- Investigasi Tempo menemukan indikasi pengusaha dan politikus Indonesia mengendalikan bisnis judi online di Kamboja.
- Salah satu pusat operasinya berada di Kampung Dewa, Sihanoukville, yang berisi kompleks kasino dan kantor telemarketing.
- Banyak pekerja Indonesia direkrut untuk melayani pemain dari Indonesia melalui situs judi online.
- Perusahaan seperti Lion Hart dan Golden Oasis Entertainment diduga terafiliasi dengan pengusaha Indonesia.
- Nama-nama seperti Tommy Hermawan Lo dan Erik Siswanto (Sun Erik) muncul dalam dokumen perusahaan resmi Kamboja.
- Pemerintah Kamboja memperbolehkan bisnis judi, namun hanya bagi investor asing — bukan warga lokal.
- Tempo juga menemukan data naturalisasi pengusaha Indonesia menjadi warga Kamboja untuk mempermudah izin usaha.
- Laporan ini menyoroti hubungan lintas negara antara jaringan kasino fisik dan platform judi online yang menyasar pasar Indonesia.
- Hingga kini, Kedutaan Besar Kamboja di Indonesia belum memberikan tanggapan resmi atas temuan ini.
Cerita Lengkap
Halo, jumpa lagi dengan Bocor Alus Politik bersama saya Remondus Rikang, saya Ahmad Faiz, dan saya Ricky Ferdianto.
Oke, kali ini kita “super tembak” ada dua, dah lebaran nih, pemain baru! Biasanya Ricky yang jadi sopir tembak, sekarang ada Pak sama Ricky jadi sopir tembak.
Bagi teman-teman yang ingin mendukung jurnalisme berkualitas, silakan klik tombol Subscribe di bawah ini. Dan bagi pemirsa yang ingin membaca majalah Tempo, kalian bisa klik link yang ada di kolom deskripsi.
Juga, jangan membaca konten-konten bajakan karena di situ ada hak cipta. Ricky dan Faiz menulis dengan susah payah — ini harus dihargai.
Nah, narasumber kita ini baru saja jalan-jalan ke Kamboja.
Kita dari Kamboja nih. Ngomong-ngomong soal Kamboja, pasti enggak jauh-jauh dari masalah judi online.
Pekan ini majalah Tempo menerbitkan laporan khusus. Kita memberangkatkan Faiz ke Kamboja untuk meliput bagaimana bisnis perjudian dikendalikan dari sana. Tapi tentu saja, Ricky dan Faiz, laporan ini enggak muncul begitu saja. Sebelumnya, ada masa-masa menjelang lebaran ketika PPATK menjelaskan adanya tren kenaikan transaksi perjudian.
Kenapa polanya selalu berulang setiap tahun? Karena menjelang lebaran, perputaran uang meningkat. Uang THR dari orang tua mengalir ke anak, dan di saat itulah banyak yang memanfaatkannya untuk bermain judi online.
Dan ini bukan cuma orang dewasa — banyak juga anak remaja yang ikut terlibat. Dengan mudahnya mereka bisa bertransaksi, apalagi sekarang bisa pakai pulsa. Dulu mungkin lewat transfer bank, sekarang cukup pakai pulsa.
Nah, kita mengirim Faiz ke Kamboja untuk menelusuri apakah benar jaringan di belakang judi online ini dikendalikan tidak hanya dari Indonesia, tapi juga dari luar negeri.
Faiz, lu ke sana kapan dan berapa hari di sana?
Gue ke sana pertengahan Februari, sekitar 9 atau 10 hari. Pertama ke Phnom Penh untuk ketemu jurnalis lokal yang jadi fixer, lalu perjalanan darat enam jam ke kota Sihanoukville, atau disebut Kompongsom.
Sihanoukville kota besar di tepi pantai, banyak gedung tinggi terbengkalai karena ditinggalkan saat pandemi. Tapi ada juga kompleks besar bernama Kampung Dewa — gedung tinggi yang di dalamnya ada kasino. Di situ, saya menemukan banyak sekali orang Indonesia.
Sayangnya, kami tidak bisa masuk ke dalam kasino karena sekarang harus punya ID khusus. Sebelumnya, aksesnya lebih mudah. Akhirnya saya dan fixer coba mendekat lewat jalan samping, dan di situ justru banyak orang Indonesia lagi makan dan nongkrong. Banyak mobil dengan plat bertuliskan “Pemenang”, “Pasukan”, “Tim Kuda”, dan sebagainya — mirip dengan nama-nama situs judi online Indonesia.
Kalau digambarkan, Kampung Dewa itu luas banget, seperti superblok. Ada beberapa gedung besar, dan di dalamnya ada beach club dan kasino. Orang asing hanya boleh sampai di klub malamnya saja. Pegawai di sana pun tidak diizinkan masuk ke kasino. Mereka menyebut area kerja dengan kode KD1, KD2, KD3, mungkin dari singkatan “Kampung Dewa”.
Saat ngobrol, banyak yang ternyata orang Indonesia. Mereka kerja sebagai telemarketing, customer service, dan CRM untuk situs judi online. Gajinya lumayan tinggi, bahkan bisa tembus belasan juta per bulan.
Kenapa banyak orang Indonesia? Karena target pasar judi online ini adalah orang Indonesia juga. Jadi para CS harus bisa melayani dan berkomunikasi dengan pemain dari Indonesia.
Kenapa Kamboja? Karena negara itu memang memperbolehkan bisnis judi. Sejak 2020, regulasinya memberikan izin luas bagi investor asing, tapi warga Kamboja sendiri dilarang berjudi. Investor diberi kemudahan izin dan regulasi. Kasino darat juga boleh membuka judi online, tapi tidak sebaliknya — artinya harus punya bisnis kasino dulu sebelum bisa buka situs judi.
Tempo juga sudah berupaya meminta wawancara dengan Kedutaan Besar Kamboja di Indonesia, tapi hingga artikel terbit dan rekaman ini dilakukan, mereka belum memberikan tanggapan.
Menariknya, dari data Kementerian Perdagangan dan Komisi Judi Komersial Kamboja, ada indikasi bahwa beberapa perusahaan di sana diduga dimiliki oleh pengusaha Indonesia.
Contohnya, di Kampung Dewa, kasinonya dikelola oleh perusahaan Lion Hart. Dari data, nama Tommy Hermawan Lo tercatat sebagai direktur. Namun kini datanya sudah hilang dari sistem.
Selain itu, ada kompleks lain bernama Trimulia, dikelola oleh perusahaan Golden Oasis Entertainment. Direktur tercatat sebagai Sun Erik, warga negara Kamboja, namun diduga sebelumnya bernama Erik Siswanto, kelahiran Medan — artinya kemungkinan sudah dinaturalisasi menjadi warga Kamboja.
Bahkan Jerry Hermawan Lo, ayah dari Tommy, juga disebut telah dinaturalisasi dengan nama baru di dokumen resmi Kamboja. Biasanya, naturalisasi atau gelar kehormatan itu diberikan kepada orang yang memberi kontribusi besar, seperti donasi atau bantuan ekonomi pada pemerintah setempat.
Semua data ini bisa diakses publik karena dokumen perusahaan di Kamboja terbuka melalui situs resmi pemerintah, berbeda dengan di Indonesia. Tempo mencocokkan nama-nama tersebut dengan data dan laporan lapangan, dan hasilnya menunjukkan adanya keterkaitan antara bisnis judi di Kamboja dan operasi situs judi online yang menargetkan pasar Indonesia.
Video menarik lainnya
-
Calon Dokter Spesialis Terjebak Judi Online, Habis Rp17 Juta dan Gagal Lanjut Kuliah
-
Satreskrim Polres Metro Jakbar Bongkar Sarang Judi Online
-
Curangi Bandar Judi Online: Hukuman 10 Tahun? Fakta di Balik Dusta Polisi dan Konsorsium 303
-
Markas Judi Online di Kalideres Digerebek Polisi, Dua Operator Langsung Ditangkap
-
Rumah Kontrakan di Kalideres Dijadikan Sarang Judi Online, Omzet Capai Ratusan Juta