereka tidak akan bisa sembuh secara total dong, secara total?

Iya, karena biasanya orang-orang dengan gangguan adiksi ini, paling tidak di dalam otaknya sudah mempunyai obsesi tertentu, tapi obsesinya yang salah, nih, negatif, ya. Jadi, di otak tengah kita itu mengatur, apa ya, satu memori kesenangan atau kita sebutnya sebagai reward system. Nah, reward system itu kalau yang bagus, kita, kan, misalnya kalau sekolah, oh, ternyata kalau saya belajar, dapat nilai baik, saya dapat ranking, dapat penghargaan, he. Nah, dia, tapi nerimanya salah, nih, reward systemnya, bahwa dia kalau main game, saya dapat duit, saya akan menang terus, he, nangkapnya, gitu. Tapi, kenyataannya, kan, enggak, he. Dan dia tidak bisa memahami itu, bahwa ini gak, enggak bisa membedakan ini baik atau buruk. Jadi, mereka pokoknya saya bermain bisa mendapat apresiasi seperti, Ibu tadi bilang bahwa di, cuman gak ada penghargaan, nah.

Padahal, orang tua itu sebetulnya anak-anak itu tidak perlu penghargaan yang besar. Mungkin kita bisa mendekati anak itu, misalnya dari masa kecil, misalnya kalau bikin PR, didampingi aja, anak sebenarnya sudah senang, berarti ibu atau ayah saya mau bantu dia, walaupun kita belum bantu, cuma duduk di sebelahnya aja, merasa diperhatikan. Dan sekarang, kan, budaya kita, anak kecil, kita dari kecil sudah pakai neni, nih. Iya, dekat dengan ibunya susah, kadang-kadang lebih ibunya neninya daripada ibunya sendiri, kan. Karena kita memang sekarang, kan, sibuk semua, dan ada hambatannya, tidak semudah seperti dulu. Kalau ibu-ibu kita yang zaman dulu, kan, mungkin dia ngerawat sendiri, masakin sendiri, jadi ada kedekatan dengan keluarga, gitu. Dan teknologi juga belum secanggih sekarang ini, gitu, ya, Dokter.

Tapi, kalau melihat ini, kan, untuk anak-anak, tapi bagaimana dampaknya terhadap orang dewasa yang sebenarnya sudah memiliki pola pikir yang lebih matang, sudah bisa berpikir jangka panjang, tapi tidak sedikit juga yang terjerat judi online, ya?

Betul, jadi gini, memang orang dewasa itu harusnya kita, kan, teorinya sudah bisa berpikir dengan baik, mempertimbangkan dengan baik, ya, he, he. Tapi, beberapa orang, kalau memang ada gangguan perilaku, dia, penilaian terhadap sesuatu masalah tidak bisa, seperti kita yang baik, gitu, ya. Jadi, menurut dia yang dia lakukan, ya, benar aja terus, padahal itu salah. Dan dia tidak bisa menilai dirinya, dan biasanya orang-orang dewasa itu tidak mengakui bahwa dirinya sudah melakukan hal yang salah, dianggap betul terus, he. Dikasih tahu, bukannya mengerti, malah marah, kan. Terjadi gangguan perilaku, kita menjadi, malah berseteru dengan si, si orang yang judi online ini. Dia merasa benar, dan kadang-kadang kalau sudah pernah menang, orang, saya pernah menang, kok, ini dapat duit. Iya, dan ini enggak sia-sia usaha saya. Padahal, dia lupa berapa kali dia kalah, tuh. Ingatnya menangnya doang sekali, gu.

Nah, kalau misal dari Mbak sendiri melihatnya, gimana, nih, penanganan apa sih yang seharusnya tuh segera dilakukan, gitu? Kalau dari segi kejiwaan, kan, sudah ada, minum obat anti-depresan seumur hidup, bahkan tergantung dengan kategorinya, mereka itu berat atau tidak?

Iya, jadi sebetulnya kita itu, kan, susah, ya, karena kita ada dari masing-masing dari kita itu, kan, punya pengendalian diri, entah pengendalian diri itu sukses atau enggak, gitu, ya. Tapi, kalau tidak dibantu oleh pemerintah, lembaga yang lebih besar, kan, susah kalau tidak ada regulasi, tidak ada hukuman bagi pelaku sama penyedia, terus hukumannya tidak konsisten, itu, kan, jadi susah karena terus-terusan ada terus. Bagaimana dengan aplikasi yang selama ini ada, apakah sudah dihapus-hapus, gitu, ya? Terus, apakah sudah pernah melakukan edukasi terhadap masyarakat, baik melalui sosial media? Sekarang, iklan judi online aja gampang di sosial media, berarti edukasi lebih mudah, kan. Tapi, kalau edukasi itu masih susah, berarti harus datang ke sekolah-sekolah sampai ke level RT, RW, bahwa ini sasarannya adalah ini, merusak kesehatan mental, finansial, terus, secara sosial juga rusak mereka, ya, karena mereka akan mengalami, apa, perilaku yang tidak baik, gitu, ya. Orang semua juga akan menghindari dia, gitu.

Sasarannya seperti itu, lalu bagaimana orang tua itu diarahkan untuk menjadi lebih bisa mendampingi anak, karena selama ini, begitu gadget itu sudah dipegang, kan, mereka lebih tenang, hidupnya lebih nyaman, bekerja. Jadi, pendekatan-pendekatan seperti ini yang sudah seharusnya disampaikan oleh pemerintah, bahkan harus disampaikan pula ke sekolah-sekolah. Ketika dia sudah terjebak judi online, dia melakukan kejahatan, hukumannya seperti apa, setidaknya anak-anak punya awareness sendiri, gitu, ya, bahwa, oh, ketika aku melakukan hal seperti ini, aku akan merugikan, aku akan melakukan kejahatan, ada punishment di balik itu, pasal berapa, hukumannya berapa, sehingga mereka teredukasi semua, jadi bisa ngerem secara struktur.

Tadi itu untuk edukasinya, Mbak, tapi Mbak, kalau melihat sebenarnya untuk saat ini, kita dapat dikategorikan cukup telat, enggak, sih, Mbak, melihatnya? Udah di ujung begitu, ya, melihatnya sudah ada kasus bunuh diri, kasus pinjol, perceraian. Ini, kan, dalam arti sudah di ujungnya, bukan diantisipasi di awalnya, begitu, Mbak?

Bukankah di negara kita selalu seperti itu, hobinya itu memadamkan api, gitu, ya. Padahal, ketika, apa namanya, internet menjadi bebas, itu, kan, sudah teridentifikasi, ini yang akan terjadi seperti apa, terkontaminasi sama pornografi, misalnya, ya, judi online, bersahabat dengan pinjaman online tadi itu, gitu, ya, terus cyber crime yang lain, gitu. Nah, ini, kan, sepertinya kita nunggu ada kejadian, baru kita kelabakan, pencegahan bisa, ya, harus sekali, gitu, sama seperti kita mau membuat proyek sesuatu, ya. Oh, kalau saya mau membongkar tanah sebelah sini, pasti akan terjadi kemacetan, jadi harus diarahkan ke mana. Sama seperti kita ketika memberikan fasilitas tertentu terhadap masyarakat, he, kerusakannya besar sekali, dan itu belum dilakukan, udah kejadian.

Tapi, kalau dari sisi kriminolog, ini pelaku judi online ini dapat dikategorikan korban, berarti, ya? Seharusnya melihatnya dari sisi pelakunya atau pemainnya sendiri atau memang korban yang menjadi korban dari judi online?

Iya, pelaku adalah korban sebetulnya, karena ini, kan, karena disiapkan. Jadi, mereka jadi korban, kan. Kalau enggak ada, kan, kita enggak akan melakukan, gitu, ya. Kecuali kita melakukan judi yang konvensional yang menurut dokter tadi itu, itu sudah menjadi kultur kita dari dulu, kita segala sesuatu kita itu berjudi, gitu, ya, judi kecil-kecilan, gitu, he, budaya, gitu, ya. Tapi, kalau sudah seperti ini, kan, berarti disiapkan, jadi masyarakat itu menjadi korban dari pemerintah yang tidak memberikan regulasi yang tepat.

Nah, jeratan hukumnya, berarti, gimana dong, kalau misalnya dia sebagai korban, kan, sulit, kan, untuk ada jeratan hukum, tapi juga jadinya masif, kan, bisa menular, kemudian juga mempengaruhi lingkungan satu sama lain, artinya seperti apa dong, secara status korban, tapi status yang dia sudah melakukan, kan, berarti dia pelaku?

Jadi, tetap, ya, bisa dituntut, walaupun demikian, pelaku yang di bawah ini, kan, tidak bisa ditangkap sedemikian rupa. Kita bisa menangkap, tapi tidak memberantas, kan, he, ya. Jadi, sebetulnya adalah tugasnya adalah yang di atas itu, siapa, kerja sama dengan internasional seperti apa, peredaran uang seperti apa, ini yang tahu, kan, pemerintah, bukan kita. Jadi, kita ini korban dari fasilitas judi online dengan kegabutan kita, ya. Lagi diam-diam, he, iklan ini sepertinya menyenangkan, menghasilkan, jadi korban kita dari korban menjadi pelaku, kita yang tertangkap, yang punya aplikasi yang penyedia tidak apa-apa, kita yang jadi korban.

Oke, Dokter, kalau menurut Dokter Was kita sendiri, harus seperti apa, ini langkahnya? Apakah memang sedari dini dari anak-anak, jangan sampai telat, udah, udah besar, udah susah ditreatment, dan lain sebagainya, justru menjadi pecandu judi online? Seperti apa mungkin dari pendekatan psikologi?

Betul, memang preventif paling baik sebetulnya supaya tidak sampai menjadi masif sampai belakang ini, walaupun sudah terlambat, tapi kita tetap harus preventif. Dan memang negara harus hadir untuk memberikan edukasi ke masyarakat, walaupun melalui media apapun, supaya masyarakat ngerti, ini bahayanya di sini, apa yang harus dilakukan, supaya orang tua juga aware. Nanti, kalau enggak, kondisi ini akan selalu muncul terus, ya, tidak akan ada habisnya.

Jadi, memang edukasi masyarakat penting, karena kalau tidak, ini akan selalu muncul masalah baru. Mungkin sekarang karena lagi hangat, ya, jadi orang aware untuk itu, tapi nanti setelah mereda, lupa lagi, nih. Jangan sampai, ya. Ben, tapi, padahal di bawahnya masih tetap, masih, masih banyak, tetap ada bara-baranya, kan. Jadi, kalau memang mau, di, makanya tadi, harus konsisten supaya semuanya dilakukan dengan baik, semuanya, termasuk pembatasan segala macam, lah.

Pendekatan kepada anak juga merupakan salah satu pencegahan dini, begitu, ya, Dok? Betul, supaya anak dekat dengan kita, segala macam, ya. Jadi, memang kita harus tahu anak kita seperti apa kondisinya, hubungan psikologisnya juga harus baik, ya. Jadi, kalau enggak, dia, kan, anak kecil, mungkin kalau mau cerita, mungkin kadang-kadang lihat ayah ibunya sibuk, kadang-kadang dia ngomong-ngomong, malas, kan. Iya, jadi, sebaiknya, paling tidak, saran saya adalah dari kecil usahakan makan bersama dengan anak, supaya di meja makan ada komunikasi, walaupun sedikit, anak ada apa-apa bisa didengar, gitu, ya. Jadi, itu, itu pentinglah, kebersamaan. Karena sekarang, kan, Papa, Mama tidur, anaknya tidur sendiri. Berangkat pagi, anaknya masih tidur, pulang tidur lagi, enggak kemain gadget, gitu, ya.

Kalau lingkungan sekolah sendiri harus seperti apa, membatasi penggunaan gadget di sekolah?

Seperti sebetulnya harusnya begitu, cuman sekarang, kan, teknologi juga teknologinya, kan, proper semua dari situ, ya. Iya, jadi, menurut saya, memang harus ada regulasi yang masif di semua lini, lah, ya, tidak hanya di satu sisi, mungkin di pendidikan juga perlu, Iya.

Kalau dari Mbak Iva sendiri melihat, harusnya gimana, nih, pemerintah berperannya seperti apa, kemudian juga dari penegakan hukum, harusnya seperti apa, nih, supaya tidak ada korban-korban lagi yang akan berdampak terhadap mereka juga jadi pelaku kejahatan dan lain sebagainya, ya?

He, he, jadi yang harus dilakukan pemerintah tadi itu, ya, he, kan, ada polisi cyber, ya, yang sudah bisa menangkap yang sudah mengindikasi, oh, ini adalah orang-orang yang mengiklankan, berarti itu, kan, sudah harus distop, gitu, ya. Ke sekolah tadi itu, harus melakukan edukasi ke sekolah-sekolah dari kementerian-kementerian atau orang-orang yang terlibat di dalam yang konsen di bidang itu, lalu menunjukkan ke anak-anak, undang-undang yang ini ke semua, loh, ya. Karena undang-undang itu adalah batasan kita, kan. Kita itu bisa mengendalikan diri karena kita tahu batasan. Kalau tidak dilakukan, anak-anak akan tetap melakukan hal itu, jadi seperti itu yang harus dilakukan.

Oke, harapannya dengan pendekatan sedari dini, begitu, ya, bisa benar-benar menghentikan. Satu lagi, tadi itu yang seperti dokter sampaikan, penggunaan handphone itu, kan, sekarang, karena terlibat di sekolah, ya, jadi seharusnya juga ada regulasi dari sekolah. Ketika akan ng-share, apa namanya, tugas itu di jam berapa sampai berapa, gitu, sehingga anak tidak menggunakan handphone itu secara terus-menerus selama 24 jam. Iya, nanti PR akan dikirimkan jam 5.00 sampai jam, gitu, ya. Jadi, kalian bisa membuka di waktu itu, gitu. Nah, itu harus disepakati oleh semua pihak, jadi tidak ada yang mencuri-curi waktu untuk menggunakan.

Oke, baik, terima kasih banyak, Mbak Iva, dan juga Dokter Was, kita sudah hadir pagi hari ini. Kita harapannya tidak ada lagi dampak-dampak negatif terkait judi online, baik kepada anak-anak maupun orang dewasa, begitu, ya. Sehat selalu semuanya, Asalamualaikum, terima kasih.

Dampak judi online yang begitu masif menuntut tindakan nyata dari pemerintah, masyarakat, dan keluarga untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, baik secara finansial, mental, maupun sosial, demi melindungi generasi masa depan.

Video menarik lainnya

Ari

Recent Posts

Penanganan Judi Online Ungkap Oknum Komdigi dan Peran Influencer

https://www.youtube.com/watch?v=KN_-_rV2grI TikTokers Gunawan (Sadbor) dan Supendi ditahan karena promosikan judi online; pro-kontra muncul, masyarakat sarankan…

6 hours ago

Pemberantasan Judi Online Bongkar Jaringan Bandar dan Pegawai Komdigi

Pemberantasan judi online ungkap 22 tersangka, termasuk bandar HE dan 10 pegawai Komdigi, kelola ribuan…

17 hours ago

Respons Budi Arie Soal Kasus Judi Online Pegawai Komdigi

Budi Arie diperiksa polisi dalam kasus judi online pegawai Komdigi, 12 staf terlibat lindungi ribuan…

1 day ago

Penegakan Hukum Pemberantasan Judi Online Soroti Pemeriksaan Budi Arie

Pemberantasan judi online soroti pemeriksaan Budi Arie sebagai saksi di kasus Kominfo 2023-2024, dalami dugaan…

2 days ago

Budi Arie Diperiksa Polisi soal Kasus Judi Online di Kominfo

Eks Menkominfo Budi Arie diperiksa polisi terkait kasus judi online di Kominfo. Simak kronologi dan…

2 days ago

Langkah Tegas Pemberantasan Judi Online oleh Kemkomdigi di Awal 2025

Pemberantasan judi online oleh Kemkomdigi: 43.000 konten diblokir awal 2025, lindungi anak dari bahaya game…

2 days ago