- Pegawai BPS Halmahera Timur, Adity Hanafi, membunuh rekan kerjanya setelah uangnya habis dipakai judi online
- Korban, Karya Listianti Pertiwi (Tiwi), ditemukan tewas di rumah dinasnya dalam kondisi mengerikan
- Pelaku menyembunyikan diri di rumah korban selama dua hari menggunakan duplikat kunci
- Motif: uang persiapan menikah habis untuk judi, korban menolak pinjaman Rp 30 juta
- Pelaku menekan korban membuka akses rekening, lalu melakukan kekerasan hingga korban tewas
- Setelah pembunuhan, pelaku menggunakan identitas korban untuk pinjaman online dan mengatur narasi agar korban terlihat masih hidup
- Akhirnya pengakuan muncul bahwa tindakan keji itu dipicu oleh judi online
Cerita Lengkap
Anda kembali di berita utama bersama saya Jihan Novita. Seorang pegawai Badan Pusat Statistik di Halmahera Timur, Adity Hanafi, nekat hilang akal setelah saldo ratusan juta rupiah miliknya lenyap dalam semalam karena judi online — ia menembus batas dan membunuh rekan kerjanya, Karya Listianti Pertiwi.
Adity Hanafi, pekerja BPS Haltim, menyimpan rahasia kelam di balik senyuman dan pakaian pengantin yang dikenakannya saat hari bahagianya. Tak diketahui banyak orang bahwa delapan hari sebelumnya, ia telah membunuh Tiwi, yang tinggal di rumah dinas bersama istri pelaku.
Pada 31 Juli jenazah Tiwi ditemukan di kamar kosnya yang terkunci rapat. Karena pintu terkunci, polisi harus mendobrak. Saat ditemukan, tubuh korban sudah membusuk dan kamar dalam kondisi berantakan. Rekan kerja korban curiga karena Tiwi tak muncul ke kantor beberapa hari.
Karya Listianti Pertiwi, 30 tahun, berasal dari Magelang, Jawa Tengah, datang ke Halmahera Timur sebagai ASN di BPS. Ia dikenal sebagai pribadi pekerja keras dan punya impian mendirikan perpustakaan gratis. Namun semua itu kandas karena ulah rekan kerja sendiri.
Warga dan keluarga sangat terpukul. Saat rekonstruksi, banyak orang hadir dan emosi. Pelaku Adity Hanafi dilahap kemarahan warga; mereka menyerang mobil yang membawanya.
Motifnya jelas: Adity kehilangan uang sekitar Rp 130 juta untuk judi online dan memohon Rp 30 juta dari korban untuk persiapan pernikahan. Saat korban menolak, pelaku menyelinap ke rumah dinas korban selama dua hari menggunakan duplikat kunci, lalu menyerang korban di malam hari. Korban disekap, dipaksa membuka akses rekening, dan ketika tak mau, pelaku melakukan kekerasan hingga korban tewas. Setelah itu, pelaku menguras rekening korban dan mengajukan pinjaman online atas nama korban dengan total sekitar Rp 89 juta.
Setelah membunuh korban, Adity sempat kembali ke Ternate untuk menikah pada 27 Juli. Ia mengendalikan skenario agar teman-teman korban percaya bahwa korban masih hidup — membalas pesan teman korban melalui ponsel milik korban sendiri. Ia juga mengurus jenazah agar tidak dicurigai. Namun polisi curiga, terutama karena istri pelaku tinggal serumah dengan korban. Setelah diperiksa terus-menerus, Adity akhirnya mengakui perbuatannya bahwa semua bermula dari judi online.
Video menarik lainnya
-
Gara-gara Judi Online Pegawai BPS Nekat Bunuh Rekan Kerja
-
Lima Komplotan Pemain Judi Online Ditangkap Karena Rugikan Bandar
-
Calon Dokter Spesialis Terjebak Judi Online, Habis Rp17 Juta dan Gagal Lanjut Kuliah
-
Satreskrim Polres Metro Jakbar Bongkar Sarang Judi Online
-
Curangi Bandar Judi Online: Hukuman 10 Tahun? Fakta di Balik Dusta Polisi dan Konsorsium 303