Pemain Judi Online Mustahil Menang Panjang, Algoritmanya Menguntungkan Situs

Shares
  • Ivan dari PPATK menyatakan pemain judi online mustahil menang dalam jangka panjang.
  • Algoritma dirancang agar pemain membayar lebih banyak dari kemenangan yang diterima.
  • Meskipun pernah menang besar, kerugiannya Jauh lebih besar—misalnya Rp2 miliar vs Rp300 juta kemenangan.
  • RTP selalu di bawah 100%, jadi operator judi daring selalu diunggulkan.
  • Seorang pengelola situs judi online di Depok mengaku sistem bisa diatur untuk bias menang-kalah (1:10).
  • Software perjudian ini disewa dari luar negeri seharga Rp600 ribu per bulan.
  • Perputaran uang harian dari situs ilegal bisa Rp9–15 juta, mayoritas berasal dari pemain yang kalah.

Cerita Lengkap

Kepala PPATK, Ivan Yustia Vandana, menegaskan bahwa pemain judi online mustahil menang dalam jangka panjang. Pernyataan ini disampaikannya pada Jumat, 2 Mei 2025, saat berada di Bareskrim Polri. Ia menjelaskan bahwa algoritma perjudian daring dirancang sedemikian rupa sehingga pemain mengeluarkan lebih banyak uang daripada yang bisa dimenangkannya.

Menurut Ivan, meski pemain pernah meraih kemenangan besar—misalnya Rp300 juta—kenaikan itu justru bisa menutupi kerugian sebelumnya yang mencapai Rp2 miliar, dan mendorong mereka terus terus memasang taruhan hingga total pengeluaran menyentuh Rp5 miliar. Pola seperti ini, kata Ivan, terus berulang pada mereka yang kecanduan judi online—dengan konsekuensi memecah keluarga dan menghancurkan masa depan.

PPATK juga mencatat adanya masyarakat yang dipaksa terlibat dalam aktivitas judi online. Jadi bukan hanya soal pilihan, tetapi juga tekanan lingkungan yang memperparah situasi.

Lantas, apa sih rahasia di balik algoritma judi online? Sistem perjudian melalui internet—mulai dari poker, kasino, togel, hingga slot—menjadi populer karena mudah dan praktis. Namun RTP (Return to Player) yang disematkan selalu di bawah 100%, artinya secara matematis penyelenggara selalu unggul dalam jangka panjang.

Hal ini semakin diperkuat oleh pengakuan tersangka pengelola situs judi online yang ditangkap di Depok pada 2024. Ia mengungkap bahwa panel situsnya bisa mengatur ID pemain untuk menang atau kalah dengan rasio tertentu—misalnya sekali menang berbanding 10 kali kalah. Perangkat lunak sistem ini disewa dari luar negeri dengan biaya sekitar Rp600 ribu per bulan. Dari kegiatan ilegal ini, perputaran uang harian mencapai Rp9 hingga Rp15 juta, yang mayoritas berasal dari kerugian pemain.

Video menarik lainnya