Menyingkap Dugaan Keterlibatan Pejabat dalam Kasus Judi Online

Shares
  • Persidangan kasus judi online ungkap dugaan keterlibatan pejabat tinggi, termasuk Budi Arie Setiadi.
  • Saksi kunci Deden Imaduddin Saleh sebut “orang di atas” tahu soal penjagaan situs judi online.
  • Terdakwa Zulkarnain Apriliantoni bantah keterlibatan Budi Arie dalam aliran dana.
  • Deden hanya kutip pernyataan Adi Kismanto dan Agus, tanpa bukti langsung soal menteri.
  • Agus diduga lakukan pemerasan terhadap Deden dengan meminta Rp1,5 miliar.
  • Tidak ada bukti konkret keterlibatan Budi Arie; arahan menteri hanya untuk pemberantasan judi.
  • Persidangan diharapkan ungkap bandar dan pemberi dana di balik kasus judi online.

Cerita Lengkap

Persidangan kasus judi online kembali menyita perhatian publik di Indonesia. Dalam sidang beberapa waktu lalu, seorang saksi kunci, mantan pegawai Kominfo Deden Imaduddin Saleh, mengungkapkan bahwa praktik penjagaan situs judi online telah diketahui oleh “orang di atas,” yang men IMPLEMENTasi kata kunci judi online. Menurutnya, istilah ini merujuk pada Menteri Komunikasi dan Informatika saat itu, Budi Arie Setiadi.

Menurut Deden, dalam pertemuan antara Mei hingga Juni 2024, terdakwa Adi Kismanto dan Muhrijan meyakinkan bahwa tindakan tersebut aman karena telah disetujui oleh “orang atas,” yang tak lain adalah sang menteri. Namun, kesaksian berbeda datang dari terdakwa Zulkarnain Apriliantoni, yang dengan tegas membantah bahwa Budi Arie menerima aliran dana atau terlibat dalam skema tersebut. Lantas, dapatkah petugas membuktikan keterlibatan orang-orang penting dan bandar judi yang meresahkan ini? Tim TV One melaporkan.

Haji Roma Irama, yang dikenal vokal menentang judi, mungkin akan sedih mendengar kabar ini. Ia telah lama menyuarakan bahaya judi, yang kini tampil lebih “keren” dengan kehadiran judi online. Menariknya, fakta persidangan mengungkap bahwa Adi Kismanto dan Agus meyakinkan Deden bahwa “orang di atas” sudah tahu. Namun, bukan berarti menteri yang dimaksud. Pertanyaan pun muncul: apakah pernyataan ini bisa menjadi bukti di persidangan, ataukah akan membuka babak baru dari fakta yang lebih besar?

Kami mengundang narasumber ke studio untuk membahas isu ini. Hadir Irfan, kuasa hukum Deden, dan Fredy Alex Damanik dari Ketumprojo. Menurut Irfan, Deden hanya mengutip pernyataan Adi Kismanto dan Agus, tanpa bukti langsung bahwa atasan, dalam hal ini menteri, mengetahui praktik tersebut. Saat itu, Deden sudah bukan ketua tim pengendalian konten internet ilegal, melainkan hanya anggota tim penyidikan ahli ITE. Ia diundang ke pertemuan dan diyakinkan oleh Adi Kismanto dan Agus bahwa atasan sudah tahu, meski tidak ada hubungan langsung antara Deden dan menteri.

Fredy menegaskan bahwa keterlibatan Budi Arie belum terbukti. Menurutnya, Deden hanya mengutip omongan Adi Kismanto dan Agus, yang berusaha meyakinkannya untuk ikut serta. Ia juga menyebutkan bahwa Agus, orang luar, mampu memengaruhi orang dalam karena mengetahui praktik ini, bahkan melakukan pemerasan. Fakta persidangan juga mengungkap bahwa perintah untuk mengosongkan lantai 3 dan memindahkan tim ke lantai 8 datang dari menteri, yang mendapat informasi tentang keterlibatan orang dalam. Namun, Deden sudah tidak lagi berperan sebagai ketua tim saat itu, melainkan sebagai ahli penyidik ITE.

Deden juga mengaku diminta menyerahkan uang Rp1,5 miliar oleh Agus untuk “tutup mulut,” yang menunjukkan adanya tekanan dalam kasus ini. Namun, baik Irfan maupun Fredy menegaskan bahwa tidak ada bukti konkret yang mengaitkan Budi Arie dengan pengamanan situs judi online. Direktur yang diperiksa di persidangan menyatakan bahwa arahan menteri hanya untuk memperbantukan Adi Kismanto dalam pemberantasan judi, bukan untuk melindungi situs judi. Faktanya, Budi Arie baru mengetahui adanya pengkhianatan setelah penggerebekan.

Fredy menekankan pentingnya mengejar bandar dan pemberi dana di balik kasus ini. Ia menantang pihak berwenang untuk mengungkap fakta lebih lanjut di persidangan berikutnya. Sementara itu, Irfan menyatakan bahwa Deden, sebagai saksi mahkota, berusaha meringankan hukumannya dengan mengungkap apa yang ia dengar dari Adi Kismanto dan Agus, meski tanpa bukti langsung. Proses persidangan masih panjang, dan diharapkan dapat mengungkap kebenaran serta membersihkan nama-nama yang disebut, termasuk Budi Arie.

Kasus judi online ini terus menjadi sorotan, dengan harapan persidangan dapat menyeret semua pihak yang terlibat, termasuk bandar besar di baliknya, demi memberantas praktik judi online yang meresahkan masyarakat Indonesia.

Video menarik lainnya