- Seorang pegawai BPS Halmahera Timur ditemukan tewas mengenaskan di rumah dinas.
- Korban adalah Karya Listianti Pertiwi alias Tiwi, diduga dibunuh oleh rekan kerjanya sendiri, Adityya Hanafi.
- Hanafi adalah pegawai BPS yang pernah jadi pegawai terbaik Januari 2025 dan memiliki gelar vokasi statistika.
- Motif pembunuhan bermula dari penolakan utang sebesar Rp30 juta oleh korban.
- Hanafi melakukan penyekapan, kekerasan seksual, dan pencurian data serta uang milik korban.
- Pelaku menggunakan nama korban untuk mengambil pinjaman online dan bermain judi online.
- Hanafi menyerahkan diri setelah empat hari menghilang dan diamankan pihak berwajib.
Cerita Lengkap
Peristiwa tragis mengguncang lingkungan kerja Badan Pusat Statistik (BPS) Halmahera Timur, Maluku Utara, setelah salah satu pegawainya, Karya Listianti Pertiwi alias Tiwi atau KLP, ditemukan tewas dengan cara yang mengenaskan. Korban diduga menjadi korban pembunuhan oleh rekan kerjanya sendiri, seorang pria berusia 27 tahun bernama Adityya Hanafi, yang akrab dipanggil Hanafi atau Aha.
Tiwi ditemukan tewas di rumah dinas BPS Halmahera Timur pada Kamis, 31 Juli 2025, setelah rekan kerjanya curiga karena korban tidak kunjung masuk kantor. Kasat Res Polres Halmahera, Tibur Ibt Rai Sobar, mengungkapkan bahwa korban diduga kuat telah meninggal dunia dua minggu sebelum ditemukan. Adityya Hanafi, rekan kerja Tiwi di BPS Halmahera Timur, memiliki jabatan sebagai statistisi ahli pertama. Nama lengkap dan gelarnya adalah Adity Hanafi, STR ST, STR STA—gelar vokasi yang diberikan kepada lulusan program studi diploma 4 atau D4 bidang statistika.
Hanafi pernah didaulat sebagai employee of the month pada Januari 2025 oleh BPS Halmahera Timur, hal ini diketahui dari unggahan di Instagram resmi BPS Halmahera Timur pada 25 Maret 2025. Ia diketahui telah menikah dengan calon istrinya, seorang rekan kerja di BPS Halmahera Timur bernama AFM, pada tanggal 27 Juli 2025. Pernikahan keduanya berlangsung enam hari setelah Hanafi menghabisi nyawa Tiwi. Penting untuk dicatat bahwa AFM dan Tiwi sama-sama tinggal di rumah dinas BPS Halmahera Timur.
Pembunuhan terhadap Tiwi bermula ketika Adityya Hanafi mencoba berutang kepada korban senilai Rp30 juta, namun permintaan tersebut ditolak secara halus oleh Tiwi. Penolakan ini membuat Hanafi merencanakan tindakan kejahatan terhadap korban. Pada 17 Juli 2025, Hanafi yang memiliki akses ke rumah dinas BPS Halmahera Timur, diam-diam masuk dan bersembunyi di kamar AFM, yang kemudian menjadi istrinya.
Fakta mengejutkan lainnya adalah bahwa pelaku merupakan rekan kerja dekat korban dan sama-sama tinggal di kompleks rumah dinas BPS Halmahera Timur. Pada tanggal 19 Juli 2025 pukul 5.22 Waktu Indonesia Timur, Hanafi masuk ke kamar Tiwi, menyekap, dan mengikat kedua tangan korban. Ia juga melakukan kekerasan seksual terhadap Tiwi. Setelah itu, Hanafi mengambil ponsel milik korban dan memaksa Tiwi memberikan sandi untuk membukanya.
Hanafi membuka aplikasi Jenius dan kembali memaksa korban memberikan PIN-nya. Ia juga membuka aplikasi pinjaman online (pinjol) menggunakan ponsel Tiwi dengan limit sekitar Rp50 juta. Uang pinjaman online tersebut disebut-sebut digunakan oleh pelaku untuk melakukan deposit judi online. Selain memanfaatkan rekening dan pinjaman online atas nama korban, Hanafi juga mengambil uang tunai milik Tiwi yang berada di kamar.
Setelah empat hari menghilang, Hanafi akhirnya diamankan oleh tim gabungan dari Direskrimum Polda Maluku Utara serta Polsek Maba Selatan Polres Halmahera Timur, kemudian menyerahkan diri.
Video menarik lainnya
-
Pembunuhan Akibat Kecanduan Judi Online Mengakhiri Nyawa Wartawan di Pangkal Pinang
-
Polisi Bongkar Modus Sindikat Penjualan Data Pribadi untuk Judi Online Internasional
-
Tragisnya Pembunuhan Pegawai BPS Halmahera Timur oleh Rekan Kerja Terbaik Januari 2025
-
Pegawai Minimarket Curi Rp52 Juta Demi Judi Slot dan Gaya Hidup
-
Pegawai Minimarket Pangkalpinang Bobol Brankas Demi Judi Online