Video Bahasa Indonesia

Penanganan Judi Online Ungkap Oknum Komdigi dan Peran Influencer

Shares
  • TikTokers Gunawan (Sadbor) dan Supendi ditahan karena promosikan judi online; pro-kontra muncul, masyarakat sarankan pembinaan.
  • Pakar siber Pratama: influencer tahu promosi judi, bukan game biasa, karena melibatkan deposit dan withdraw, picu banyak korban.
  • 11 oknum Komdigi lindungi situs judi via akses mesin pemblokiran dari luar, akibat kelalaian pasca-Covid; audit SDM dan tata kelola diperlukan.
  • Solusi penanganan: blokir server utama (4-5 server) dengan mendaftar sebagai player, deteksi IP via network analyzer, dan libatkan ISP.
  • Bank bisa blokir rekening judi (80% deposit <Rp100.000) dengan diskresi Satgas, ambil dana untuk negara; PPATK tahu alur uang hingga tier 15.
  • Masyarakat diminta laporkan situs judi, hindari iklan via cookies, amankan website pribadi; kerja sama lintas instansi tanpa saling menyalahkan penting.
  • Korban judi online kebanyakan tak mampu finansial, terjerat pinjol, hingga kriminal; uang kembali ke pemain hanya 0,001%, pasti rugi.

Cerita Lengkap

Penanganan judi online menjadi sorotan utama karena melibatkan oknum pemerintah dan influencer yang mempromosikan situs judi, memperparah dampaknya pada masyarakat. Jadi, yang bayar dilindungi, yang enggak bayar disikat. Yang jadi korban itu adalah orang-orang yang sebenarnya dia tuh enggak mampu main judi online, udah pasti kalah, sudah pasti kalah, udah enggak ada kemungkinan lain, udah pasti kalah. Halo sahabat Kompas TV, berjumpa bersama saya, jurnalis Kompas TV, Tesalonika Ajeng. Dan seperti yang kita semua tahu, ya, sahabat Kompas TV, kalau sekarang ini lagi ramai di media sosial terkait dengan TikTokers Gunawan alias Sadbor dan juga rekannya Supendi yang ditahan dan menjadi tersangka atas kasus judi online atau mempromosikan judi online saat sedang live. Bagi sahabat Kompas TV yang belum tahu, berikut liputan singkatnya.

Iya, dan untuk membahas secara lebih dalam lagi terkait dengan penanganan kasus judi online ini dan terutama pada kasus ditangkapnya Gunawan atau Sadbor, sudah bergabung bersama saya di sini Pak Pratama, pakar keamanan siber. Selamat pagi, Pak. Selamat pagi, sehat, Pak? Alhamdulillah, sehat. Belum bosan, ya, Pak, ini ngomongin judi online terus? Udah agak bosan sebenarnya, agak bosan, gitu, karena kita sudah ngomong berkali-kali. Bagaimana cara memberantas judi online yang efektif, kemudian berkali-kali di mana celah, kok ini enggak bisa diberantas, gitu. Tapi, ya, ternyata masih aja. Ini barusan kita cek bareng, kan, iya, apa namanya, pagi ini pun ternyata kita masih banyak, ya, Pak, klik, apa namanya, situs judi online masih banyak sekali, gitu. Betul.

Nah, ini, kan, waktu ditangkapnya TikTokers ini, ya, Pak, segunawan, Sadbor, ini tuh banyak pro-kontra juga sebenarnya. Masyarakat itu melihat, ini, kan, mereka ini mungkin bisa dibilang masih awam atau mungkin mereka masih belum benar-benar mengerti sebenarnya pencegahannya itu seperti apa. Dan banyak masyarakat yang menyoroti, apa enggak sebaiknya ini dibina saja? Nah, itu sebenarnya, kenapa sih, Pak, yang pertama kali ditangkap itu justru influencernya, nih? Padahal, dengan mereka memberikan situsnya itu, menyebutkan situsnya itu, kan, otomatis sebenarnya kita sudah tahu, dong, ya, Pak, situsnya itu siapa pengelolanya, siapa itu, seperti apa, Pak?

Iya, jadi, kalau dibilang, apa, mereka hanya orang yang tidak sengaja, gitu, ngomongin bahwa ini adalah game, permainan begitu, dan mereka tidak tahu bahwa itu adalah situs judi. Kalau menurut saya, kok, saya agak enggak setuju, ya, gitu. Kenapa? Karena sudah jelas game-game yang digunakan untuk judi online, ini permainan judi online ini, begitu, mereka pasti akan membutuhkan deposit untuk memainkan game ini, gitu. Jadi, ketika orang menggunakan uang untuk main game, kemudian ketika menang, dia dapat withdraw, dapat uang, apa namanya, hasil kemenangan. Udah pasti itu adalah judi, gitu, enggak mungkin enggak. Dan influencer-influencer, gitu, contohnya Sadbor dan yang lain-lainnya, begitu, sebenarnya salah satu yang membuat pemain judi online di Indonesia semakin banyak.

Oke, kenapa? Karena ketika orang-orang yang mengidolakan itu melihat, oh, ini, loh, apa namanya, ada permainan yang bisa menghasilkan uang dengan cara cepat, depositnya cuma Rp10.000, bisa dapat Rp1 juta, begitu. Orang-orang berpikir, loh, ini idola saya aja ternyata ngomong kayak gitu, berarti saya harus ikut-ikutan, nih. Akhirnya mereka nyoba-nyoba, gitu. Nah, itu yang sebenarnya enggak boleh. Jadi, saya setuju, gitu, apa, bukan hanya influencer yang, apa, diproses, ditangkap untuk di, apa, proses hukum, begitu, tetapi juga institusi-institusi lain yang ikut membantu judi online ini tetap berjalan, itu juga harus diproses.

Nah, kemarin, kan, sempat kita mendengar, kan, ada 11 pegawai Kementerian Komdigi yang ternyata mereka memainkan, gitu, memainkan kemampuannya, power-nya, gitu, bukannya untuk memberantas judi online, tapi untuk melindungi beberapa situs judi online. Nah, orang-orang seperti ini harus diberantas, gitu. Iya, kan, ketika mereka melindungi situs-situs ini sehingga orang masih bisa makai, itu yang enggak boleh, gitu. Sehingga memang harus diberantas habis, termasuk juga nanti aparat yang ng-backing-in, kan. Pak Presiden sudah bilang, enggak ada lagi backing-backingan, gitu. Karena hampir impossible, Mbak Tesa, judi online yang sudah berjalan sejak bertahun-tahun yang lalu, dan kita sudah tahu perputaran uang yang begitu banyak, betul, mencapai triliunan, ya, Pak, ya. Sai iniak diberantas sampai akhir tahun 2024 sampai Rp400 triliun, bisa-bisa, nanti. Ini duit yang besar sekali, gitu. Dan sebagian dari uang itu ternyata digunakan untuk pengamanan yang diserahkan kepada oknum, ya. Ini ngomong oknum, ya, oknum aparat, oknum pemerintahan, dan lain-lain, yang sebenarnya mereka adalah sebagai wasitnya, yang harusnya enggak boleh, ini, gitu.

Nah, ketika wasitnya ikut jadi player, ya, susah kita, ya, kan. Apapun yang dilakukan, enggak akan bisa berhasil, gitu. Nah, ini yang enggak boleh. Sehingga betul, bukan hanya influencer, tetapi juga bagaimana nanti pegawai-pegawai, oknum-oknum pemerintah ini yang main judi online, yang bermain di judi online, ini, gitu, ya, main itu, membackingi, kemudian melanggengkan, itu juga harus diberantas, harus diproses, gitu.

Itu tadi, Pak, kan, ada oknum-oknum yang justru malah melakukan pengamanan, itu, ya, Pak, pembinaan, pembinaan, betul. Nah, itu sebenarnya selama ini, nih, ya, Pak. Mungkin karena pasti enggak, enggak hanya dalam waktu dekat ini, pas itu sudah bertahun-tahun lamanya. Bentuk pembinaan yang mereka lakukan tu selama ini seperti apa?

Iya, jadi begini, kebetulan kemarin saya dipanggil oleh Ibu Menkomdigi, Menteri Komunikasi Digital, gitu. Kemudian kita berdiskusi bagaimana cara yang efektif untuk memberantas judi online ini. Kemudian beberapa masalah siber yang lain, begitu. Nah, saya juga baru tahu ternyata bahwa mesin yang digunakan untuk melakukan pemblokiran itu bisa diakses dari luar, gitu. Karena konsepnya dulu ketika mesin ini dibeli, itu hanya digunakan di, apa namanya, kantor Kominfo saat itu, ya, kemudian di command center, dan orang-orangnya hanya orang-orang di situ yang bisa proses. Nah, tapi ternyata saat itu ada Covid, he, ya, semuanya work from home. Akhirnya orang bekerja dari rumah, pegawai-pegawainya bekerja dari rumah. Akhirnya mesin ini dibikin supaya bisa dikerjakan dari rumah, diremote, lah, akhirnya, lah, gitu.

Nah, setelah Covid selesai, ternyata lupa, nih, bahwa ada akses-akses di luar yang sebenarnya itu harus ditutup karena orang sudah kerja lagi di kantor. Lupa atau sengaja dilupakan, Pak. Nah, itu yang harus dicari, itu yang harus dicari, ya, gitu. Kalau menurut saya, ketika oknum ini merasa enak, gitu, ternyata saat Covid itu, kan, judi online lagi gencar-gencarnya, tuh, banget-banget, betul. Nah, mungkin saat itu mereka sudah berpikir, eh, ternyata enak, loh, kita dari rumah, enggak ada ngawasin. Ternyata kita bisa melindungi, nih, merasa lebih aman, bandar-bandar, agen-agen judi itu, gitu, iya, kan.

Nah, begitu dibuat kebijakan, semuanya harus di kantor, gitu, orang-orang yang bertanggung jawab terhadap teknologi ini, mesin ini, ternyata tetap membiarkan akses dari luar. Oleh karena itu, kenapa kemarin kok dari Bekasi bisa ngontrol mesin yang ada di Kominfo? Dan ketika mereka bisa ngontrol, apalagi levelnya admin, ini orang-orang ini memang yang ngurusi, nih, mereka yang bertanggung jawab bagian teknis untuk mengurusi masalah pemblokiran, gitu. Bahkan, kemarin saya tanya adik-adik di BSSN, gitu, eh, masa enggak ngasih info sih ke, apa namanya, Komdigi, gitu, tentang situs-situs yang memang digunakan, server-server yang digunakan untuk judi online. Mereka bilang, udah, Mas, sudah kita kasih, sayangnya kita ngasihnya, komunikasinya sama orang yang kemarin ditangkap, gitu.

Laporan itu masuk, terus server-server itu sebenarnya sudah dilaporkan, tapi memang benar-benar permainannya di membuka-tutup aksesnya, itu, ya, Pak, membuka-tutup akses itu, gitu. Dan kemarin, ketika di Komdigi, gitu, saya juga melihat bagaimana sistem tata kelolanya juga perlu diperbaiki, gitu. Jadi, kemarin kita sampaikan kepada Bu Menteri, Bu Menteri, kalau seperti ini, harus dilakukan audit menyeluruh, audit mulai dari audit SDM, ya, kan, karena orang-orangnya kita enggak tahu, nih. Sudah terlalu lama, nih, judi online ini ada, gitu, sudah sebesar apa jaringan di dalam? Harus, harus di, harus diaudit SDM-nya, kalau dilitsus ulang, kan, gitu, mereka sebenarnya punya niat jahat apa enggak, gitu.

Kemudian tata kelolanya diperbaiki, karena ternyata Direktorat yang fungsinya mengumpulkan data, mencrawling data, oh, ini judi online, judi online, judi online, gitu, ya, mereka dapat ratusan ribu, gitu. Kemudian mereka enggak bisa ngeblokir, dan ini diserahkan kepada Direktorat lain, oh, untuk tugas blokirnya. Yang jadi masalah, ini beda Direktorat, iya, bosnya, bosnya beda, gitu, ya, kan. Nah, ketika data ini diserahkan kepada yang tukang blokir ini, ternyata ini enggak bisa memverifikasi. Kenapa, Pak? Karena memang beda Direktorat, kemudian hubungannya juga enggak terlalu baik saat itu. Oke, ini mengerjakan sendiri, yang blokir ini mengerjakan sendiri, gitu.

Nah, ternyata setelah dikasih ke tempat yang blokir, ini mereka pada bermain, jadi yang bayar dilindungi, yang enggak bayar disikat, gitu. Itu yang jadi masalah, itu yang permainannya, se. Nah, oleh karena itu, kemarin kita bilang, Bu Menteri, kita audit tata kelolanya, dan beliau setuju, gitu, bahwa nanti list website yang diblokir oleh Kominfo akan dipublikasikan, akan diumumkan kepada masyarakat, gitu, eh, hari ini kita sudah ngeblokir 10.000, gitu. Nah, itu nanti dilempar ke masyarakat, jadi masyarakat bisa ngecek, nih, benar enggak diblokir, gitu, secara random ngecek, enggak diblokir, gitu. Kalau ada yang enggak diblokir, dari situ, berarti bermain lagi, ketahuan, lagi.

Tapi, kalau misalnya yang sudah diblokir itu, Pak, mereka apakah bisa untuk mengganti lagi web-nya? Oh, iya, jadi gini, situs yang sudah diblokir itu bukan berarti situsnya hilang, ya, bukan hilang, bukan hilang. Dia hanya tidak bisa diakses dari negara kita, he. Kenapa? Karena IP address-nya, alamat URL-nya sudah di, apa, blok di setiap ISP, operator yang ada di Indonesia, blok. Oke, jadi bandar judi ini pintar, mereka akhirnya memberikan VPN, tuh. Jadi, kalau kita daftar judi online, dikasih tahu, nih, VPN, nih, supaya enggak diblokir sama pemerintah, gitu. Nah, dia ngasih tahu, tuh, sehingga sebenarnya yang diblokir itu, kalau pemainnya menggunakan VPN, tetap bisa main, gitu. Tetapi, kan, enggak banyak yang pakai VPN, enggak banyak yang ngerti, gitu, ya, kan. Ngeblokir ini lumayanlah membantu, lah, gitu.

Ada jutaan website yang sudah diblokir, gitu, tetapi tidak menyelesaikan masalah. Saya bilang, iya, tidak menyelesaikan masalah, kenapa? Karena yang diblokir itu hanya pintu masuknya, betul. Analoginya gini, saya ceritakan biar, apa namanya, jelas, gitu. Jadi, misalnya di GBK, nih, GBK ada pertandingan gladiator, nih, ada, ada, apa namanya, pertarungan manusia, nih, kan, dilarang, nih, dilarang, disiarkan secara live, he, di seluruh Indonesia, begitu, live, semua orang yang punya TV itu bisa nonton, enggak, bisa nonton, dari mulai Jakarta sampai Papua, bisa nonton mereka, ya, kan.

Nah, yang dilakukan saat ini adalah TV-TV itu sama polisi, sama aparat, gitu, sama pemerintah, itu tutup, nih, TV-nya, nih, tutup, nih, gitu, enggak boleh nonton, enggak boleh nonton, enggak boleh nonton, gitu. Dia, begitu, enggak boleh nonton, bisa ke rumah tetangganya, kalau tetangganya enggak ada, bisa ke kelurahan, dia bisa pakai live streaming, gitu. Jadi, yang dimatikan itu gladiatornya berhenti, enggak, enggak, enggak berhenti. Yang benar adalah, eh, aparat pemerintah datang ke GBK, matikan listriknya, tangkap ini orang-orangnya, gladiator selesaikan. Orang punya TV jutaan, dia enggak akan bisa lihat, karena ini dimatikan, gladiator.

Nah, kenapa itu enggak bisa, Pak? Nah, itu yang terjadi saat ini, yang dimatikan itu TV-TV-nya, ini, iya, orang yang lagi main gladiatornya sendiri enggak diapa-apain, gitu. Kenapa bisa terjadi? Ada dua kemungkinan, yang pertama adalah memang ini pemain semua, nih, yang tukang blokir-blokir ini memang dia sudah tahu, tapi dia pura-pura enggak tahu, karena jaga-jaga supaya mereka tetap dapat duit. Yang kedua, memang enggak tahu bagaimana caranya.

Nah, sudah saya sampaikan kepada Bu Menteri, untuk gampangnya, nanti ambil 20 orang staf Komdigi yang mereka terpercaya, suruh mereka daftar judi online ke agen yang berbeda-beda, gitu. Karena, nanti akan bisa tahu, tuh, begitu dia daftar, main, akan diarahkan ke server yang tadi saya bilang, diarahkan ke server permainannya. Jadi, Mbak, jutaan website yang saya bilang kayak TV tadi itu, begitu login, dia hanya masuk ke empat atau lima server saja, permainannya sama semuanya, gitu, udah pasti sama, gitu.

Nah, yang diblokir itu adalah servernya, ini. Dan untuk tahu servernya, ini, anda harus jadi player. Supaya apa? Supaya ketika anda bermain, kemudian anda bisa mendeteksi, pakai network analyzer, banyak tools yang bisa digunakan, kita akan bisa tahu IP-nya berapa, IP addressnya. Oke, itu yang, ke semua ISP, ke semua operator untuk diblokir. Tentu bandar judi enggak akan mau berhenti, ya, kan. Begitu tahu diblokir, dia pasti akan ngasih tahu, eh, ini, apa, server yang barunya, loginnya pindah, ya, gitu.

Nah, yang mengkomunikasikan itu biasanya adalah CS, customer service, mereka akan ngasih tahu, oh, ini diblokir, nih, pindah ke, apa namanya, IP ini, nih, download aplikasi yang beda, nih, gitu. Enggak apa-apa, ikutin aja, begitu, apa namanya, kita dapat IP baru lagi, blokir lagi, begitu, dapat baru lagi, blokir lagi. Apa yang terjadi? Akhirnya orang-orang akan bosan main, begitu main tengah jalan, tiba-tiba mati, begitu main, tiba-tiba mati, gitu. Sehingga, ini akan efektif, enggak usah mikirin yang berjuta-juta tadi, gitu, lu mikirin empat, apa, lima, bahkan kurang dari, apa namanya, 10, kalau maksimalnya, gitu. Itu aja dipikirin, jadi orang enggak akan bisa main, gitu, punya aplikasi, enggak bisa main, login ke URL website itu, enggak akan bisa main.

Itu yang pertama. Yang kedua, ya, he, kita tahu bahwa orang main judi pasti deposit, iya, betul, kan, he, nah. Bank itu pasti tahu, karena 80% data dari PPATK, 80% orang yang main judi online di Indonesia ini depositnya kurang dari Rp100.000, Rp10.000, Rp50.000. Jadi, sebenarnya orang-orang enggak punya uang sebenarnya yang main judi ini, gitu, ya, kan, enggak layak mereka main judi, enggak boleh sebenarnya, gitu. Nah, tapi mereka karena tergoda, akhirnya main.

Nah, bank itu sebenarnya bisa melakukan deteksi rekening-rekening mana yang digunakan untuk main judi ini, gitu. Kenapa? Karena polanya jelas, pattern-nya jelas, yang ditransfer uangnya jumlahnya kecil, he, tapi yang transfer jumlahnya banyak, berlangsung 24 jam. Bayangkan, jam 2.00 pagi, jam 3.00 pagi, orang masih transfer, ada ratusan transfer, bang, pasti mendeteksi itu. Enggak mungkin enggak, gitu, ya, kan.

Nah, bank, apakah bisa ngeblokir, gitu? Harusnya bisa. Tapi, ada regulasi yang tidak membolehkan bank sembarangan memblokir rekening, itu apa, itu, Pak, regulasi, ada undang-undang perbankan, gitu. Kalau bukan dalam masa penyidikan, jadi tersangka, dia enggak bisa diblokir, harus ada laporan. Nah, tapi, kan, Pak Presiden sudah bilang, ini keadaan darurat judi, nih, gitu. Oleh karena itu, kenapa dibuat desk judi online, kenapa dibuat koordinasi, dibuat Satgas. Nah, kan, harusnya ada Satgas-nya, kan, harusnya bank bekerja sama dengan Bank Indonesia, OJK, PPATK, kemudian aparat penegak hukum, Kejaksaan, atau siapapun itu, membuat diskresi bahwa uang rekening yang digunakan untuk bank ini untuk, apa namanya, transaksi deposit, transaksi withdraw judi online ini, dibolehkan untuk diblokir, gitu. Tinggal gitu aja, he, bahkan kalau perlu, ketika diblokir, uangnya diambil, kemudian dimasukkan ke negara, bisa dibalikkan ke rakyat untuk makan siang bergizi, sebenarnya, kan.

Nah, itu belum dilakukan, itu, gitu. Padahal, orang, kalau itu dipakai, diambil, ya, gitu, oke, ketahuan, nih, digunakan untuk judi, gitu, sudah, sudah, blokir, ambil duitnya, gitu. Lama-lama agen-agen judi, bandar-bandar akan keki juga, waduh, ini duit kita setiap ini hilang juga, setiap ini hilang, gitu. Orang yang main pun dianggap enggak ada duitnya, anda enggak ada, kalau mau transfer lagi, lama-lama orang juga malas, setiap transfer, duitnya hilang, gitu, ya.

Jadi, ada dua, nih, secara teknologi tadi, pemblokiran, kemudian dari perbankan. Yang ketiga, PPATK itu sudah menemukan, Bu, name by address, namanya jelas, alamatnya jelas, termasuk kontaknya, gitu, rekening-rekening perusahaan-perusahaan yang digunakan untuk penampungan uang judi online, ini, oh, wow, udah tahu mereka, gitu. Bahkan sampai tier ke-10 atau ke-15, gitu. Jadi, uang judi online itu nanti akan naik-naik ke atas, gitu. Jadi, yang untuk deposit itu, biasanya usianya 2 minggu, he, kenapa? Biasa, 2 minggu diblokir, 2 minggu diblokir, gitu. Tapi duitnya udah enggak ada, dilempar ke atas, dilempar, nanti di, di tempat atas, ini akan masuk ke rekening-rekening perusahaan yang akan bergabung dengan uang-uang halal, uang-uang yang legal, gitu. Sehingga susah, apa namanya, dideteksi, gitu. Tapi, PPATK bisa ngecek ke sana, ya, kan.

Sehingga, apa yang terjadi? Harusnya sudah ada namanya, nih, udah ada orang-orangnya, nih, udah ada perusahaan, nih. Kalaupun di luar negeri, PPATK punya kerja sama dengan PPATK di luar negeri, mereka bisa tahu perusahaan itu yang punya siapa juga. Jadi, data itu sudah ada. Tinggal bagaimana eksekusinya. Tapi, sekarang pun, sampai detik ini juga, kita masih belum tahu, kok, belum diapa-apain, gitu.

Nah, itu, jadi ada, apa namanya, berbagai macam cara yang sebenarnya bisa dilakukan, selain tadi itu, kita menertibkan influencer. Dan influencer itu juga enggak boleh tebang pilih, gitu. Kalau influencernya cuma followernya 12.000, ditangkap, gitu, ya, kan. Tapi, influencer sampai jutaan, dibiarkan, gitu. Harusnya yang influencer-nya jutaan, itulah yang mereka dampaknya paling besar, gitu. Iya, kalau cuma 1.000, paling 1.000 orang main, ini kalau jutaan, ada ratusan ribu sampai jutaan orang main, gitu.

Dan seperti tadi saya bilang, enggak mungkin mereka enggak tahu bahwa itu judi online. Udahlah, enggak mungkin, gitu. Karena apa? Duitnya dikasih besar, gitu. Kemudian, mereka pasti tahu, game ini membutuhkan orang untuk bayar, gitu. Karena mereka tahu bahwa nanti akan ada kemenangan, kemenangan jadi duit, gitu, kan. Dan masa iya, sih, influencer besar, gitu, influencer besar, gitu, ya, he, dia meng-endorse produk tanpa dia tahu dulu itu apanya, betul. Coba, misalkan, nih, oke, kita jualan skincare, nih, ternyata skincare-nya ada, apa namanya, racunnya, gitu, emang dia mau kena? Dia enggak mau, kan, pasti dia jaga image-nya juga, kan, gitu, jaga image-nya juga, gitu.

Jadi, mereka pasti tahu, stafnya itu sudah pasti tahu, gitu. Jadi, kalau mereka bilang, saya enggak tahu apa-apa, saya enggak percaya, gitu. Padahal jelas, ya, Pak, mereka mikan, give away, gitu, ya, Pak. Dan, dan dampaknya sangat luar biasa, loh, itu, gitu. Karena apa? Karena mereka dipercaya oleh masyarakat, oleh followernya, mereka dianggap sebagai tokoh idola, gitu, yang, apa namanya, follower-followernya yang mengidolakan dia pasti akan ngikutin gaya, gaya, apa namanya, hidupnya, dia berusaha untuk ngikutin, dia sukanya apa, dan lain-lain, gitu.

Nah, itu yang sebenarnya penjahat kelas tinggi itu, karena apa? Dampaknya sosialnya sangat besar sekali, apalagi juga mereka sama sekali enggak tahu, ya, Pak, followers-nya itu dari mana saja, apa saja background-nya. Tapi, saat mereka melihat apa yang di-endorse, kan, lalu pada akhirnya tergiur, kan. Ada salah satu artis yang saya lihat waktu itu bilang, kalau misalnya main ini, nanti akan dapat iPhone, akan dapat apa, akan dapat hadiah handphone. Itu sebenarnya sudah tahu, kalau itu pasti juga, pastilah, gitu, sudah pasti mereka tahu bahwa itu adalah judi online, gitu. Enggak mungkin mereka enggak tahu. Orang jelas-jelas kalau main pakai duit, selama kalau main pakai duit beneran, kemudian ketika menang, dia dapat hadiahnya duit beneran, sudah pasti itu judi. Enggak mungkin enggak, gitu.

Kalau kita main game-game biasa, enggak, paling kita duit itu untuk beli skin, kan, kita beli skin, beli senjata, dan lain-lain, gitu. Menang pun, kita hanya level kita yang naik, enggak bisa jadiin duit, gitu, kecuali akunnya dijual, gitu, kan. Itu sangat gampang sekali membedakan judi online dan game online, gitu. Jadi, hampir impossible mereka enggak tahu, gitu. Jadi, sudah pasti sebenarnya mereka tahu, ya, Pak.

Oke, berarti, terus, kalau misalnya tadi, kan, kita ngomongin juga tentang server pusatnya itu sebenarnya sedikit, ya, Pak, ya. Kalau misalnya selama ini yang diblokir, yang diputus, itu baru jalannya aja, belum ke yang utamanya, gitu. Nah, sebenarnya, berarti, kan, kita juga sudah tahu, nih, Pak, kendalanya tuh dari dalam juga, nih, sebenarnya kendalanya tuh juga niat atau enggak sebenarnya yang dari dalam itu.

Nah, kalau sekarang ini, nih, Pak, apa sih sebenarnya yang harus diambil, nih, entah itu dari instansi pemerintah, Kementerian, bahkan sampai masyarakat ini, untuk mengurangi celah oknum-oknum itu bermain? Ya, sebenarnya kita bisa langsung menghapus, loh, bisa, ya, Pak, sebenarnya bisa langsung menghapus, gitu. Kenapa? Karena kita sudah tahu caranya, gitu.

Kalau saya sebagai masyarakat, gitu, orang, ya, tentu enggak akan bisa, karena kita enggak punya kemampuan teknologi untuk melakukan itu, tapi pemerintah bisa. Kita enggak punya wewenangnya juga, gitu, karena memang susah melakukan, apa, take down terhadap satu akun, terhadap, apa, website itu, susah, gitu, berwenang, kewenangan itu dimiliki oleh pemerintah, gitu. Nah, sebenarnya, kalau pemerintah, dalam hal ini Komdigi, gitu, mau melakukan yang tadi saya sampaikan, gitu, bahwa yang diblokir itu adalah servernya, gitu, berusaha untuk masuk ke sana dulu, ya, Pak, ya, iya, itu selesai, tuh.

Cuma yang jadi masalah sekarang, memang Komdigi sedang ini, sedang enggak bisa ngap-ngapain di mesinnya, ini, kenapa? Karena sedang ada penyidikan, kan. Oke, sedang ada proses, kemudian ada 11 orang itu, sehingga belum bisa membatasi, gitu, karena ini adalah crime-nya, gitu, ya, kan. Sehingga nanti, kalau dilakukan perubahan, dilakukan, apa, assessment, atau dilakukan audit, itu nanti akan berubah semua, takut-takut mengganggu evidence, gitu, ya, kan. Tapi, ya, polisi jangan lama-lama juga, kan, ah, ketahuan, ini 11 orang, gitu. Sampai sekarang juga, apa namanya, belum tahu nama-namanya siapa itu yang ditangkap, gitu.

Kalau menurut saya, gak usah lama-lama, gitu, udah ketahuan namanya, apa namanya, jelas-jelas dia melakukan itu, gitu, ya, kemudian, ya, sudah, proses aja, gitu. Dan mesinnya ini supaya cepat digunakan untuk ngeblokir yang saya bilang tadi, servernya, itu tadi, gitu. Karena di mesinnya itu pasti sudah ada, ya, Pak, ya, di mesinnya itu gini, jadi mesin ini punya kemampuan, gitu, untuk memberikan link, untuk memberikan alamat IP address kepada seluruh ISP yang ada di Indonesia. Di Indonesia ini ada sekitar 150 ISP saat ini, jadi kalau kita mau internetan, kita pasti pakai ISP, namanya internet service provider, kan. Mau kita pakai Telkomsel, mau pakai XL, mau pakai Indosat, mau pakai IndiHome, mau pakai apapun itu, gitu, kita pasti menggunakan ISP, gitu. Jadi, kita enggak akan bisa connect ke internet tanpa ISP, kecuali pakai Starlink, ya, beda urusan, ya, Pak. Beda urusan, itu nanti bisa kita bahas lagi, panjang, tuh, gitu, ya, kan.

Nah, Kominfo itu punya kemampuan, ketika ada situs yang, apa, diblokir, itu, data ini diberikan ke seluruh ISP yang ada di Indonesia, oke. Daftar ISP itu, begitu mereka mendapatkan list dari Kominfo, memasukkan ke sistemnya, sehingga orang yang connect melalui platform ISP tersebut, dia enggak akan bisa mengakses, gitu. Nah, harusnya, gitu, ya. Ketika kita bisa tahu, nih, alamat servernya yang digunakan untuk judi online, ini, gitu, nah, ketika disebarkan ke semua ISP, orang enggak akan bisa main, jadi itu sebenarnya simpel, gitu.

Yang kedua adalah, ya, tadi itu, harusnya bank diberikan wewenang, gitu, untuk melakukan blokir, gitu. Saya enggak tahu, ya, apakah banknya sebenarnya enggak ngeblokir, itu memang dia enggak punya wewenang, atau memang enggak mau, kan, rugi juga, Pak, nanti kalau enggak ada transaksi, kalau. Tapi, perlu diberi wewenang, gitu, kalau memang indikasi sebagai judi online, udah, blokir aja, ambil duitnya, gitu. Kalau ada orang yang datang, eh, itu, kan, uang saya, gitu, tanyain aja, bagaimana anda, gitu, kok bisa punya duit sebanyak ini, kemudian siapa aja yang transfer, gitu. Pasti enggak akan berani orang-orang itu, gitu.

Yang ketiga, ini yang paling susah, nih. Kenapa paling susah? Karena nangkap-nangkapin pelakunya yang banyak banget itu, ya, Pak, ya, yang banyak banget itu, gitu. Karena ini, kan, jenjangnya sampai ke atas, nih, kan. Agennya yang nerima manfaat judinya, yang menerima sponsor, yang duitnya itu, kalau kata, apa namanya, PPATK, itu sudah nyebar ke mana-mana, gitu. Hasil dari judi online ini, gitu, masuk ke instansi-instansi juga, ya, bahkan beberapa masuk ke Pilkada, katanya, gitu, ya, kan.

Nah, ini, apa namanya, memprosesnya, saya pikir agak susah, memprosesnya susah, nih, gitu. Karena nanti ada orang-orang besar, pejabat-pejabat, mungkin, ya, gitu, atau orang-orang hebat, gitu, yang mungkin akan ikut terkoneksi dengan ini, gitu. Sehingga akan berat. Jadi, kalau ini, sambil proses, ya, sudah, biarin proses, tapi untuk nyetop ini dulu, laksanakan secepat-cepatnya, gitu. Sehingga masyarakat enggak ada lagi yang, apa namanya, bisa main judi online, gitu.

Kenapa gini, Mbak, kenapa saya paling, ini paling vulgar, kalau ngomongin judi online ini, gitu, iya, Pak. Yang jadi korban itu adalah orang-orang yang sebenarnya dia tuh enggak mampu keluar duit selain untuk kehidupan rumah tangganya, gitu. Orang-orang enggak mampu, apa namanya, punya uang lebih, gitu, ya, kan, untuk hal-hal lain, karena mereka untuk makan aja masih susah, untuk nghidupin anaknya susah, untuk sekolah anaknya susah, untuk bikin fasilitas untuk rumahnya susah, gitu. Yang harusnya mereka ini enggak boleh, gitu.

Karena tergiur, itu tadi, ya, Pak, ya. Nah, bandar-bandar, agen-agen ini, ini kurang ajarnya, orang sudah susah, masih dipers, lagi darahnya, gitu. Makanya, memang kita harus ngelawan ini, gitu, memberikan tawaran-tawaran itu, betul, gitu. Nah, kalau misalkan korbannya orang-orang yang punya duit banyak, gitu, ya, cuma keluar Rp10.000 sehari, enggak enteng, ini. Akhirnya, apa, orang begitu enggak punya duit, terjerat judi online, akhirnya, apa, supaya dia bisa ngembalikan duit yang hilang, dia pakai pinjam uang, akhirnya, apa, kepinjol. Jadi lingkaran setan, ya, Pak. Dia dikejar-kejar sama debt collector pinjol, enggak bisa bayar, ngerepotin temannya, pinjam lagi ke, bisa minjam temannya, bohong tetangganya, dan lain-lain, begitu. Sampai akhirnya bisa mengarah ke kriminal, itu, Pak, untuk dapat uang, orang jual anaknya, orang jual istrinya, orang bunuh orang, jadi rampok, begal, maling, gitu, apapun dilakukan untuk dapat uang. Jadi, penyakit masyarakat ini, gitu, ya, kan.

Nah, ini yang kita, ini harus perang bersama, gitu. Dan kita sudah tahu sebenarnya caranya, kan, gitu, sangat simpel, gitu, ya, kan. Secara teknologi, pemerintah punya teknologi, itu bisa untuk melakukan blokir. Tentu saja Komdigi, jika dibantu dengan Badan Siber dan Sandi Negara, gitu, kemudian dibantu oleh PPATK, ini tim pencegahan, gitu, tentu akan gampang mendapatkan identitas mana server-server yang digunakan untuk permainan judi online, sehingga tinggal diblokir. Bank, dengan adanya Bank Indonesia, OJK, PPATK, itu sangat gampang sekali tahu rekening-rekening yang digunakan untuk penampungan, untuk rekening-rekening yang awal, sudah pasti itu rekening palsu. Kenapa? Karena enggak mungkin, apa, orang gitu, pakai duitnya, pakai rekeningnya sendiri, nampung duit judi, pasti dia beli rekening-rekening. Tapi, enggak ngaruh, tuh, biarin aja, pakai rekening siapa pun, biarin aja, yang penting begitu ada duitnya, ambil, gitu. Kalau dia sudah naik ke atas, usut ke atasnya lagi, mana, ini punya, nih, ambil duitnya sampai level paling atas, ambil duitnya, gitu. Kemudian, ketika ada orangnya, proses orangnya, gitu, ya, kan.

Nah, uang ini gampang diambil, sebenarnya gampang diblokir, sehingga orang main judi, dia kalau enggak ada uang, dia ketika enggak di-withdraw, dia penting, akan malas. Nah, yang ketiga, yang susah tadi, itu, mau enggak nangkap-nangkapin orang itu, gitu. Berarti, catatan pentingnya itu sebenarnya ini bukan PR-nya Komdigi aja, ya, Pak, ya. Enggak, dong, Komdigi, sorry, Komdigi itu hanya sebagian kecil aja, sebenarnya, gitu. Ada Kominfo hanya bagiannya, hanya bagian, karena ini harus kerja sama yang baik, gitu. Ada BSSN, ya, kan, kemudian ada PPATK, begitu. Penindakannya ada Kejaksaan Agung, ada Polri, gitu, ini kerja sama, gitu. Dan jangan saling nyalah-menyalahkan, jangan lempar-melempar, ya, Pak. Karena tadi malam, saya live di salah satu TV, itu, apa namanya, teman, apa, dari Polri itu bilang bahwa ini adalah kegagalan pencegahan, gitu. Waduh, saya bilang, enggak bisa kayak gitu, Pak, iya, dong, gitu. Ketika menyalah-nyalahkan, gitu, kerja sama jadi enggak bagus, koordinasi enggak bagus, jadi malah enggak jalan, ini, nanti, gitu, iya, kan.

Oleh karena itu, enggak boleh nyalah-nyalahin, harus kerja bareng, dan kerjanya, larinya harus barengan, jangan sampai bagian pencegahan larinya kencang, yang bagian penindakan jalan di tempat, gitu, ya, kan. Nah, oleh karena larinya harus sama-sama kencangnya, baru ini bisa, apa, berhenti, ini bisa berhenti, walaupun pelan-pelan dulu, ya, Pak, ya.

Kemudian, Pak, kalau tadi, kan, kita sudah ngomongin tentang Komdigi, terus kita juga ngomongin bagaimana pencegahannya, dan juga penindakan, nih, dari tersangka-tersangka dan influencers itu. Nah, kalau untuk kita, nih, Pak, sebagai user sosial media, nih, ya, mungkin sahabat Kompas TV juga nanti sering bertanya-tanya, kalau, duh, malas banget, nih, kalau main media sosial, terus tiba-tiba diserang, tuh, sama komen-komen, atau tiba-tiba dari iklan apapun itu masuk, juga, atau bahkan mungkin ada website, website dari kita, nih, kita semua bisa, ya, Pak, bikin website, itu disisipi sama judi online, gitu, sampai akhirnya jadi sebel sendiri, gitu, ya, Pak, ya.

Atau mungkin, bahkan jadi, akhirnya, coba, deh, pada akhirnya banyak yang seperti itu juga, kan, Pak. Itu sebenarnya bisa, enggak, sih, Pak, kita mencegah itu? Iya, jadi begini, karena duitnya ini banyak, gitu, ya, karena duitnya banyak, resource-nya ini banyak, gitu, mereka bisa melakukan advertising, iklan itu, ke mana-mana, gitu, ya, kan. Jadi, mereka pakai Adsense, mereka pakai iklan di IG, mereka pakai iklan di TikTok, mereka pakai promote apapun itu di media sosial, gitu. Sehingga orang yang pernah ngeklik, misalkan, cari tentang judi online itu apa, sih, gitu, ada kata-kata judi aja, ada kata-kata gacor, gitu, itu, nanti dia akan kedatangan iklan. Kenapa? Karena memang kita, eh, sistem browser kita itu membolehkan adanya cookies, gitu. Sehingga, ketika cookies itu ada, ketika kita pernah membuka sesuatu hal tentang judi, walaupun kita enggak main judi, ya, walaupun, padahal kita hanya melihat, lihat informasi tentang judi, gitu, situs-situs judi online, itu, mereka akan memasukkan iklannya ke kita. Memang annoying itu, gitu, tapi di sini saya kena, berarti, ya, Pak, ya.

Tapi, ada feature, kan, sebenarnya, ketika, apa, ada iklan itu, kita bisa ngeklik bahwa ini enggak, enggak, enggak sesuai dengan saya, gitu, sebenarnya kita bisa klik, gitu, ya, kan, gitu. Kemudian, ketika kita memiliki website, gitu, karena kita enggak memikirkan keamanan, gitu, nah, website kita juga kadang-kadang disusupi oleh judi online, gitu. Nah, itu sebenarnya kesalahannya adalah salah satunya di kita juga, gitu. Kenapa? Karena kita tidak mengamankan website yang kita miliki dengan benar. Oleh karena itu, pengamanan website itu penting sekali, apa, pengecekan secara rutin isi dari website kita penting sekali, gitu. Dan itu yang tidak dilakukan oleh website-website yang dimiliki oleh pemerintah, gitu. Sehingga, ketika para hacker ini disewa oleh agen judi online, oleh bandar judi online, mereka melakukan peretasan ke website-website milik pemerintah, go.id, website militer, tni.mil, gitu, ke kampus-kampus, ac.id, gitu. Dan mereka berhasil naruh website judinya di website pemerintah, ini, gitu. Enggak akan bisa diblokir segampang itu, ya, Pak. Adminnya itu enggak melakukan patroli dengan, apa, rutin, gitu, sehingga bisa bertahan sampai berbulan-bulan, gitu.

Dan, dan itu yang akan jadi alasan, dan ketika Komdigi berhasil melakukan monitoring, eh, di situsnya Polri ada situs judi online, nih, gitu. Nah, tapi dia enggak akan bisa ngeblokir, kenapa? Karena yang diblokir itu adalah domain utamanya, polri.go.id-nya, gitu. Jadi, kalau itu akan ke, semuanya akan ke down semuanya, gitu. Nah, itu yang kemarin di DPR seperti diomongin, kan, masuk ke WordPress, gitu. Itu sebenarnya pasti karena kesalahan ini aja, apa namanya, enggak sengaja, gitu, begitu dia ngelupain, ini, Mbak.

Kalau kita lihat, ya, di Komdigi itu kasihan juga, loh, jadi sistem untuk, apa, pengumpulan data yang mau diblokir, itu, itu dilakukan kombinasi, pertama adalah mesin ngumpulkan datanya, gitu. Setelah mesin ketemu, dibuat leveling-nya, yang mana yang dampaknya paling tinggi. Nah, setelah dampak paling tinggi, itu untuk analisis terakhir dikasihkan kepada orang, jadi ada sekali shift, 30 orang, nih, wow. Jadi, nanti, apa, staf di Komdigi itu akan ngeklik, ini, oh, ya, ini harus diblokir, ini enggak diblokir, ini enggak diblokir, oh, ini screenshot, gitu. Dan sebanyak, jadi matanya sampai keriting, nih, gitu. Karena, apa, masing-masing orang mungkin 10.000 kali sehari untuk itu, gitu. Jadi, potensi kesalahan itu ada.

Kemarin juga saya sampaikan kepada Pak Dirjen Aptika, waduh, Pak Dirjen, ini kasihan, kalau staf kayak gini, nih, gitu. Ini harus dibikin sistem, apa, yang basisnya sekarang bisa menggunakan AI, gitu. Supaya bisa tahu otomatis, benar enggak, apa, situs yang ditemukan, itu terverifikasi situs judi online atau situs pornografi atau situs-situs yang negatif lainnya, gitu. Sehingga memudahkan orang dan mengurangi kesalahan, gitu. Nah, ini kemarin karena mungkin dia capek kerjanya, mungkin malam, gitu, enggak sengaja, ada subdomain yang pakai WordPress diserahkan, diblokir juga WordPress-nya, lah, keblokir, ya, gitu. Cuma, kan, setelah itu, kan, dibuka lagi, gitu.

Jadi, bukan berarti bahwa Komdigi, gitu, ya, salah, apa namanya, blokir, gitu, enggak kayak gitu. Ini enggak, lah, gitu. Enggak mungkin, enggak, enggak sebodoh itulah, gitu. Jadi, kita juga jangan terlalu, apa, melihat semua yang disampaikan di media sosial itu benar, gitu. Karena sekarang banyak influencer-influencer, gitu, yang ngomong, oh, ini, ini, itu, gitu, tapi di sebenarnya enggak ngerti kenyataannya seperti apa, gitu. Mungkin justru malah buzzer, ya, Pak, buzzer juga, bisa dimanfaatkan oleh orang-orang sana. Dan sekarang ini, karena duitnya banyak, bandar-bandar, agen-agen itu, itu juga sudah mulai, tuh, nyerang-nyerang, apa, orang-orang yang ngomong keras, gitu, di media sosial, gitu. Untung saya enggak punya media sosial, gitu, jadi, jadi bingung, gimana, iya.

Yang kena, berarti, memang butuh adanya pembenahan sistem itu sendiri, perlu ada penyesuaian lagi, ya, Pak. Setelah, ternyata dari, nih, pemainnya otomatis perlu ada penyesuaian-penyesuaian itu, dan pembersihan-pembersihan, pembersihan orang-orangnya, pembersihan teknologinya, supaya, apa namanya, kontrolnya full oleh Komdigi, gitu, pembersihan tata kelolanya, supaya bisa harmoni, gitu, betul sekali.

Itu untuk para instansi ini, ya, Pak, berarti harus diperhatikan, harus jadi PR, ya, tambahan lagi. Sedikit saya potong, ya, tadi, apa namanya. Nah, apa namanya, antara lain untuk masyarakat juga, gitu. Saya pikir, kita juga tahu bahwa ini judi ini sudah, apa, terlalu mengakar, gitu, ya, kan, sudah kayak kanker, gitu. Sehingga butuh juga, masyarakat itu untuk mulai, apa namanya, perhatian, gitu, melaporkan minimal, gitu, kalau menemukan situs-situs yang judi online, gitu, atau dia player, gitu, ya, apa namanya, kalau sudah enggak mau main lagi, tapi dia masih punya akses, gitu, laporkan, kasih laporkanlah, gitu. Sehingga, sehingga pemerintah ini juga punya data-data yang valid dari masyarakat yang bisa membantu untuk melakukan blokir, apa, judi online, supaya tidak bisa digunakan lagi, gitu. Karena justru datanya itu yang tahu, ya, yang main, ya, Pak, ya, tah, yang main, betul.

Berarti, ini yang harus menjadi fokus utama, nih, dari semua lapisan masyarakat, mulai dari pemerintah, instansi, sampai betul, jangan sampai kita mengenal jatuh, atau bahkan terlalu dalam, gitu, betul. Itu nantinya itu, ya, Pak, ya. Gak bisa berhenti, kan, ada adrenalinnya, tuh, kayak, aduh, aku main sekali, menang, main lagi, aduh, kok enggak menang, main lagi, main lagi, main lagi. Dan algoritma di judi online ini, mereka bisa baca dengan sangat tepat sekali setiap pemain, pola pemain, gitu. Sehingga, ketika mereka main, gitu, ya, sudah mulai malas-malasan, dikasih kemenangan dikit, sehingga dia nanti akan main lagi. Ketika dia berhenti total, customer service-nya itu yang akan nge-WA terus, ngejar, gitu, nanti akan kita kasih kemenangan, nih. Dan begitu dia main, ternyata dikasih kemenangan benar, gitu, dikasih janji-janji, itu, artinya, kan, ini bisa dimainin, gitu.

Dan, ingat, ya, kemarin, PPATK sudah melakukan analisis, uang yang dikembalikan dari permainan judi online ini kepada masyarakat hanya 0,001, hanya 0 sekian. Jadi, jangan berharap, he, main judi online, udah pasti kalah, sudah pasti kalah, udah enggak ada kemungkinan lain, udah pasti kalah. Kalau ada yang menang, ya, ini, apa namanya, sahabat Kompas TV, nih, gitu, kalau ada yang dia menang, coba tanyain di story-nya, banyakan depositnya atau withdraw-nya, pasti akan banyakan depositnya, udahlah, gitu. Masuk sama keluarnya itu pasti akan tetap banyak keluar, walaupun enggak kerasa, ya, Pak. Kadang cuma Rp10.000, Rp50.000, sekali, sekali main, menang Rp2 juta, tuh, rasanya senang, gitu. Padahal, sebenarnya yang dikeluarkan lebih dari itu, iya.

Dan tadi malam, itu juga kita, apa namanya, salah satu TV, gitu, komunikasi dengan salah satu mantan pemain, gitu. Bayangkan, dia sudah punya kerjaan, punya toko, gitu, ya, tiba-tiba karena main ini, semuanya rusak, semua dijual, akhirnya rugi hampir Rp1 miliar, keluarganya berantakan, gitu. Dan itu terjadi hampir ke semua pemain judi online, ini, semuanya, betul, tanpa pandang bulu, enggak akan ada yang dimenangkan terus, ya, Pak, ya, di situ, ya.

Jadi, sahabat Kompas TV, perlu jadi perhatian kita bersama, ini enggak hanya jadi PR-nya Komdigi, enggak hanya jadi PR-nya Polri saja, tapi benar-benar dari setiap kita, nih, masyarakat, saling mengingatkan, saling melaporkan, kalau misalnya ada teman, kerabat, keluarga, mungkin, yang sudah terlanjur masuk ke judi online. Ayo, kita sama-sama mengingatkan sebelum jatuhnya terlalu dalam, dan nanti sebelum, justru akan membawa kita ke hal-hal yang jauh lebih negatif dan lebih merugikan.

Terima kasih banyak waktunya, terima kasih, Pak Pratama, semoga gak banyak lagi ngomongin tentang judi online, karena tutup, ya, harusnya sudah berkurang. Jadi, nanti kita ngomonginnya, kenapa bisa sebagus ini, nih, Pak, penanganannya, kita berharap begitu. Terima kasih sekali lagi, Pak Pratama. Terima kasih, sahabat Kompas TV, saya pamit, sampai jumpa.

Dengan penanganan judi online yang lebih terkoordinasi dan melibatkan semua pihak, dari pemerintah hingga masyarakat, kita dapat memutus rantai kejahatan siber ini untuk melindungi generasi dari kerugian finansial dan sosial.

Video menarik lainnya

Ari

Recent Posts

Dampak Judi Online Rusak Finansial hingga Kejiwaan

Dampak judi online rugikan finansial hingga ganggu jiwa, 100 pasien dirawat di RSCM, pemerintah diminta…

8 hours ago

Pemberantasan Judi Online Bongkar Jaringan Bandar dan Pegawai Komdigi

Pemberantasan judi online ungkap 22 tersangka, termasuk bandar HE dan 10 pegawai Komdigi, kelola ribuan…

17 hours ago

Respons Budi Arie Soal Kasus Judi Online Pegawai Komdigi

Budi Arie diperiksa polisi dalam kasus judi online pegawai Komdigi, 12 staf terlibat lindungi ribuan…

1 day ago

Penegakan Hukum Pemberantasan Judi Online Soroti Pemeriksaan Budi Arie

Pemberantasan judi online soroti pemeriksaan Budi Arie sebagai saksi di kasus Kominfo 2023-2024, dalami dugaan…

2 days ago

Budi Arie Diperiksa Polisi soal Kasus Judi Online di Kominfo

Eks Menkominfo Budi Arie diperiksa polisi terkait kasus judi online di Kominfo. Simak kronologi dan…

2 days ago

Langkah Tegas Pemberantasan Judi Online oleh Kemkomdigi di Awal 2025

Pemberantasan judi online oleh Kemkomdigi: 43.000 konten diblokir awal 2025, lindungi anak dari bahaya game…

2 days ago