Meskipun judi online lebih banyak membawa kerugian daripada keuntungan, aktivitas ini masih marak di masyarakat. Lalu, apa yang menyebabkan sebagian orang tetap menggemarinya? Erlangga Masdiana, seorang kriminolog dari Universitas Indonesia, berpendapat bahwa maraknya judi online disebabkan oleh rasionalitas masyarakat yang telah dikalahkan oleh emosi.
“Kenapa judi online marak? Karena banyak dari masyarakat kita yang sudah tidak rasional lagi. Rasionalitas mereka dikalahkan oleh emosi dan obsesi negatif, seperti keinginan untuk cepat kaya tanpa bersusah payah,” ujar Erlangga.
Ia menambahkan bahwa obsesi ini membuat orang tidak lagi menggunakan akal sehatnya untuk mempertimbangkan apakah ajakan bermain judi itu masuk akal atau tidak. Faktor lain yang mendukung maraknya judi online adalah karena pengaruhnya lebih kuat terhadap kelompok masyarakat menengah ke bawah dibandingkan dengan masyarakat menengah ke atas.
“Kelompok menengah ke bawah cenderung lebih dipengaruhi oleh perasaan dan sering terjebak dalam berbagai masalah ekonomi. Mereka memiliki obsesi tertentu untuk mencapai kesuksesan seperti yang telah diraih oleh orang lain, dan sering kali cara yang mereka pilih adalah jalan pintas, seperti bermain judi dengan harapan bisa cepat kaya,” jelasnya.
Video menarik lainnya
Mengungkap kontroversi Katak Biser sebagai influencer judi online dengan 3M followers. Kerugian negara mencapai Rp600…
Polda Metro Jaya memburu Katak Bizer yang diduga mempromosikan judi online via live streaming. Kominfo…
Polres Metro Jakarta Barat mengungkap kasus situs judi online dengan omset Rp60 juta per hari.…
Investigasi dampak judi online: Rp600 triliun uang rakyat terserap dalam 5 tahun. PPATK: Rp327 triliun…
Ayah di Tangerang jual bayi 11 bulan seharga Rp15 juta untuk judi online, tanpa sepengetahuan…
Seorang suami di Tangerang tega menjual anak bayi Rp15 juta untuk bermain judi online, tanpa…