Perusahaan penyedia layanan dompet digital PT Visionet Internasional atau OVO meluncurkan gerakan bareng ungkap judi online atau Gebuk Judol, yakni sebuah inisiatif untuk mengajak masyarakat aktif melaporkan akun OVO yang disalahgunakan untuk judi online. OVO mendorong masyarakat untuk lapor judi online melalui kanal resmi agar akun-akun yang terindikasi cepat diblokir dan ditindaklanjuti.
Program tersebut diluncurkan dengan tujuan memperkuat kolaborasi antara OVO dan masyarakat dalam menciptakan ruang digital yang aman dan bebas dari praktik ilegal. Bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan atau PPATK, OVO mendorong masyarakat melaporkan dan memblokir akun OVO serta situs yang terbukti terlibat dalam kegiatan judi online. Berdasarkan data PPATK pada 2024 tercatat lebih dari 209.000 transaksi judi online dengan nilai mencapai Rp359 triliun.
Dengan adanya inisiatif tersebut, OVO berharap dapat lebih banyak melibatkan masyarakat dalam upaya pemberantasan judi online yang merugikan. Kepala PPATK Ivan Yustia Vandana berharap dengan adanya pemantauan lebih ketat serta kolaborasi antara sektor keuangan digital dan regulator, maka peredaran judi online diharapkan dapat ditekan secara signifikan.
Dan langsung saja, untuk membahas terkait dengan hal ini sudah hadir di studio CNBC Indonesia Karaniya Darma Saputra selaku Presiden Direktur OVO serta Danang Triharono, Deputi Analisis dan Pemeriksaan PPATK. Pakar dan Pak Danang apa kabar? Baik, Pak. Selamat datang di studio CNBC Indonesia.
Baik, mungkin pertanyaan pertama saya akan ke Pak Danang terlebih dahulu. Mungkin boleh disampaikan ke pemirsa data terkini terkait dengan judi online di skala nasional. Baik, tadi sudah disampaikan Mbak Nik bahwa perputaran transaksi judi online di tahun 2024 itu mencapai Rp359 triliun. Nah, perputaran ini kan dari deposit sampai apa bandar mencuci uangnya gitu. Nah, sebenarnya kerugian perekonomian nasional sebenarnya berapa sih terkait perjudian online? Nah, kita dapat menghitung dari nilai depositnya. Pada tahun 2024 PPATK mengidentifikasi deposit perjudian online itu mencapai Rp51 triliun. Jadi, inilah uang masyarakat yang benar-benar didepositkan ke situs-situs perjudian online. Misalkan untuk biaya operasional maupun memberikan kemenangan itu 20% berarti kan Rp40 triliun uang ini lari ke mana gitu kan. Kalau dibawa ke luar negeri berarti ini kerugian ekonomi yang bisa berdampak kepada perekonomian nasional. Jadi saya kira kita semua perlu serius menangani percan online ini. Demikian.
Baik, saya akan lanjutkan ke Pak Karaniya. Pak Karaniya, kalau di OVO sendiri seberapa signifikan transaksi terkait dengan judul ini berhasil diturunkan? Ya. Jadi saya kira ini kita terima kasih ke PPATK dan aparat pemerintah pada umumnya. Jadi saya kira juga satu yang perlu ditegaskan, apalagi perusahaan elektronik seperti uang elektronik seperti OVO itu tidak pernah memfasilitasi transaksi judi online dalam bentuk apapun. Nah, yang terjadi adalah penyalahgunaan akun-akun OVO yang dilakukan tanpa sepengetahuan, tanpa kerja sama, dan tanpa kerangka kolaborasi apapun dengan kami di OVO. Nah, karena itulah saya kira OVO sejak awal selalu berupaya mendukung PPATK, Bank Indonesia, OJK, dan pemerintah untuk terus memberantas praktik judi online yang tadi Pak Danang sudah sampaikan begitu merugikan negara, begitu merugikan perekonomian dan juga masyarakat.
Nah, karena itu ini dijadikan sebuah gerakan kampanye nasional yang melibatkan berbagai pihak. OVO saya kira juga selalu berusaha mendukung secara penuh. Kami sudah melakukan bukan hanya pengidentifikasian, pelaporan, tetapi juga pemblokiran. Alhamdulillah, dari Januari 2024 sampai data terakhir yang kami lihat pada Maret 2025, kalau mengikuti parameter OVO—karena kebetulan belum ada universal parameter—kami sudah berhasil menurunkan transaksi terkait judi online yang menyalahgunakan akun OVO itu lebih dari 90 persen menurut parameter internal OVO. Kami terus berkoordinasi dengan Pak Danang, PPATK, dan Bapak Ibu dari pemerintah supaya datanya bisa terus disamakan sehingga ini akan terus kita turunkan dari waktu ke waktu. Bisnis.comWarta Ekonomi
Baik, artinya sudah banyak upaya yang dilakukan OVO untuk memerangi judi online ini. Tapi seperti apa strategi yang digunakan oleh OVO dan mungkin ada contoh pesan transaksi yang berkaitan dengan aktivitas perjudian online yang dideteksi oleh OVO dan apakah ada pola transaksi yang ditangkap dan juga volatilitasnya seperti apa? Ya, jadi memang saya kira ini pertanyaan yang penting, nanti Mas Danang tentu akan sangat bisa mendalami ya. Kalau dari OVO saya kita memang melihat adanya pola-pola transaksi karena ini kan sebuah kejahatan yang tentu evolving along the time modusnya semakin canggih gitu ya. Jadi misalnya kalau dulu menyalahgunakan account uang elektronik itu biasanya dilakukan dengan peer to peer transfer. Nah sekarang pola itu sudah berkembang gitu. Dan karena itu saya kira tidak begitu mudah untuk terus mendeteksi. Karena itu tadi ya ini kan dilakukan secara gelap, tidak ada kerja sama apapun dengan perusahaan uang elektronik seperti OVO. Karena itu kami harus mengerahkan segala cara dari waktu ke waktu terus bisa mengidentifikasi mana transaksi yang memang terkait judi online. Salah satunya adalah yang paling basic adalah tentu mengidentifikasi dari sisi pesan. Jadi pesannya biasanya ada transfer tapi pesannya “gacor” atau pesannya “dep jackpot” apa gitu. Nah itu kami sudah memiliki daftar messaging yang biasa digunakan. Dari situ kemudian begitu kami identifikasi, kami lihat polanya dan meyakini bahwa ini dugaan transaksi judi online. Lalu kami laporkan dan atas arahan dari PPATK setelah ini menjadi concern nasional, kami diperbolehkan untuk langsung melakukan pemblokiran.
Nah, tapi itu tadi Anda ke nanti kita dengar dari Pak Danang bahwa metodenya makin lama makin canggih. Sekarang bukan lagi peer to peer transfer. Mereka juga memanfaatkan berbagai metode. Salah satunya, meskipun kita tentu apresiasi terhadap terobosan pembayaran digital, berbagai terobosan selalu disalahgunakan oleh pelaku kejahatan. Ada modus sekarang menyalahgunakan transaksi off us. Nah, ini semakin menyulitkan perusahaan-perusahaan seperti kami, perbankan dan lain sebagainya juga untuk mendeteksi karena mereka bersembunyi di balik transaksi off us, artinya merchant-nya tidak di-acquire oleh OVO tapi diacquire oleh pihak lain.
Baik, saya beralih lagi ke Pak Danang. Pada PPATK sendiri menilai seberapa penting sih sektor keuangan digital ini untuk bisa memerangi judi online? Iya. Jadi gini, kalau kita bicara mengenai perjudian online yang pertama tentu aplikasinya pasti harus ada aplikasi untuk bermain. Yang kedua adalah mengenai pembayarannya pasti melalui sistem keuangan karena ini kan jaraknya jauh. Dan pasti melalui perbankan atau dompet digital. Cuma mereka itu bermutasi juga. Tahun 2023 itu masih banyak teridentifikasi transaksi deposit melalui perbankan dan dompet digital direct ke rekening-rekening penampung deposit. Nah, di 2024 mereka bergeser menggunakan QRIS. Jadi kalau kita lihat perbandingan deposit di tahun 2024 sebesar Rp51 triliun itu Rp26 triliun melalui transfer dari perbankan maupun dompet digital langsung ke rekening deposit. Sisanya sudah bermutasi melalui QRIS. Deposit melalui QRIS tentu saja bank maupun dompet digital akan kesulitan untuk mendeteksi ke mana sebenarnya karena begitu kita telusuri rekening yang digunakan ataupun nama-nama yang digunakan untuk penampungan QRIS ini bermacam-macam. Ada toko kelontong A, soto A, toko kelontong B, segala macam. Tapi mereka digunakan untuk penampungan deposit. Nah setelah lari ke sini, mereka tetap menggunakan sistem keuangan selanjutnya melalui perbankan. Kami mendeteksi rekening jual beli rekening masih marak sehingga ini kesulitan juga bagi semua pihak. PPATK mengidentifikasi sebanyak 28.000 rekening digunakan untuk mencuci dari perjudian online ini melalui aktivitas jual beli rekening. Jadi luar biasa sekali. Perhatian masyarakat juga penting: jangan sampai mereka memperjualbelikan rekeningnya karena itu bisa digunakan untuk tindak pidana, bukan hanya judi online tapi penipuan, fraud dan lain-lain.
Baik. Artinya pelaku judi online ini advance sekali dengan mencari-cari celah agar bisa bertransaksi. Lalu strategi apa yang dilakukan PPATK untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mencegah penyalahgunaan dan pertumbuhan judi online? PPATK tentu sangat konsen dan kita bekerja sama dengan Bank Indonesia selaku regulator sistem pembayaran, OJK selaku regulator perbankan, terkait APU PPT, terkait CDD. Payment gateway sebelumnya belum secara resmi ditetapkan sebagai pihak pelapor kepada PPATK, namun di akhir 2024 Bank Indonesia sudah menyatakan ini wajib lapor ke PPATK. Selanjutnya PR adalah mengenai merchant aggregator. Merchant aggregator mengumpulkan merchant puluhan ribu merchant lalu disubmit ke payment gateway atau perbankan. Ini yang belum terjamah. Bagaimana tanggung jawab merchant aggregator ini? Jika ditemukan transaksi terkait judi online, hubungan bisnisnya harus diputus sehingga sistem keuangan bersih dari perjudian online.
Baik, kita kembali lagi ke Pak Karaniya. Pak Karaniya mengedepankan strategi pemberantasan judi yang dilakukan simultan kepada tiga front: payment, merchant, dan produk. Mungkin boleh dijelaskan lebih lanjut kenapa tiga front ini? Iya. Jadi menurut hemat kami dan masukan dari PPATK, Bank Indonesia sudah bergerak ke arah sana. Jika kita memposisikan judi online ini sebagai produk, satu tentu ada produknya sendiri yaitu website/aplikasi. Kedua tentu ada pembayaran. Namun kalau yang dikejar cuma pembayaran, itu juga tidak menyelesaikan masalah. Apalagi dalam konteks OVO seperti yang tadi saya sampaikan, OVO tidak pernah bekerja sama dalam bentuk apapun dengan bandar-bandar judi online ini. Itu internal policy kami, very clear.
Yang menurut masukan dari kami adalah yang di tengah ini harus di-address secara serius yaitu merchant atau pedagangnya. Merchant inilah core of the issue — mereka disalahgunakan dan dimanipulasi digunakan sebagai tempat bersembunyi oleh bandar-bandar judi online. Ini yang kami coba identifikasi bekerja sama dengan PPATK, Bank Indonesia dan stakeholder lain. Contoh: kalau peer to peer transfer biasanya mudah diidentifikasi. Tapi begitu bersembunyi ke transaksi off us, merchant-nya yang digunakan. Kenapa merchant? Karena akun merchant tidak mempunyai limit yang sama seperti akun individu. Misalnya akun individu ada batasan limit transaksi; tapi ketika jadi merchant, batasan tidak terbatas. Karena itulah banyak merchant yang seolah-olah warung bakso atau warung Padang ternyata adalah penampung transaksi bandar judi online. Kami terus identifikasi ini dan mengharap partisipasi semua pihak agar masalah ini terselesaikan pada tiga front tersebut.
Video menarik lainnya
Polri menggerebek jaringan judi online internasional China Kamboja di tiga kota, amankan tersangka dan ribuan…
Polri bongkar sindikat judi online China Kamboja, amankan 22 tersangka dan ribuan barang bukti dari…
Penangkapan WNI di Kamboja terkait judi daring capai 271 orang. Kemenlu dan KBRI masih dalami…
Kemensos coret 200 ribu rekening bansos terindikasi judol usai temuan PPATK. Sisanya masih didalami dan…
Bareskrim Polri membongkar jaringan judi online internasional China Kamboja, mengamankan 22 tersangka dan menyita ratusan…
Gubernur DKI buka suara soal temuan PPATK bahwa ASN jadi korban judol di tengah 600…