Waspada Bahaya Judi Online pada Pelajar dan Upaya Pencegahannya

Shares
  • Bahaya judi online ancam pelajar, dengan 1.850 anak terlibat pada 2023, termasuk 106 anak di bawah 11 tahun.
  • Ciri-ciri anak terjerat: menyendiri, sulit bergaul, ucapan tidak sesuai, ngantuk, dan perubahan perilaku. Dampak negatif: hubungan sosial buruk, kesehatan mental terganggu, konsentrasi belajar menurun, potensi tindakan nekat.
  • Upaya pencegahan: sosialisasi di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler positif, kerja sama dengan orang tua. Dinas Pendidikan DKI Jakarta edukasi kepala sekolah untuk deteksi dini dan bimbingan konseling siswa.

Cerita Lengkap

Bahaya judi online kini menjadi ancaman serius bagi pelajar di Indonesia, khususnya di kalangan anak dan remaja. Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta terus menggencarkan sosialisasi tentang bahaya judi online di kalangan pelajar di sekolah. Para kepala sekolah di Jakarta telah dibekali pengetahuan mengenai tanda-tanda peserta didik yang kemungkinan terindikasi bermain judi online. Wakil Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Purwo Susilo, mengatakan bahwa para kepala sekolah telah diedukasi mengenai ciri-ciri, indikator, atau penanda bahwa anak perlu diwaspadai. Salah satu indikatornya adalah anak yang suka menyendiri dan sulit bergaul dengan temannya, seperti yang dikutip dari akun YouTube Jalahoak pada Minggu, 26 Januari 2025.

Data tahun 2023 menunjukkan fakta mencengangkan. Sebanyak 1.850 anak terlibat dalam judi online, dengan rincian 139 siswa berusia 17 tahun, 1.141 siswa berusia 11 hingga 16 tahun, dan yang lebih mengejutkan, 106 siswa berusia di bawah 11 tahun. Ini adalah bahaya besar yang muncul di kalangan anak-anak dan remaja. Salah satu mitigasi yang bisa dilakukan adalah pendekatan dari sisi pendidikan.

Hadir bersama kita, Bapak Purwo Susilo dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. Terima kasih, Pak Purwo, sudah hadir hari ini. Kita akan ngobrol-ngobrol serius terkait keterlibatan anak-anak di DKI Jakarta dalam perjudian online. Kami juga ingin tahu, sebetulnya bagaimana peran pendidikan dalam mencegah perilaku perjudian online di kalangan siswa? Kita ketahui bersama bahwa pendidikan itu tentunya sangat strategis, sangat esensial dalam mencegah perilaku perjudian online di kalangan peserta didik. Pendidikan dapat meningkatkan kesadaran tentang bahayanya, seperti apa konsekuensi negatif dari judi online, termasuk dampak finansial, emosional, dan sosial bagi peserta didik.

Untuk saat ini, Dinas Pendidikan sudah, sedang, dan akan terus melaksanakan kegiatan penyuluhan terkait judi online secara berjenjang, mulai dari suku dinas sampai ke satuan pendidikan. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada anak-anak kita akan bahaya judi online. Sering kali anak-anak kita tanpa sadar bermain di handphone, ternyata itu adalah judi online. Banyak juga anak-anak yang tanpa sadar atau tidak tahu kalau yang dimainkan itu ternyata situs judi. Tapi, ada juga beberapa anak yang memang tahu dan mengaksesnya. Nah, itu menjadi pekerjaan rumah kami selanjutnya.

Dinas Pendidikan memberikan stimulan, pemantik, untuk kegiatan positif atau sebagai alternatif yang dapat dilakukan oleh peserta didik agar waktu, pikiran, dan tenaganya digunakan untuk kegiatan-kegiatan positif. Kami memperbanyak kegiatan ekstrakurikuler, baik olahraga, hobi kreatif, dan sebagainya. Selain itu, kami juga terus bekerja sama dengan orang tua dalam rangka membimbing, memonitor, dan mengawasi aktivitas anak-anak di rumah, khususnya terkait penggunaan handphone.

Kami penasaran, Pak, anak-anak yang sudah terkena perjudian online ini, apakah punya perilaku khusus yang serupa atau ada tanda-tanda yang nampak? Jadi, kalau di sekolah, pada saat sosialisasi, kami membekali teman-teman kepala sekolah di satuan pendidikan dengan ciri-ciri, indikator, atau penanda anak yang perlu diwaspadai. Bukan kita menuduh, tapi diwaspadai. Seperti apa? Anak kita suka menyendiri, susah bergaul dengan yang lain, menutup diri. Kemudian, dari sisi perilakunya, anak juga suka menyampaikan kalimat-kalimat atau kata-kata yang tidak seharusnya diucapkan, bukan dalam tema pembicaraan. Jadi, anak itu banyak menyendiri, kemudian ketika bergabung dengan teman, omongannya nyeletuk dan berbeda.

Kami juga melihat bagaimana kesehariannya. Apakah anak itu punya uang banyak atau suka segala macam? Itu salah satu cirinya. Kalau ada anak seperti itu, maka itu menjadi fokus bagi teman-teman guru untuk memonitor lebih dalam. Kalau sudah ditemukan, bukan dimarahi atau apa, tapi dikomunikasikan dengan pihak orang tua. Di sekolah, ada guru bimbingan konseling yang dikoordinasikan oleh bidang kesiswaan, dengan tujuan mencegah terjadinya perjudian online di kalangan pelajar, peserta didik di DKI Jakarta.

Jadi, ada indikasi khusus yang patut dicurigai, ya, Pak, apabila para siswa melakukan hal-hal khusus, seperti tadi, senang menyendiri, buru-buru ingin pulang. Yang lain pada ke kantin, dia malah menyendiri Marisa. Ketika kegiatan tambahan di sekolah, dia tidak betah, ingin cepat-cepat menyendiri, memisahkan diri dari keramaian. Dan, mungkin dari sisi orang tua juga bisa dilihat, barangkali handphone-nya dibuatkan password. Jadi, itu salah satu indikasi. Lebih baik ditanyakan, kenapa dipassword, ismqtt

System: password? Isinya apa saja? Bisa jadi anak tidak ngeh kalau dirinya ikut dalam perjudian online. Begitu, ya, Pak?

Kami juga ingin tahu, sebetulnya setelah ada anak-anak yang ditemukan terlibat dalam perjudian online, dampaknya ke siswa sendiri atau ke peserta didik sendiri apa? Apakah prestasinya menurun, kemudian juga jadi hilang-hilangan di sekolah, absen terus, atau seperti apa, Pak? Yang pertama terlihat dari hubungan sosialnya yang kurang baik. Kalau ngobrol sama teman, temannya membicarakan sesuatu, dia bicara yang lain. Itu yang paling gampang dilihat. Kelihatan anak ini matanya sayu, terus ngantuk, mungkin di rumah dia sampai larut malam karena akses handphone terus-menerus dengan perjudian online. Kemudian, tentunya kesehatan mentalnya juga terpengaruh. Semua itu akan berpengaruh ke konsentrasi dia dalam proses belajar. Pas belajar, kelihatan ngantuk, tidak semangat.

Itu dampak dari keterlibatan dalam situs-situs judi online. Tentunya, nanti kalau dibiarkan terus-menerus, akan bahaya. Dia nanti akan nekat, bagaimana supaya bisa berjudi online, bagaimana dapat duit, terus minta ke orang tua, memaksa, dan ada potensi tentunya melakukan hal-hal yang bertentangan dengan agama.

Upaya pencegahan bahaya judi online ini memerlukan kerja sama semua pihak, termasuk orang tua, sekolah, dan pemerintah, untuk memastikan anak-anak terlindungi dari ancaman ini.

Video menarik lainnya