Meskipun judi online lebih banyak membawa kerugian daripada keuntungan, aktivitas ini masih marak di masyarakat. Lalu, apa yang menyebabkan sebagian orang tetap menggemarinya? Erlangga Masdiana, seorang kriminolog dari Universitas Indonesia, berpendapat bahwa maraknya judi online disebabkan oleh rasionalitas masyarakat yang telah dikalahkan oleh emosi.
“Kenapa judi online marak? Karena banyak dari masyarakat kita yang sudah tidak rasional lagi. Rasionalitas mereka dikalahkan oleh emosi dan obsesi negatif, seperti keinginan untuk cepat kaya tanpa bersusah payah,” ujar Erlangga.
Ia menambahkan bahwa obsesi ini membuat orang tidak lagi menggunakan akal sehatnya untuk mempertimbangkan apakah ajakan bermain judi itu masuk akal atau tidak. Faktor lain yang mendukung maraknya judi online adalah karena pengaruhnya lebih kuat terhadap kelompok masyarakat menengah ke bawah dibandingkan dengan masyarakat menengah ke atas.
“Kelompok menengah ke bawah cenderung lebih dipengaruhi oleh perasaan dan sering terjebak dalam berbagai masalah ekonomi. Mereka memiliki obsesi tertentu untuk mencapai kesuksesan seperti yang telah diraih oleh orang lain, dan sering kali cara yang mereka pilih adalah jalan pintas, seperti bermain judi dengan harapan bisa cepat kaya,” jelasnya.
Video menarik lainnya
Pemerintah Kota Pontianak mengingatkan bahwa bansos tidak untuk judi online dan akan mengawal penggunaannya agar…
PPATK catat 571.410 penerima bansos main judi online. Pemerintah siap evaluasi dan beri sanksi bagi…
Pria di Pasuruan tewas bunuh bibi sendiri karena kecanduan judi online dan terlilit utang, kasus…
https://www.youtube.com/watch?v=4la-9lC4kmI Gibran larang BSU untuk judi online demi memastikan bantuan digunakan produktif. Dorong digitalisasi bansos,…
Kementerian Sosial ancam penerima bansos, akan menjatuhkan sanksi tegas bagi yang terbukti terlibat judi online,…
Tragedi keponakan bunuh bibi karena utang judi online di Pasuruan. Motif sakit hati dan rencana…