Pemberantasan judi online menjadi prioritas utama pemerintah Indonesia untuk melindungi masyarakat, terutama anak-anak, dari dampak buruknya. Miris sekali, hingga saat ini data menunjukkan 80.000 anak di bawah usia 10 tahun telah terpapar dan terlibat dalam judi online melalui aplikasi game. Lalu, bagaimana cara pemerintah membumihanguskan judi online di Indonesia? Kami ajak Anda untuk berdialog dalam program Apa Kabar Indonesia Malam bersama sejumlah narasumber. Hadir di studio, pakar telematika Dr. Pratama Persada. Selamat malam. Selamat malam, sehat Alhamdulillah. Kemudian, sudah bergabung bersama kami melalui Zoom, Mas Hariko Wibawa Satria, juru bicara kantor komunikasi kepresidenan. Kami juga masih menantikan pihak dari PPATK untuk segera bergabung. Kami sudah mencoba menghubungi pihak kepolisian agar bergabung dalam dialog malam ini, namun belum bisa karena bentrok dengan kegiatan dan aktivitas.
Mas Hariko, angka dari PPATK sangat fantastis. Dalam kurun waktu November 2024 saja, perputaran uang judi online mencapai Rp283 triliun. Anak-anak juga menjadi terpapar melalui game yang merupakan judi online. Bagaimana langkah supaya ini tidak semakin meluas? Terima kasih, Mbak Sira, dan senior kami, Pak Persada, yang berada di studio. Pertama, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Kemenkopolhukam, kepolisian, kejaksaan, kehakiman, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Intelijen Negara, PPATK, Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, dan berbagai kementerian serta lembaga yang telah menjalankan arahan dari Presiden kita, Bapak Prabowo Subianto, untuk mencegah dan memberantas judi online, korupsi, narkoba, dan penyelundupan.
Kembali kami ingatkan, Presiden kita, Bapak Prabowo Subianto, sudah sangat jelas memerintahkan. Beliau mengatakan, saya minta kepada Jaksa Agung, Kapolri, BPKP, Badan Intelijen Negara, dan berbagai kementerian serta lembaga agar fokus, karena ancaman berat bagi kita adalah judi online, narkoba, penyelundupan, penyelewengan, korupsi, dan kebocoran. Bahkan, Presiden kita, Bapak Prabowo Subianto, dalam Musrenbang kemarin dengan tegas mengatakan, kita harus benahi diri, kita harus bersihkan diri sebelum masyarakat yang membersihkan kita. Kami sangat mengapresiasi perhatian dari seluruh masyarakat terhadap masalah judi online ini.
Mbak Sira, pada hari ke-87 Pak Prabowo menjadi Presiden Republik Indonesia, telah banyak yang dilakukan oleh jajarannya, di antaranya menangkap para pegawai di Kementerian Komunikasi dan Digital yang terlibat dalam judi online, yaitu sekitar 24 orang. Inilah untuk pertama kalinya pemerintahan melakukan penangkapan terhadap pegawai pemerintahan yang seharusnya bertugas mencegah dan memberantas judi online, namun ternyata melindungi judi online. Penangkapan ini juga didukung oleh Kementerian, oleh Ibu Mu Hafiz, Mas Angga Raka Prabowo, dan Pak Nezar Patria. Hingga saat ini, Kementerian Komunikasi dan Digital telah memblokir lebih kurang 5.666.000 konten terkait judi online.
Namun, permasalahan masih terus ada hingga saat ini belum tuntas. Dari Mas Pratama, bagaimana melihatnya? Akar masalahnya masih ada, belum tuntas-tuntas, bahkan sudah puluhan hingga jutaan anak terlibat, sangat masif. Satu harinya juga mereka bermain. Kami perlu mengapresiasi dulu, Polri berhasil mengungkap adanya pencucian uang yang duit judi online dipakai untuk beli hotel. Tetapi kenyataannya, sampai detik ini, orang masih bisa main judi online. Jadi, selama ini yang sudah dilakukan, tadi Mas Hariko bilang, kita sudah memblokir terhadap 5 juta lebih website, tapi ternyata orang masih bisa main. Ini yang jadi masalah. Berarti ada yang salah di sini. Kok bisa sudah diblokir, kemudian sudah disita orangnya, uangnya, kemudian sudah dianalisis duitnya ke mana, kok masih bisa main? Ini berarti ada problem yang harus kita selesaikan, yaitu akarnya.
Oleh karena itu, kenapa saya selalu bilang, sebenarnya ada tiga hal yang bisa kita lakukan kalau mau memberantas ini sampai ke akar-akarnya. Yang pertama, secara teknologi, yang dilakukan Komdigi saat ini memang sudah cukup baik, melakukan blokir dan blokir. Tetapi yang diblokir itu hanya landing page-nya saja, pintu masuknya saja. Server permainannya itu belum terblokir. Padahal, sebenarnya lebih gampang memblokir servernya dibandingkan memblokir landing page-nya. Landing page-nya kan banyak, dari jutaan yang diblokir itu sebenarnya hanya masuk ke dalam lima server permainan saja yang berbeda. Nah, yang dimonitor lima server ini saja, yang matikan, matikan, matikan. Bisa, enggak perlu ke Kamboja, enggak perlu ke Vietnam, enggak perlu ke Filipina. Kekuatan dari pemerintah kita harus melakukan pembatasan akses. Asal kita tahu sumbernya, server ini, IP address server ini, kita blokir. Enggak apa-apa, nanti dia di-up-kan lagi, enggak apa-apa, kita blokir lagi, enggak ada masalah. Dan itu caranya sangat gampang sekali.
Yang kedua, transaksi keuangan. Nanti kalau ada PPATK, kita bisa tanya. Selanjutnya, di PPATK, mereka sudah tahu sebenarnya rekening-rekening yang digunakan untuk penampungan, rekening-rekening yang digunakan untuk judi online ini. Mereka sudah tahu perusahaan mana, kemudian siapa orangnya, kemudian by name, by address, mereka sudah tahu sebenarnya itu. Kemudian, bank itu pun juga tahu sebenarnya. Bank, dompet digital, sudah tahu rekening-rekening yang digunakan untuk deposit, karena pattern-nya jelas. Kenapa pattern-nya jelas? Sudah pasti orang main cuma deposit Rp10.000, Rp30.000, tapi berlangsung selama 24 jam. Yang ketiga adalah masalah orang-orangnya. Kita sudah tahu orang-orangnya ini, bagaimana? Berani enggak kita tangkap? Kita simpan dulu, kita lanjutkan di segmen selanjutnya.
Kami juga sudah bergabung bersama juru bicara PPATK, Pak Nasir Konga, yang segera bergabung bersama kami. Nanti kita dalami, ya, Pak, usai jeda. Terima kasih, Anda masih bersama kami di Apa Kabar Indonesia Malam. Tadi sempat dibahas oleh Mas Pratama, ini menjadi sangat penting untuk dibahas karena dari PPATK juga sudah mendapat data-data. Apakah sudah diserahkan kepada pihak kepolisian? Kita ajak tanyakan langsung kepada Pak Nasir, yang merupakan juru bicara dari PPATK. Pak Nasir, bagaimana sebenarnya data-data itu sejauh ini? Apakah sudah diberikan kepada pihak kepolisian dengan terang benderang sehingga ketahuan by name, by address, seperti yang tadi disampaikan oleh Mas Pratama?
Jadi, memang tugas dan kewenangan PPATK itu memberikan informasi, hasil analisis, menyampaikan hasil analisis, hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh PPATK. Lalu, kemudian teman-teman menyidik, menindaklanjuti dengan mengumpulkan alat bukti. Dan sejauh ini, kita banyak hasil analisis yang kita sampaikan kepada teman-teman penegak hukum. Tapi yang harus kita apresiasi, setelah dibentuknya Satgas ini, jumlah dari pelakunya menurun, persentase dari judi online itu sangat menurun. Yang pernah naik sampai 674% di 2021, dari Rp57 triliun ke 2022 menjadi Rp104 triliun. Nah, meski angkanya di 2024 ini besar, nilai perputaran dananya itu Rp359 triliun, tapi kenaikannya itu 10%, jadi sangat menurun dibanding misalnya di 2023 yang naiknya 201%, lalu di 2021 kenaikannya sampai 260%, tetap naik 7%.
Pak Nasir, begini, kan nama-namanya sudah ketahuan, ya, Pak? Nah, tindak lanjutnya seperti apa? Itu kan sudah sangat terang benderang, paling tidak jadi sudah ada pintunya lah, paling tidak untuk mengungkap secara terang benderang. Saya kira, teman-teman penyidik juga sudah banyak melakukan penangkapan, penyitaan dari kasus-kasus judi online yang ada. Begitu juga teman-teman Komdigi, banyak sudah situs-situs yang di-down dan seterusnya. Mungkin permasalahannya memang tidak dapat terselesaikan serta-merta, tapi kalau dari tren itu sudah ada penurunan. Lebih-lebih, arahan Bapak Presiden cukup jelas, cukup tegas, sehingga juga Kementerian di bawah dan lembaga yang terkait itu bekerja secara optimal. Dan PPATK siap senantiasa membantu para penegak hukum untuk mencegah dan memberantas dari judi online yang ada.
Kalau dari rekening-rekening yang terpantau, mereka artinya membuat rekening palsu atau bagaimana sebenarnya modus yang mereka lakukan untuk tindak pencucian uang, kemudian juga dari progres ataupun perputaran uang dalam judi online ini, Pak Nasir? Jadi, kalau kita lihat modus dari penerimaan deposit yang dilakukan oleh bandar, itu banyak menggunakan rekening bank, ya, tadi disebutkan dengan rekening palsu oleh Pak Pratama, ya, itu memang benar adanya. Tapi selain itu juga ada voucher game online, juga virtual account, lalu ada pulsa, kurir, ada e-commerce, dan voucher Google Play yang mereka gunakan. Kalau kita lihat dari transaksi itu, menggunakan e-commerce cukup besar, total depositnya ada Rp6 triliun lebih, dan di kurir situ kita lihat ada perputaran judi online ini Rp24 triliun.
Menarik tadi pembahasan TV1 ini menyangkut keterlibatan anak-anak. Betul, sampai di akhir 2024 ini, usia bermain di bawah 11 tahun itu ada 2.600, nilai total transaksinya Rp2,6 miliar lebih, dengan pemain itu ada 705.000 anak. Nah, kalau kriteria anak-anak itu kan di Indonesia 18 tahun ke bawah, ya, 11 sampai 16 tahun ini jauh lebih besar lagi, 1.165 dengan frekuensi permainannya itu ada 19.764. Di usia 17 sampai 19, ada 1.200.240 pemain, dengan frekuensi transaksinya itu 1,2 juta dan deposit yang mereka keluarkan itu Rp133 miliar. Nah, ini artinya, Mbak, dari keseluruhan total deposit yang begitu besar itu, pengaruhnya, dampaknya terhadap roda perekonomian ini sangat signifikan, belum lagi masalah-masalah sosial yang ditimbulkannya.
Itu tadi menjadi satu hal yang sangat-sangat penting untuk dibahas dan juga untuk pencegahannya. Karena anak-anak ini sangat-sangat terpapar, mereka juga sudah bisa dikatakan sebagai dengan sadar adanya judi online ini. Padahal mereka juga generasi masa depan. Nah, Mas Hariko, apa yang sebenarnya harus diberikan secepatnya sehingga orang tua, kemudian anak-anak ini mengetahui bahwa ini tidak benar, aplikasi ini seharusnya juga tidak di-download, ataupun bagaimana pemberantasannya?
Terima kasih, Mbak Sira, kemudian Pak Nasir juga, Pak Pratama. Tadi TV1 bagus sekali di awal memberitakan tentang anak-anak yang bermain judi online, namun izinkan kami meluruskan datanya. Jadi, bukan 80 juta orang anak terlibat judi online, namun yang benar adalah 80.000 anak di bawah 10 tahun yang terlibat judi online. Itu yang dipublikasikan di website PPATK pada 26 Juli 2024. Jadi, sebelum Presiden kita, sebelum Pak Prabowo dilantik menjadi presiden, ada data anak usia di bawah 10 tahun itu ada 80.000 orang yang tercatat bermain judi online dari jumlah keseluruhan 4 juta orang.
Saat ini, Kementerian Komunikasi dan Digital di bawah pimpinan Ibu Mutia, Mas Angga, dan Mas Nezar Patria sedang merumuskan pembatasan usia bermain media sosial, dan kita berharap segera dirampungkan. Langkah ini, kami meyakini, bisa mengurangi jumlah pemain judi online dari anak-anak kita. Itu yang pertama. Kemudian, yang kedua, dalam program makan bergizi gratis, itu juga dalam sesi sebelum makan, selalu disampaikan pesan-pesan moral, penghormatan terhadap petani, menghargai orang tua, termasuk agar menghindari bullying, berhati-hati terhadap judi online, dan lain sebagainya. Kemudian, juga disampaikan bahwa ada kerusakan otak yang akan terjadi ketika orang bermain judi online, sehingga susah mengontrol perilaku, bahkan ada yang tega menghilangkan nyawa kedua orang tuanya. Dan berbagai penelitian, bahkan para ahli juga mengatakan bahwa pemain judi online ini merusak enam orang di sekitarnya. Jadi, bukan hanya merusak dirinya, tapi juga merusak enam orang terdekat. Jadi, kalau ada 10 orang pemain judi online, artinya 10 kali 6, artinya 60 orang yang dirusak oleh orang itu. Sangat masif, sangat menyeramkan kalau itu sampai-sampai kita terus biarkan.
Sebelum kita lanjutkan dialog, saya ingin memberikan informasi kepada Anda bagaimana judi online ini datangnya dari tahun ke tahun. Kami hadirkan kepada Anda, dimulai dari tahun 2017 hingga saat ini, nanti di 2024. Pada tahun 2017, sebesar 250.726 transaksi, nilainya mencapai Rp2,01 triliun. Kemudian, 2018 meningkat tajam, 6.666.104 transaksi, kemudian Rp3,98 triliun. Pada tahun 2019, ada 1,85 juta transaksi dengan keuangan sebesar Rp6,18 triliun. Selanjutnya, pada tahun 2020, ini sangat-sangat fantastis, ada 5,63 juta transaksi dengan capaian nilai Rp15,77 triliun. Itu pada saat itu kita sedang mengalami Covid, ya, di seluruh dunia. Kemudian, pada tahun 2021, lagi-lagi nilainya sangat-sangat fantastis, mencapai 43,6 juta transaksi dengan nilai yang sangat-sangat fantastis, Rp57,91 triliun. Pada tahun 2022, mencapai 104,79 juta transaksi dengan nominal Rp50 triliun.
Nah, ini kita akan saksikan juga bagaimana sebenarnya alasan-alasan ataupun penyebab, bagaimana seseorang, faktor yang memicu kecanduan judi. Ini merupakan survei quidgamble.com. Ingin cepat kaya sebesar 36%, kemudian sebatas hiburan 18%, melupakan masalah 18%, kemudian bayar utang 14%, bosan 7%, kesepian 3%, interaksi sosial 1%, dan lainnya sebesar 3%. Ini luar biasa, loh, ingin cepat kaya dengan cara-cara yang justru sebenarnya merugikan diri sendiri dan sekitarnya. Tadi sempat Mas Hariko juga bilang, ya, ini membahayakan tidak hanya dirinya sendiri, tetapi di sekitarnya, bahkan 6 hingga 10 orang. Mas Hariko, kira-kira apa yang harus diambil secara cepat, secara tegas, sehingga ini benar-benar bisa dicegah, paling tidak?
Terima kasih, Mbak Sira. Kami sangat setuju apa yang disampaikan oleh Mbak Sira, kemudian juga kritikan-kritikan dari netizen, harapan dari masyarakat, ini intinya begitu besar karena ini sudah situasinya darurat, ya. Kalau kita lihat, judi online ini, bahkan masalah-masalah sosial sudah cukup banyak. Jadi, kembali lagi, Presiden kita, Bapak Prabowo Subianto, sudah mengatakan dengan tegas, tidak ada backing-backingan, ya, jangan sampai ada aparat, pejabat yang menjadi backing dari judi online. Bahkan Presiden sudah mengatakan, kita harus bersih-bersih, berbenah sebelum masyarakat yang membersihkan kita. Sebelum masyarakat yang membersihkan kita, sudah sangat tegas disampaikan oleh Presiden. Jadi, kami sekali lagi sangat percaya, sangat meyakini bahwa Kemenkopolhukam, kepolisian, kejaksaan, kehakiman, Kemkom, Badan Intelijen Negara, PPATK, semua kementerian, kami sangat meyakini akan mampu mencegah dan memberantas judi online dan mampu memberikan keteladanan kepada masyarakat. Sekali lagi, tidak ada yang kebal aturan. Presiden kita sudah tegas, dan tidak boleh ada yang merasa kebal aturan. Dan kami mengucapkan terima kasih kepada TV1, kepada seluruh media, dan kepada dukungan netizen dan masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan judi online.
Baik, terima kasih, Mas Hariko. Selamat menjalankan aktivitas kembali. Terima kasih sudah bergabung dan juga menjelaskan kepada kami di Apa Kabar Indonesia Malam. Kita lanjutkan, kalau dari Mas Pratama, tadi kan Mas Hariko bilang, Presiden secara tegas mengatakan tidak ada backing-backingan, kok, semuanya harus diberantas semuanya. Kalau dari Mas Pratama, artinya, kalau misal dari PPATK mengatakan bahwa by name, by address sudah ada, artinya backing-backingan itu benar ada, atau dari Mas Pratama? Gini, apa namanya, perintah Pak Presiden sudah jelas, ya, dan saya salut dengan beliaunya, bahwa ya sudah, berantas aja habis-habisan. Cuma, kenyataannya, sampai detik ini, orang masih bisa main judi online. Itu yang jadi problem, kan.
Terus, apa namanya, yang dilakukan ini sudah cukup bagus, tapi masih kurang, dong, karena orang masih bisa main. Kenapa kurang? Tadi saya bilang, ada beberapa hal yang sebenarnya perlu diluruskan cara untuk memberantas judi online ini. Yang tadi saya bilang, secara teknologi, itu sebenarnya bisa gampang sekali. Kita tahu lokasi servernya, kemudian servernya itu kita blokir, sehingga orang, ketika mau main, dia enggak bisa. Bukan landing page-nya yang 5 juta tadi yang diblokir, tapi server permainannya, sehingga ketika orang mau login, mau main, enggak bisa, karena servernya enggak bisa diakses.
Kemudian, dari perputaran uang, kan tadi Pak Nasir sudah bilang, sebenarnya banyak sekali sekarang media-media yang digunakan untuk melakukan transfer uang ini. Selain rekening bank, menggunakan dompet digital, menggunakan kurir, menggunakan e-voucher game, menggunakan voucher Google Play, dan lain-lain. Nah, memang mereka mau menghindari supaya tidak bisa dimonitor, karena PPATK memang yang bisa dimonitor hanya transaksi keuangan perbankan. Kalau misalnya dompet digital, itu dompet digitalnya, perusahaannya yang lapor kepada PPATK. Nah, gimana kalau dia pakai pulsa? Harusnya operator pun juga ikut bertanggung jawab untuk lapor kepada PPATK, akun-akun mana, nomor-nomor mana yang digunakan untuk transfer pulsa. Harusnya mereka juga tahu. Nah, ini kan karena perputaran uangnya sangat banyak sekali.
Akhirnya, apa namanya, saya enggak tahu, ya, apakah memang sengaja mau dijaga supaya tetap jalan, karena perputaran uangnya banyak. Karena, secara logik berpikir, kita enggak susah. Pak Nasir juga pasti akan mikir, enggak susah sebenarnya ini untuk memberantas ini. Tapi, kok tetap masih jalan? Berarti kan ada problem di sini. Kalau enggak susah, kira-kira butuh waktu berapa lama nih untuk Komdigi, paling tidak, ya, sudah bertindak secara cepat dan memberantas? Ya, paling tidak menurunkanlah, ya, walaupun bukan eradikasi. Kalau menurut saya, sebulan, dua bulan lah. Ini sebenarnya bisa selesai urusan ini, kalau memang benar-benar serius dan niat, ya. Karena memang enggak terlalu susah, secara teknologi bisa, secara perputaran uangnya bisa kita deteksi, kemudian siapa pelaku-pelakunya, orang-orangnya, kita juga bisa tahu. Di mana lagi masalahnya? Ini kan jadi kadang-kadang kita gregetan. Aduh, ini gimana sih, ini kayaknya enggak terlalu susah, tapi kok kayaknya, ya, tadi Mbak Sira bilang, kok kayaknya ada yang melindungi. Yang pasti bukan institusi yang melindungi, ya, ini ada mungkin ada masih ada oknum-oknum yang memang karena dia terbiasa dapat uang banyak. Bahkan, saya yakin, PPATK juga pasti tahu perputaran uang judi ini ke mana saja. Masuk ke Pilkada mana, masuk ke siapa, sebenarnya kayaknya sih tahu. Cuma, mungkin tidak etis membicarakannya di lingkup publik. Tetapi, perputaran judi online ini, duitnya, karena begitu banyaknya, bahkan Menkopol bilang ada Rp900 triliun sebenarnya. Itu kan duit yang sebenarnya banyak sekali.
Yang jadi masalah adalah itu duitnya orang miskin, loh. Itu duitnya orang enggak punya duit, orang yang sebenarnya itu duit dipakai untuk makan, dipakai untuk anaknya sekolah, dipakai untuk anaknya. Itu yang bikin kita kesal. Itu menarik tadi apa yang disampaikan Mas Pratama, ya, perputaran duit yang luar biasa masif. Nah, ini, Pak Nasir, apakah dari PPATK juga menemukan adanya temuan-temuan di mana perputaran uang, kemudian juga transaksi uang hingga ke rekening yang mengalir ke luar negeri? Apakah ini juga terdeteksi? Apakah ini juga sudah ditemukan dari PPATK?
Ya, sudah lama itu, Mbak Safira, ya. Kita temukan bahwa uang hasil judi online itu dibawa keluar, ya, dan itu triliunan nilainya, ke Kamboja, dan yang banyak itu, ya, ke Singapura, Thailand, Filipina. Nah, ini yang saya bilang tadi, kalau tidak kita berantas sama-sama, ini akan mengganggu perekonomian kita secara nasional, di mana uang tadi itu mengalir ke luar. Dan sebagian besar mengalir pada para bandar, kan. Yang harusnya uang tadi, seperti Mas Pratama tadi, itu mereka jajan bakso, kan, berputar uang, akhirnya penjualan tukang bakso meningkat. Tapi, karena dibuat judi online, tukang bakso jadi penjualannya menurun, seperti itu. Gizi anak jadi menurun karena uangnya dipakai judi. Nah, itu dampak yang harus kita pikirkan bersama, harus kita kerjakan bersama, segera untuk kita tuntaskan.
Dan PPATK, di tahun 2024 ini saja, Mbak Safira, itu sudah menyampaikan 56 hasil analisis, hasil pemeriksaan, dan informasi yang disampaikan kepada penyidik. Dan untuk total perputaran dananya di tahun ini saja, itu ada Rp134,836 miliar. Wow. Nah, PPATK, selama di 2024 ini, sudah melakukan penghentian sementara transaksi di 24 bank dan di satu perusahaan efek, totalnya itu ada 15.407 rekening. Dan saldo yang masih dalam pengentian PPATK itu sampai akhir 2024 ini sebanyak Rp7 miliar lebih, seperti itu.
Kalau misalnya nama-nama, ataupun paling tidak yang rekening transaksi hingga ke luar negeri, itu rata-rata memang oknum-oknum yang tadi Mas Pratama bilang, itu orang Indonesia atau juga melibatkan orang-orang luar? Ya, kolaborasi itu. Jadi, ada bandarnya itu orang Indonesia bekerja sama dengan orang asing yang ada di luar, ya, khususnya negara-negara tetangga kita. Meskipun banyak juga dana itu dikirim ke Amerika dan negara-negara lain, sampai ke Rusia, seperti itu.
Mbak, baik, Mas Pratama, nih, artinya kan sebenarnya memang sudah sangat-sangat masif dan terorganisir. Nah, paling tidak, gini deh, dalam waktu singkat, Mas Pratama, apa yang harus dibenahi dulu dari awal, nih? Kalau menurut saya, masing-masing institusi melakukan tugas dan fungsinya masing-masing, ya. Contohnya, tadi Komdigi, nih, Komdigi melakukan pembatasan akses, pemblokiran, itu yang diblokir servernya, bukan landing page-nya. PPATK melakukan pemblokiran rekeningnya, karena tadi, ketika Pak Nasir bilang, ada Rp107 miliar, sedangkan perputaran uangnya Rp100 triliun, ya, itu kecil banget yang dihentikan. Artinya, ketika kita mau ngeblokir, duitnya sudah terlanjur pergi. Dan tadi, dari yang disampaikan Pak Nasir, itu sebenarnya kita sudah tahu siapa orang dalam negeri yang bermain, siapa orang luar negeri yang bermain, perusahaan mana yang bermain. Artinya, itu kan tinggal diproses.
Kemudian juga bank, kemudian penyedia digital, kemudian operator telekomunikasi, kemudian penyedia voucher game, itu juga harus ikut bertanggung jawab. Mereka harus jaga platformnya supaya tidak dipakai untuk transaksi judi online ini. Nah, itu, apa selama ini pengawasannya minim? Saya juga enggak ngerti, tuh. Itu kan kalau dompet digital, kan OJK, ya, yang melakukan pengawasan. Jadi, di sini, OJK pun juga harus berperan. Jangan hanya kasihan PPATK, nih, dihajar habis-habisan terus, nih, semuanya PPATK, padahal banyak institusi lain juga yang harus bertanggung jawab, ada bank, ada kurir.
Silakan responnya, apa yang dikatakan oleh Mas Pratama? Maaf, Mbak, ulangi, Mbak, kurang. Silakan direspon apa yang disampaikan oleh Pak Mas Pratama, Pak Nasir. Iya, jadi dengan adanya Satgas ini, ya, kerja-kerja dari pencegahan keberantasan itu jauh lebih efektif, ya, dibanding dengan sebelum-sebelumnya. Nah, kalau ini enggak ada, itu sebenarnya, tadi yang disampaikan oleh Mas Hariko, itu bisa mencapai Rp900 triliun di akhir 2024 saja. Tapi, kan, kita lihat, tuh, ya, dari triwulan 1 sampai triwulan 4 tahun 2024, itu frekuensi dari persentase dari pemain maupun perputaran judi online tadi, kan, cukup signifikan menurunnya, ya.
Pak Nasir, begini, ketika ada nama-nama by address, by name, yang terlihat ada yang mencurigakan dan terindikasi judi online, apakah juga ada ditemukan oleh PPATK ini melibatkan oknum-oknum nakal dari aparat penegak hukum? Ya, kita sebutkan itu, ya. Indikasi dari orang per orang, ya, badan usaha, dan lain-lain, kalau dia tentu ada indikasi tindak pidana pencucian uang dan kejahatan asalnya perjudian. Tapi bahwa dia, misalnya, itu oknum, kadang-kadang juga tidak terlalu, apa, ya, itu proses di penyidikan, ya. Penyelidikan dan penyidikan itu yang bisa lebih terang. Tapi, kalau dari data, seperti Pak Pratama tadi, ya, cukup terang, ya. Cukup jelas, transaksi yang ada, duit itu dari mana, ke mana, untuk siapa, itu cukup jelas, ya.
Mas Pratama, tadi ada oknum-oknum nakal juga, nih, sebenarnya, mungkin yang dikatakan bermain, yang mengamankan, yang tadi Mas Pratama katakan. Sehingga ini agak sulit untuk diberantas, perputaran uangnya begitu banyaknya. Dan memang sudah terbiasa, bandar ini memberikan sebagian keuntungannya untuk dijaga. Zaman dulu itu, yang kalau saya dapat info, sekitar 20% yang digunakan untuk menjaga mereka supaya tidak dihabisin. Nah, ini yang menurut saya harus dirubah. Perintah Presiden sudah jelas, saya pikir harus tegak lurus, lah, ya. Tapi, Mas Pratama, ini kan jadi bingung juga kita, ya, maksudnya, dari tahun ke tahun, kalau tadi kita lihat datanya, itu justru meningkatnya sangat masif. Artinya, apa yang terjadi, nih?
Jadi, gini, apa namanya, karena kan semakin banyak yang orang tahu, dan bandar judi online, agen judi online, itu sangat masif sekali menawarkan layanannya kepada masyarakat. Kenapa? Karena mereka punya data kita. Jadi, kebocoran data kita, kan, kita dulu ada, kan, dari Tokopedia, Bukalapak, BNI, BRI, Life, HPC, kesehatan, KPU, dan lain-lain. Mereka punya data itu, mereka punya data, kemudian ngirimin kita tawaran-tawaran untuk main judi online, semakin banyak itu. Kemudian, sangat mudah sekali mereka membeli rekening-rekening di pasaran yang digunakan untuk lalu lintas uang judi ini. Dan itu memang susah untuk dideteksinya, siapa yang jual, dan lain-lain. Sehingga, kalaupun itu ternyata rekeningnya diblokir, udah pasti itu orang enggak akan ngambil. Kenapa? Karena pasti bukan dia, itu bukan duitnya dia.
Sehingga, sebenarnya, kalau menurut saya, perlu dibuat kesepakatan antara tim Satgas ini, bahwa ketika ada indikasi terjadi transaksi judi online dalam satu rekening, langsung blokir aja, enggak usah nunggu-nunggu sehari, 2 hari, 3 hari. Kenapa? Karena begitu nanti sudah 3 hari, 4 hari, atau 5 hari, duitnya sudah enggak ada. Coba tanya Pak Nasir, entar begitu sudah mau diblokir, duitnya sudah kosong, ini. Iya, kan, itu, seperti dikatakan Mas Pratama, langsung diblokir aja, enggak usah ditunggu-tunggu lagi sebelum duitnya benar-benar raib, hilang.
Iya, itu, langsung kita blokir, tapi dia lebih cepat lagi, Mbak, kadang-kadang kalah cepat. Karena apa? Perputaran duit Rp100 triliun, yang keblokir cuma Rp100 miliar. Jadi, TPPU yang dibilang kemarin, berhasil menangkap orang, membuat, membeli hotel yang harganya Rp200 miliar, itu hanya sebagian kecil aja. Keren statement apa, dong, yang bisa membuat supaya dengan cepat, nih? Jangan sampai duitnya lagi yang keburu hilang. Ya, kita lakukan banyak kerja sama, ya, di dalam negeri maupun juga dengan PPATK yang ada di luar negeri, dan terus kita pantau. Begitu ada indikasi tindak pidana pencucian uang dari transaksi yang ada, itu langsung kita blokir.
Baik, terima kasih, Pak Nasir Konga, selaku juru bicara PPATK. Terima kasih juga, Mas Pratama, selaku pakar telematika. Semoga saja, ketika datang narasumber sudah sebagai narasumber, sudah berkurang, ya, berkurang jauh, ya, pencegahannya, dan sudah diberantas, paling tidak. Dengan komitmen tegas dari pemerintah dan kerja sama lintas institusi, pemberantasan judi online diharapkan dapat segera menunjukkan hasil nyata, melindungi masyarakat dari dampak sosial dan ekonomi yang merusak.
Video menarik lainnya
Polri blokir 126.447 situs judi online dan tangkap ribuan pelaku demi memberantas perjudian yang meresahkan…
Waspada bahaya judi online pada pelajar! Kenali ciri-ciri anak terjerat, dampak negatif, dan upaya Dinas…
Ramai isu aplikasi PeduliLindungi dikira jadi aplikasi judi online, padahal fitur barunya justru makin bermanfaat…
Menteri Pigai tegas larang judi online di lingkungan kerja dan beri peringatan keras pada bawahannya…
Polda Jatim gelar lomba film pendek bertema bahaya judi online di kalangan pelajar untuk edukasi…
https://www.youtube.com/watch?v=bbmej7vk_v0 Komdigi gelar Fun Run 5K bertema Lari dari Judol di GBK Jakarta. Diikuti oleh…