- Publik heran Polisi tangkap pemain situs judi online, bukan bandar judi online.
- DPR menilai penegakan hukum ini janggal karena melindungi bandar.
- Polda DIY tanggapi: penangkapan berdasarkan laporan masyarakat dan profesional, semua pelaku judi akan ditindak.
- Barang bukti disita: komputer, telepon, SIM card, uang tunai dan bukti digital.
- Pengamat menyarankan kolaborasi dengan pembobol sistem untuk menguak bandar besar.
- Masyarakat menuntut keadilan: tangkap pemain dan bandar yang merusak sistem judi online.
Cerita Lengkap
Bayangkan betapa ironisnya penegakan hukum kita. Saat masyarakat berharap bandar judi online yang merugikan ditindak, justru yang ditangkap adalah mereka yang merugikan bandar. Polri seolah melindungi ekosistem bisnis ilegal ini.
Seharusnya pelaku utama—bandar judi online—lah yang menjadi target, bukan pemain kecil. Namun, yang terjadi adalah kebalikannya. Bukannya berantas yang besar, aparat sibuk mengejar mereka yang punya kemampuan membobol sistem bandar.
Penangkapan yang dilakukan Polda DIY ini memicu kontroversi. Publik menanyakan: siapa pelapor kasus ini, dan mengapa bandar yang jelas merugikan masyarakat tidak ditangkap?
Anggota Komisi III DPR RI Sarifuddin Suding menilai tindakan ini aneh. Menurutnya, jika pelapor adalah bandar, mengapa polisi tidak menahan bandar tersebut? Ia menuntut agar aparat tidak berhenti di level pembobol saja, tapi memburu bandar judi online.
Kasus ini bermula dari laporan masyarakat pada 10 Juli, lalu langsung ditindaklanjuti oleh Tim Dit Intelkam dan Subdit Saber Ditreskrimsus Polda DIY. Lima pelaku pembobol situs judi online berhasil ditangkap dan barang bukti berupa komputer, ponsel, uang tunai, tangkapan layar situs, dan ratusan SIM card disita.
Polda DIY membantah tudingan melindungi bandar judi online. Menurut Kasubdit 5 Cyber, AKBP Slamet Trianto, semua pihak yang terkait aktivitas judi—dari pemain hingga bandar—akan ditindak. Operasi ini bukan membela bandar, melainkan respons terhadap aduan masyarakat secara profesional.
Namun publik tetap skeptis. Kenapa hanya yang kecil-kecil saja ditangkap? Mengapa tidak langsung ke bandar? Jika hukum benar-benar adil, maka bandar harusnya menerima perlakuan yang sama.
Pengamat keamanan ISES, Bambang Rukminto, menyarankan agar pelaku pembobol situs bisa diajak kerja sama untuk menelusuri bandar judi online. Begitu pula pakar hukum Khairul Huda menegaskan pentingnya menindak elite yang menjadi tulang punggung sistem judi daring.
Masyarakat bukan minta banyak: hanya keadilan. Sebaiknya aparat tangkap pelaku utama, bukan sekadar mereka yang merusak sistemnya. Hukum harus berpihak kepada masyarakat, bukan shelter bagi bandar judi online.
Video menarik lainnya
-
Demi Gaya Hidup dan Judi Online Dua Warga Rejang Lebong Rampok Rp750 Juta di Jambi
-
Polisi Tangkap Pembobol Situs Judi Online Tapi Publik Kembali Pertanyakan Bandarnya
-
Ironi Penangkapan Pemain Judi Online Diwarnai Kritik Mengapa Bandar Judinya Tak Ditangkap
-
Pegawai BPS Halmahera Timur Diduga Bunuh Rekan Kerja Karena Kecanduan Judi Online
-
Pencuri di Asrama Polisi Palangkaraya Tertangkap, Tindakan Pelaku Ditengarai karena Judi Online