- Era digital membuka peluang besar bagi judi online.
- Judi online meracuni anak-anak, terutama siswa SMP.
- Jumlah taruhan anak-anak bisa mencapai ratusan ribu rupiah.
- Tren judi sudah ada sejak era 80-90an dengan SDSB.
- Situs judi menggunakan artis untuk mempromosikan “game online penghasil uang”.
- Pembuat situs judi mengakui kemudahan membuat dan membuka situs.
- Data PPATK: 4 juta orang Indonesia aktif bermain judi online per Juli 2024.
- Pemerintah telah menutup 33,6 juta situs judi.
- Perlu penanganan serius dari semua pihak, termasuk sistem perbankan.
- Judi hanya menguntungkan bandar, merugikan pemain.
Cerita Lengkap
Masifnya perkembangan era digital jadi lahan subur bagi para pelaku judi online. Bermodalkan ponsel atau komputer, situs judi bisa diakses siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Dampaknya, korban terus berjatuhan. Ini hasil penelusuran dari tim investigasi kami: Bandar Cuan, pejudi gagapan.
Judi online bikin resah. Enggak cuma dimainkan orang dewasa, judi online sudah meracuni anak-anak. Tengok saja pemandangan ini, mudah kita lihat di warung-warung internet tak jauh dari permukiman. Kebanyakan anak SMP kelas 7 sampai kelas 9. Mudahnya akses, tampilan menarik, dan serunya permainan yang disuguhkan jadi alasan anak-anak main judi online. Jumlah taruhannya pun enggak kecil.
“Kalau lagi banyak ya paling saya juga depo 35, 30 gocap gitu-gitu doang sehari-hari. Maksimal maksimal gocap, cepek. Cepekang paling banyak 200. Menang 200 doang, nggak narik. Kalau berjuta-juta…”
Tren judi sebenarnya bukan baru saja merebak. Era 80-an sampai 90-an, SDSB (Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah) yang dilegalkan pemerintah bahkan jadi bagian keseharian masyarakat. Perjudian tak lepas dari perkembangan zaman. Tidak lagi mendatangi agen judi, kini bisa diakses siapa saja, di mana saja, dan kapan saja.
“Kita bayar aja artis-artis untuk sekali bikin konten. Kita kasih konten itu ke masyarakat yang enggak ngerti karena kita bilangnya game online yang bisa menghasilkan cuan, padahal itu adalah judi. Dan yang kita promosikan adalah permainan slot.”
Narasumber kami di kota Sihanoukville, Kamboja, bercerita mudahnya membuat dan membuka situs judi. Banyaknya korban yang gampang dikibulin membuat modal yang dikeluarkan bisa cepat kembali berlipat ganda. “Yang kita takut adalah kalau orang itu tidak main lagi. Yang bahaya itu kalau orang Indonesia itu tidak candu lagi dengan judi, tidak suka dengan uang cepat. Itu yang kita takut.”
Situs judi enggak peduli banyak orang jadi miskin, yang penting bisnis mereka terus mendapat cuan. Data PPATK bulan Juli 2024 ada 4 juta orang Indonesia aktif bermain judi online, sebagiannya anak di bawah umur.
Menutup judi online bukan sekedar menutup situsnya. “Kalau situs mah sudah 33,6 juta yang kita tutup. Tapi efektif enggaknya tuh di sistem pembayarannya, di fintechnya, di perbankannya. Selama perbankan fasilitasi perj… Saya yakin judi online…”
Judi online jadi ancaman nyata yang harus ditangani serius. Gak cuma pemerintah dan penegak hukum, semua pihak harus berperan aktif mengatasinya. Ingat, yang namanya judi cuma bandar yang untung, sedangkan pejudinya gelagapan alias selalu kalah.
Video menarik lainnya
-
(in) Admin Judi Online Bongkar Rahasia Persentase Kemenangan!
-
(in) Air Mata Bahagia Ibu Bertemu Kembali Bayinya Korban Penjualan Anak di Tangerang
-
(in) Ayah di Tangerang Jual Bayi Demi Judi Online, Polisi Tangkap 3 Pelaku
-
(in) Ayah di Tangerang Nekat Jual Bayi Demi Judi Online Sebesar Rp15 Juta
-
(in) Ayah Jual Anak Demi Judi Online di Tangerang