- Pemblokiran fitur live TikTok menuai kontroversi karena ketidakadilan terlihat antara penutupan akses live dan kebebasan konten judi online.
- Demonstrasi daring melalui live TikTok terhenti akibat pemutusan akses internet oleh penyedia layanan.
- Pengguna TikTok kecewa karena aspirasi langsung diblokir, sedangkan judi online ilegal masih bebas.
- Kelompok anti-informasi digital menduga pembatasan live TikTok berdasarkan permintaan pemerintah.
- Sensor konten dinilai menghambat demokrasi dan dilakukan secara sepihak.
- Pengamat tekankan perlunya kebijakan konsisten antara pengawasan konten negatif dan penanganan judi online.
- Tagar #adilatauTidak jadi trending, masyarakat minta peninjauan ulang kebijakan pemblokiran.
- Pemerintah belum keluarkan pernyataan resmi terkait pemblokiran judi online yang masih marak.
- Kekhawatiran meluas tentang ruang publik digital yang semakin terbatas akibat pemblokiran akses.
Cerita Lengkap
Kebijakan pemblokiran fitur live streaming di TikTok kembali menimbulkan kontroversi. Banyak pengguna aplikasi ini mengeluhkan ketidakadilan karena fitur live dibatasi bahkan diblokir di sejumlah wilayah, sementara konten judi online ilegal justru bebas beredar tanpa hambatan.
Isu ini makin mengemuka setelah beberapa demonstrasi daring yang dilakukan melalui fitur live TikTok terpaksa dihentikan secara tiba-tiba karena pemutusan akses internet oleh penyedia layanan. Netizen ramai menyuarakan ketidakpuasan atas tindakan yang dinilai tidak proporsional dan merugikan kebebasan berekspresi.
Salah satu pengguna TikTok yang ikut dalam demo live menyampaikan kekecewaannya dengan mengatakan, “Kami ingin menyampaikan aspirasi secara langsung, tapi live TikTok malah diblokir. Sementara judi online yang jelas merugikan masyarakat malah tetap bebas. Ini sangat tidak adil.”
Kelompok kerja anti-informasi digital di Indonesia, Kondisi Damar Juniarto, menduga bahwa pembatasan live TikTok terhadap konten aksi protes di Indonesia dilakukan atas permintaan pemerintah. Menurut Damar, pembatasan ini menunjukkan bagaimana moderasi konten dilakukan secara sepihak.
Pendiri Pusat Inovasi Kecerdasan Artifisial dan Teknologi Demokrasi atau Pikat Demokrasi ini meyakini pembatasan live TikTok berkaitan dengan komunikasi Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Anggaraka Prabowo, dengan perwakilan TikTok dan Meta. “Ini dinamakan sebagai aktivitas sensor sehingga tentu menghambat demokrasi,” ujar Damar kepada Tempo pada 31 Agustus 2025.
Pengamat teknologi dari ICT Watch mengungkap bahwa pemblokiran live TikTok didasari kekhawatiran akan penyebaran konten negatif dan pelanggaran aturan di platform tersebut. Namun, pengamat ini mempertanyakan mengapa pemerintah belum mengambil tindakan tegas terhadap perjudian online yang selama ini meresahkan masyarakat.
Kebijakan harus konsisten dan menyeluruh agar tidak menimbulkan kesan pilih kasih yang pada akhirnya membuat masyarakat kehilangan kepercayaan. Tagar #adilatauTidak pun menjadi trending topik di media sosial, dengan banyak pengguna meminta pemerintah dan operator telekomunikasi segera meninjau ulang kebijakan pemblokiran agar tidak merugikan masyarakat.
Sumber dari Kompas.com dan Detik.com melaporkan bahwa hingga kini pemerintah belum memberikan pernyataan resmi mengenai rencana pemblokiran konten judi online yang masih marak diakses. Akibat pemutusan akses selama demo online di TikTok, banyak pihak khawatir ruang publik digital untuk menyuarakan pendapat semakin sempit. Pengguna mengingatkan pentingnya keseimbangan antara pengawasan konten dan kebebasan berekspresi.
Video menarik lainnya
-
Terjerat Judi Online Kurir Bunuh Rekan Kerja Demi Uang Setoran di Aceh Timur
-
Harusnya Sesimpel Ini Penutupan Judi Online dan Peran Polisi
-
Live TikTok Diblokir Sementara Judi Online Masih Bebas, Muncul Kontroversi Negara Takut Influencer
-
Polisi Bongkar Sindikat Jasa SEO untuk Situs Judi Online di Jawa Barat dengan Enam Tersangka Ditangkap
-
Angka Judi Online di Trenggalek Meningkat Tajam dengan Taruhan Terjangkau Rp800 Ribu