Gibran Larang BSU untuk Judi Online dan Dorong Digitalisasi Bansos

• Gibran larang BSU untuk judi online demi memastikan bantuan digunakan produktif.
• Dorong digitalisasi bansos, termasuk rencana peluncuran digital ID pada 17 Agustus.
• Soroti program PNM Mekar yang memberdayakan 17 juta nasabah, mayoritas ibu-ibu.
• NPL sangat rendah (1,74 %) menunjukkan kedisiplinan penerima manfaat.
• Cerita sukses: usaha kecil berkembang, anak penerima manfaat bisa kuliah di UGM.
• Pemerintah berkoordinasi dengan kementerian dan BUMN untuk memperkuat program.
• Ajak publik memberi masukan lewat aplikasi Tribun X untuk memperkuat konten lokal

Cerita Lengkap

Semua itu untuk menjaga daya beli dan perputaran ekonomi. Ke depan, pekerjaan rumahnya adalah memastikan bantuan-bantuan sosial bisa benar-benar tepat sasaran. Sekali lagi, Gibran larang BSU untuk judi online karena tidak ingin bantuan disalahgunakan untuk hal-hal yang tidak produktif. Kondisi ini menegaskan pentingnya transformasi digital. Saya kira, nanti pada momentum peringatan 17 Agustus, Presiden akan meluncurkan digital ID. Dengan begitu, bantuan sosial bisa lebih tepat sasaran. Kami sedang memperbaiki sistem ini.

Kemarin di berbagai kesempatan—seperti di Banyuwangi, Bondowoso, dan Sleman—kami mengikutkan program PNM Mekar. Bapak-Ibu sudah tahu, PNM Mekar merupakan program lama yang kini dilanjutkan. Saat ini nasabahnya mencapai 17 juta, dengan plafon tidak terlalu besar, sekitar Rp 10 juta, dan mayoritas ibu-ibu. Di Sleman misalnya, para nasabah hanya berjualan keripik dan kerajinan. Anaknya bahkan bisa kuliah di UGM. Ini prestasi luar biasa. Terpenting, program ini memberi dampak nyata: ibu-ibu menjadi mandiri dengan tingkat kredit macet (NPL) sangat rendah, hanya 1,74 persen. Artinya, hampir tidak ada kredit macet. Program seperti ini akan terus kami jalankan. Kami juga telah berkoordinasi dengan kementerian terkait dan BUMN untuk memperkuat program ini. Yang paling menyenangkan adalah melihat para ibu menjadi mandiri dengan NPL rendah.

Video menarik lainnya