- Indonesia menghadapi darurat judi online, dengan 200.000 anak terpapar.
- Anak-anak sering kali tidak tahu bahwa yang mereka mainkan adalah judi online, bukan game biasa.
- Judi online memiliki tampilan menarik yang membuat anak-anak penasaran dan kecanduan.
- FR, seorang remaja, sudah kecanduan judi online sejak usia 12 tahun, menggunakan uang jajan hingga menjual barang-barang untuk bermain.
- Paparan judi online di usia muda merusak otak dan mempengaruhi perkembangan mental anak-anak.
Cerita Lengkap
Anak terjerat kecanduan judi online -Setiap kali kita kalah, pasti penasaran, siapa tahu kali ini bisa menang lagi. Uang habis, lalu main lagi, dan inilah yang membuat kecanduan. Jangan main judi online terus, keluarga jadi tidak keurus. Karena kurangnya pengawasan, banyak anak-anak yang terjerumus dalam judi online. Mereka sering tidak tahu bahwa yang mereka mainkan adalah judi online, bukan sekadar game biasa.
Indonesia kini menghadapi darurat judi online. Bukan hanya orang dewasa yang terjerat, tetapi juga anak-anak di bawah umur. Berdasarkan temuan terbaru dari PPATK, sekitar 200.000 anak terpapar judi online. Di lapangan, angka ini diperkirakan jauh lebih besar. Bagaimana mungkin anak-anak yang seharusnya fokus pada pendidikan justru kalah oleh kecanduan judi online?
Dalam segmen ini, kami akan menelusuri lebih dalam bagaimana judi online merusak generasi muda Indonesia. Tampilan yang menarik, penuh warna, suara gemerlap, dan fitur dinamis dari judi online memberikan ilusi kemenangan, namun di balik itu semua, hanya kesengsaraan yang menanti. Seperti yang dirasakan oleh FR, seorang remaja 16 tahun yang sudah kecanduan judi online sejak 4 tahun lalu.
Perkenalan FR dengan judi online dimulai saat ia sering nongkrong bersama teman-temannya. Saat pandemi, ketika belajar jarak jauh diterapkan, ia melihat teman-temannya asyik bermain dengan gawai mereka. Dari situlah FR mulai mencoba bermain judi online dengan menggunakan uang jajannya. Tak sulit bagi FR untuk melakukan top up deposit, karena banyak abang-abang di tongkrongannya yang siap membantu.
FR sering kehabisan uang jajan, bahkan sampai menjual barang-barang miliknya untuk terus bermain. Candu judi online sudah menguasai hidupnya. Ia sadar lebih sering kalah daripada menang, tapi tetap tak ada rasa kapok. Khayalan tentang kemenangan besar membuatnya semakin penasaran dan terus bermain.
Paparan judi online di usia muda sangat berbahaya. Anak-anak yang seharusnya tumbuh dengan baik, malah merusak sel-sel otak yang masih berkembang. Dokter yang menangani kasus-kasus kecanduan judi online pada anak-anak mengatakan bahwa kebanyakan dari mereka datang dengan keluhan fisik, seperti pusing dan sulit tidur, namun setelah observasi lebih lanjut, ditemukan bahwa mereka kecanduan judi online.
Video menarik lainnya
-
(in) Istri Bekerja Keras, Suami Jual Bayi Demi Judi Online Rp15 Juta
-
(in) Kasus Jual Bayi karena Judi Online di Tangerang Menghebohkan Publik
-
(in) Dampak Judi Online pada Keluarga, Seorang Anak Aniaya Ibu Kandung di Jakarta
-
Ayah Jual Bayi Karena Judi Online Membuat Keluarga Hancur
-
(in) Kasus Jual Anak untuk Judi Online di Tangerang, Ayah Kandung Jual Bayi 11 Bulan Seharga 2 Juta